Ospek Daring, Positif dan Negatifnya Buat Mahasiswa Baru
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi COVID-19 masih terus berlanjut, terus nasib masa orientasi mahasiswa baru mesti gimana, nih?
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) berdampak signifikan pada pelaksanaan ospek mahasiswa baru untuk tahun 2020. Langkah-langkah perubahan besar pun terpaksa diambil.
Nah, berikut adalah sisi positif dan negatif dari ospek daring, yang dirangkum dari hasil wawancara dengan Koordinator Umum Pelatihan Pembelajaran Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB) UGM 2020, Muhammad Trianda Kusuma, serta Project Officer Penerimaan Raya Mahasiswa Baru (Prabu) Unpad 2020, Ernest Alija Ash Shiddiqi.
KELEBIHAN OSPEK DARING
1. MENDORONG KITA BERSIKAP ADAPTIF
Foto: Pexels
Menurut Ernest, ospek daring jadi suatu pembuktian mahasiswa dalam menyikapi perubahan. “Ini menjadi pengalaman yang luar biasa dalam membangun sesuatu dari nol. Bisa menjadi baseline evaluasi juga untuk kepanitiaan lain di kampus,” jelas Ernest.
Sementara Trianda merasa kerja kerasnya lebih terasa karena butuh penyesuaian yang baru. ( )
2. BISA TETAP DI RUMAH
Foto: Pexels
Pengembangan dari PJJ ini bikin mahasiswa dari luar kota pun bisa tetap ikut ospek daring meski di rumah aja.
3. MELAKUKAN OPTIMALISASI TEKNOLOGI
Foto: Pexels
Diterangkan Trianda, bahwa platform yang digunakan untuk PPSMB UGM salah satunya adalah asinkronus (penugasan yang bisa diunduh) dan sinkronus. Selain itu, juga melalui sistem situs web yang bisa diakses di dekstop maupun ponsel, dan bisa interaktif. Jadi, ini mengganti bentuk konvensional dari bentuk fasilitator menjadi bentuk baru, tanpa mengurangi esensi dan fungsi ospek.
4. BELAJAR KELUAR DARI ZONA NYAMAN
Foto: Unpad.ac.id
Kondisi pandemi memaksa kita menyesuaikan diri, dan membuat jiwa kreatif kita muncul. “Bertahun-tahun ospek dilakukan dengan format yang sama, tapi memang berbeda penyajian dan konten setiap tahunnya. Butuh memutar otak untuk keluar dari konvensional menjadi digital,” ungkap Ernest. ( )
KEKURANGAN OSPEK DARING
1. MOTIVASI MENURUN
Foto: Pexels
“Sumber daya manusia gak full dan antusiasme menurun,” ujar Trianda saat ditanya tentang sisi negatif ospek daring. Untuk mengatasi masalah tersebut, timnya berusaha memperkuat ikatan dan mengakomodir teman-teman yang ada di Yogya.
“Semangat, ekspektasi dan motivasi menurun, engagement panitianya yang perlu dijaga,” tambah Ernest.
2. BISA TERJADI SALAH KOMUNIKASI
Foto: Pexels
Ospek daring rentan terjadi kesalahan menangkap pesan karena terkendala jarak dan jaringan internet. Bukan cuma untuk kalangan panitia aja, tapi juga pada mahasiswa baru yang jumlahnya masif. “Ada perbedaan persepsi. Gak ketemu langsung, tuh, beda banget,” ucap Trianda.
Ernest memberikan tips supaya hal tersebut bisa diminimalisir dalam lingkup internal panitia. Caranya dengan menghadirkan program saling mengenal internal dari tim Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Prabu Unpad.
3. AKSES JARINGAN INTERNET TIDAK MERATA
Foto: Pexels
Pemerataan akses jaringan internet menjadi masalah besar. “Bagi kami, untuk mengantisipasinya dengan menganalisis kebutuhan dan ketersebaran teman-teman Gamada (Gajah Mada Muda),” ungkap Trianda.
Dengan mengetahi penyebaran mahasiswa baru, panitia dan universitas bisa memberikan perlakuan serta bantuan yang tepat bagi yang membutuhkan. Ernest juga menambahkan bahwa perlunya melakukan pengawasan kualitas terkait dengan IT, server, dan situs web kepada tim ahli. Sistem yang baik diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas.
4. BUTUH KUOTA INTERNET BESAR
Foto: Pexels
Penggunaan kuota yang besar menyebabkan durasi pelaksanaan ospek daring lebih singkat dibanding ospek tatap muka. Walau begitu, pengenalan nilai-nilai kampus tetap jadi prioritas. ( )
PPSMB UGM mengedepankan nilai kekeluargaan, kerakyatan, anti-bullying, anti-kekerasan, nilai Pancasila, dan nilai ke-UGM-an. Sedangkan Prabu Unpad mengedepankan nilai kesundaan dan nilai kebangsaan.
“Ada kejutan baru, juga jaga ekspektasi dan maintain motivasi. Realistis dengan keadaan. Motivasi tetep di-keep. Sehingga bisa menerima dan melakukan yang terbaik,” tutur Ernest.
