Ini 7 Hal yang Kamu Perlu Kamu Tahu tentang Emosimu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Saat kecil dulu, banyak di antara kita yang diajarkan untuk menahan emosi. Padahal, hal ini bisa jadi masalah saat kita besar.
Waktu kecil, tiap kali kita menangis atau marah, orang tua atau pengasuh kita biasanya akan meminta kita untuk berhenti dan diam. Mereka berkata bahwa hal itu gak bagus dan kita gak boleh melakukannya karena bisa menyusahkan orang lain.
Saat kita marah, hormon stres bisa memenuhi tubuh kita dan membuat kita susah untuk berpikir rasional.Respons tiap orang terhadap rasa marah pun beragam, mulai dari memendamnya, menyangkal, hingga meluapkan.
Nah, respons terhadap rasa marah yang kita punya sejak kecil ternyata berpengaruh saat kita dewasa. Berita baiknya, kalau kita punya cara mengatasi amarah yang buruk, hal ini bisa dipulihkan dengan mempelajari beberapa hal yang berkaitan dengan rasa marah.
Melansir dari Psychology Today, dengan mempelajari hal ini, kita bisa menyalurkan rasa marah kita dengan lebih baik.
1. KEMARAHAN YANG DITAHAN SEPERTI GUNUNG API YANG SIAP MELEDAK
Foto:Andre Hunter/Unsplash
Rasa marah bisa membuat orang lain merasa gak nyaman atau takut. Inilah yang bikin orang tua terbiasa mengajarkan anaknya untuk memendam rasa marah ketimbang menyalurkannya. Celakanya, hal ini bisa bikin rasa marah tersebut menumpuk dan bisa meledak suatu waktu, persis seperti magma di gunung berapi.
2. KEMARAHAN SEBENARNYA SEDANG MENCOBA BERBICARA PADAMU
Foto:Alex Iby/Unsplash
Rasa marah yang kita rasakan adalah cara tubuh kita memberi tahu bahwa ada sesuatu yang menganggunya. Kalau seseorang mengatakan atau melakukan sesuatu yang membuat kita marah, dan kita mengabaikan rasa marah tersebut, berarti kita mengabaikan apa yang orang itu lakukan. Padahal, kalau hal yang orang lain lakukan itu udah keterlaluan, seharusnya kita menegurnya agar berhenti melakukannya.
3. TUBUHMU MEMBERI TAHU SAAT KAMU MARAH
Foto:Camila Quintero/Unsplash
Rasa marah bisa berkembang dengan cepat tanpa kita sadari, hingga pada akhirnya tubuh kita telanjur bereaksi. Nah, makanya Kita perlu belajar mengenali tanda-tanda kemarahan yang terjadi pada diri kita, misalnya wajah yang memanas atau leher yang tertekan.
Dengan begitu, akan ada jeda waktu untuk kita berpikir tentang pemicu kemarahan dan reaksi yang akan kita berikan. Dengan jeda ini, kita jadi bisa berpikir lebih jernih dan rasional.
4. REAKSI MARAH BISA DIKONTROL
Foto:Priscilla Du Preez/Unsplash
Saat seseorang mengatakan suatu hal yang menyakitkan, ini bisa bikin kita marah dan melakukan hal yang kurang baik. Reaksi refleks gara-gara kita marah sebenarnya bisa kita kendalikan.
Kita bisa berpikir dulu untuk bisa berbicara atau bertindak dengan cara yang paling tepat sebelum meresponsnya, dan menahan reaksi refleks yang muncul secara berlebihan.
5. MASA KECILMU MASIH MEMBUAT KAMU MARAH
Foto:Eric Ward/Unsplash
Pengalaman-pengalaman kurang baik yang kita dapatkan sewaktu kecil sangat mungkin membentuk kita hari ini. Misalnya, saat kecil ayah sering mengatakan kalau kita bodoh tiap kali kita salah mengerjakan sesuatu.