Rhayza Salsabila
Kontributor GenSINDO
Universitas Padjajaran
Instagram: @rhayzasalsabila
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) berdampak signifikan pada pelaksanaan ospek mahasiswa baru untuk tahun 2020. Langkah-langkah perubahan besar pun terpaksa diambil.
Nah, berikut adalah sisi positif dan negatif dari ospek daring, yang dirangkum dari hasil wawancara dengan Koordinator Umum Pelatihan Pembelajaran Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB) UGM 2020, Muhammad Trianda Kusuma, serta Project Officer Penerimaan Raya Mahasiswa Baru (Prabu) Unpad 2020, Ernest Alija Ash Shiddiqi.
KELEBIHAN OSPEK DARING
1. MENDORONG KITA BERSIKAP ADAPTIF
Foto: Pexels
Menurut Ernest, ospek daring jadi suatu pembuktian mahasiswa dalam menyikapi perubahan. “Ini menjadi pengalaman yang luar biasa dalam membangun sesuatu dari nol. Bisa menjadi baseline evaluasi juga untuk kepanitiaan lain di kampus,” jelas Ernest.
Sementara Trianda merasa kerja kerasnya lebih terasa karena butuh penyesuaian yang baru. ( )
2. BISA TETAP DI RUMAH
Foto: Pexels
Pengembangan dari PJJ ini bikin mahasiswa dari luar kota pun bisa tetap ikut ospek daring meski di rumah aja.
3. MELAKUKAN OPTIMALISASI TEKNOLOGI
Foto: Pexels
Diterangkan Trianda, bahwa platform yang digunakan untuk PPSMB UGM salah satunya adalah asinkronus (penugasan yang bisa diunduh) dan sinkronus. Selain itu, juga melalui sistem situs web yang bisa diakses di dekstop maupun ponsel, dan bisa interaktif. Jadi, ini mengganti bentuk konvensional dari bentuk fasilitator menjadi bentuk baru, tanpa mengurangi esensi dan fungsi ospek.
4. BELAJAR KELUAR DARI ZONA NYAMAN
Foto: Unpad.ac.id
Kondisi pandemi memaksa kita menyesuaikan diri, dan membuat jiwa kreatif kita muncul. “Bertahun-tahun ospek dilakukan dengan format yang sama, tapi memang berbeda penyajian dan konten setiap tahunnya. Butuh memutar otak untuk keluar dari konvensional menjadi digital,” ungkap Ernest. ( )
KEKURANGAN OSPEK DARING
1. MOTIVASI MENURUN
Foto: Pexels
“Sumber daya manusia gak full dan antusiasme menurun,” ujar Trianda saat ditanya tentang sisi negatif ospek daring. Untuk mengatasi masalah tersebut, timnya berusaha memperkuat ikatan dan mengakomodir teman-teman yang ada di Yogya.
“Semangat, ekspektasi dan motivasi menurun, engagement panitianya yang perlu dijaga,” tambah Ernest.
2. BISA TERJADI SALAH KOMUNIKASI
Foto: Pexels
Ospek daring rentan terjadi kesalahan menangkap pesan karena terkendala jarak dan jaringan internet. Bukan cuma untuk kalangan panitia aja, tapi juga pada mahasiswa baru yang jumlahnya masif. “Ada perbedaan persepsi. Gak ketemu langsung, tuh, beda banget,” ucap Trianda.
Ernest memberikan tips supaya hal tersebut bisa diminimalisir dalam lingkup internal panitia. Caranya dengan menghadirkan program saling mengenal internal dari tim Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Prabu Unpad.
3. AKSES JARINGAN INTERNET TIDAK MERATA
Foto: Pexels
Pemerataan akses jaringan internet menjadi masalah besar. “Bagi kami, untuk mengantisipasinya dengan menganalisis kebutuhan dan ketersebaran teman-teman Gamada (Gajah Mada Muda),” ungkap Trianda.
Dengan mengetahi penyebaran mahasiswa baru, panitia dan universitas bisa memberikan perlakuan serta bantuan yang tepat bagi yang membutuhkan. Ernest juga menambahkan bahwa perlunya melakukan pengawasan kualitas terkait dengan IT, server, dan situs web kepada tim ahli. Sistem yang baik diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas.
4. BUTUH KUOTA INTERNET BESAR
Foto: Pexels
Penggunaan kuota yang besar menyebabkan durasi pelaksanaan ospek daring lebih singkat dibanding ospek tatap muka. Walau begitu, pengenalan nilai-nilai kampus tetap jadi prioritas. ( )
PPSMB UGM mengedepankan nilai kekeluargaan, kerakyatan, anti-bullying, anti-kekerasan, nilai Pancasila, dan nilai ke-UGM-an. Sedangkan Prabu Unpad mengedepankan nilai kesundaan dan nilai kebangsaan.
“Ada kejutan baru, juga jaga ekspektasi dan maintain motivasi. Realistis dengan keadaan. Motivasi tetep di-keep. Sehingga bisa menerima dan melakukan yang terbaik,” tutur Ernest.
Rhayza Salsabila
Kontributor GenSINDO
Universitas Padjajaran
Instagram: @rhayzasalsabila
(it)