Karena hal itu, kita jadi takut melakukan kesalahan karena gak mau kena kritik atau dikatai bodoh, bahkan hingga saat ini. Padahal, kritik adalah suatu hal yang dibutuhkan agar kita bisa menjadi lebih baik lagi ke depannya.
6. EMOSI BERLEBIH LAMA-LAMA BISA MENGHANCURKAN HUBUNGAN
Foto: kristincoaching.com
Kalau kita mencoba untuk berbicara dengan orang lain saat emosi kita lagi gak stabil, gak ada hal baik yang akan kita dapat. Kita cuma bakal saling menimpa omongan dan berpikir gimana caranya memenangkan pertengkaran. Gak ada yang berusaha untuk mencoba mendengarkan. Inilah yang lama-lama bisa merusak hubungan yang terjalin antara kita dan orang tersebut.
7. MENGERTI ADALAH KEBALIKAN DARI REAKSI BERLEBIHAN
Foto: iStock/Getty Images
Hubungan yang baik bukanlah hasil sulap. Rasa marah yang ditangani dengan cara yang kurang tepat akan membuat kita gak bisa mendapatkan yang kita butuhkan dan inginkan di dalam hidup. Sifat perhatian dan pengertian adalah kebalikan dari sifat reaktif dan hal inilah yang bisa membawa kebaikan dalam hidup kita.
Langkah pertama yang harus kita lakukan untuk mengubah cara kita berinteraksi dengan orang lain adalah dengan mengidentifikasi masalah dan menerima tanggung jawab yang kita miliki.
Kita bisa memulainya dengan melakukan evaluasi diri terhadap segala yang terjadi di sekitar kita. Lalu kita memproses perasaan yang kita rasakan tentang hal tersebut, lalu mengubah cara berpikir dan berperilaku agar tidak lagi reaktif, dan berpikir lebih matang dan panjang. Bisa gak, nih?
Iffah Sulistyawati Hartana
Kontributor GenSINDO
Institut Teknologi Bandung
Instagram: @iffahshrtn
Waktu kecil, tiap kali kita menangis atau marah, orang tua atau pengasuh kita biasanya akan meminta kita untuk berhenti dan diam. Mereka berkata bahwa hal itu gak bagus dan kita gak boleh melakukannya karena bisa menyusahkan orang lain.
Saat kita marah, hormon stres bisa memenuhi tubuh kita dan membuat kita susah untuk berpikir rasional.Respons tiap orang terhadap rasa marah pun beragam, mulai dari memendamnya, menyangkal, hingga meluapkan.
Nah, respons terhadap rasa marah yang kita punya sejak kecil ternyata berpengaruh saat kita dewasa. Berita baiknya, kalau kita punya cara mengatasi amarah yang buruk, hal ini bisa dipulihkan dengan mempelajari beberapa hal yang berkaitan dengan rasa marah.
Melansir dari Psychology Today, dengan mempelajari hal ini, kita bisa menyalurkan rasa marah kita dengan lebih baik.
1. KEMARAHAN YANG DITAHAN SEPERTI GUNUNG API YANG SIAP MELEDAK
Foto:Andre Hunter/Unsplash
Rasa marah bisa membuat orang lain merasa gak nyaman atau takut. Inilah yang bikin orang tua terbiasa mengajarkan anaknya untuk memendam rasa marah ketimbang menyalurkannya. Celakanya, hal ini bisa bikin rasa marah tersebut menumpuk dan bisa meledak suatu waktu, persis seperti magma di gunung berapi.
2. KEMARAHAN SEBENARNYA SEDANG MENCOBA BERBICARA PADAMU
Foto:Alex Iby/Unsplash
Rasa marah yang kita rasakan adalah cara tubuh kita memberi tahu bahwa ada sesuatu yang menganggunya. Kalau seseorang mengatakan atau melakukan sesuatu yang membuat kita marah, dan kita mengabaikan rasa marah tersebut, berarti kita mengabaikan apa yang orang itu lakukan. Padahal, kalau hal yang orang lain lakukan itu udah keterlaluan, seharusnya kita menegurnya agar berhenti melakukannya.
3. TUBUHMU MEMBERI TAHU SAAT KAMU MARAH
Foto:Camila Quintero/Unsplash
Rasa marah bisa berkembang dengan cepat tanpa kita sadari, hingga pada akhirnya tubuh kita telanjur bereaksi. Nah, makanya Kita perlu belajar mengenali tanda-tanda kemarahan yang terjadi pada diri kita, misalnya wajah yang memanas atau leher yang tertekan.
Dengan begitu, akan ada jeda waktu untuk kita berpikir tentang pemicu kemarahan dan reaksi yang akan kita berikan. Dengan jeda ini, kita jadi bisa berpikir lebih jernih dan rasional.
4. REAKSI MARAH BISA DIKONTROL
Foto:Priscilla Du Preez/Unsplash
Saat seseorang mengatakan suatu hal yang menyakitkan, ini bisa bikin kita marah dan melakukan hal yang kurang baik. Reaksi refleks gara-gara kita marah sebenarnya bisa kita kendalikan.
Kita bisa berpikir dulu untuk bisa berbicara atau bertindak dengan cara yang paling tepat sebelum meresponsnya, dan menahan reaksi refleks yang muncul secara berlebihan.
5. MASA KECILMU MASIH MEMBUAT KAMU MARAH
Foto:Eric Ward/Unsplash
Pengalaman-pengalaman kurang baik yang kita dapatkan sewaktu kecil sangat mungkin membentuk kita hari ini. Misalnya, saat kecil ayah sering mengatakan kalau kita bodoh tiap kali kita salah mengerjakan sesuatu.
Karena hal itu, kita jadi takut melakukan kesalahan karena gak mau kena kritik atau dikatai bodoh, bahkan hingga saat ini. Padahal, kritik adalah suatu hal yang dibutuhkan agar kita bisa menjadi lebih baik lagi ke depannya.
6. EMOSI BERLEBIH LAMA-LAMA BISA MENGHANCURKAN HUBUNGAN
Foto: kristincoaching.com
Kalau kita mencoba untuk berbicara dengan orang lain saat emosi kita lagi gak stabil, gak ada hal baik yang akan kita dapat. Kita cuma bakal saling menimpa omongan dan berpikir gimana caranya memenangkan pertengkaran. Gak ada yang berusaha untuk mencoba mendengarkan. Inilah yang lama-lama bisa merusak hubungan yang terjalin antara kita dan orang tersebut.
7. MENGERTI ADALAH KEBALIKAN DARI REAKSI BERLEBIHAN
Foto: iStock/Getty Images
Hubungan yang baik bukanlah hasil sulap. Rasa marah yang ditangani dengan cara yang kurang tepat akan membuat kita gak bisa mendapatkan yang kita butuhkan dan inginkan di dalam hidup. Sifat perhatian dan pengertian adalah kebalikan dari sifat reaktif dan hal inilah yang bisa membawa kebaikan dalam hidup kita.
Langkah pertama yang harus kita lakukan untuk mengubah cara kita berinteraksi dengan orang lain adalah dengan mengidentifikasi masalah dan menerima tanggung jawab yang kita miliki.
Kita bisa memulainya dengan melakukan evaluasi diri terhadap segala yang terjadi di sekitar kita. Lalu kita memproses perasaan yang kita rasakan tentang hal tersebut, lalu mengubah cara berpikir dan berperilaku agar tidak lagi reaktif, dan berpikir lebih matang dan panjang. Bisa gak, nih?
Iffah Sulistyawati Hartana
Kontributor GenSINDO
Institut Teknologi Bandung
Instagram: @iffahshrtn
(it)