Minat Baca Remaja Meningkat, tapi Cerita Romantisasi Perilaku Menyimpang juga Menjamur

Rabu, 21 Juli 2021 - 21:31 WIB
loading...
A A A
Tapi meski Ananda suka membaca cerita semacam itu, ia menjelaskan bahwa ia tidak ingin memiliki pasangan dengan perilaku menyimpang. “Aku maunya cowok kayak gitu cuma di khayalan aku aja. Aku cuma suka sama ceritanya karena menurutku itu romantis,” katanya.

Minat Baca Remaja Meningkat, tapi Cerita Romantisasi Perilaku Menyimpang juga Menjamur

Foto: Unsplash

Pemikiran Ananda sejalan dengan yang dituturkan Ranesha Naura, yang juga merupakan pelajar SMP. Ranesha mengungkapkan bahwa ia memang pernah membaca cerita dewasa maupun cerita dengan tokoh yang memiliki perilaku menyimpang, tapi baginya perilaku menyimpang semacam itu bukanlah perilaku yang dianggapnya romantis.

“Gue selalu memposisikan diri gue sebagai pemain cerita biar dapet feel-nya. Makanya kalo posesif gitu gue enggak suka,” jelasnya.

Ranesha menambahkan bahwa sebenarnya cerita semacam itu memang cukup banyak disukai. Secara umum mungkin sampai menyentuh ribuan pembaca, tapi pasti ada juga yang memiliki pembaca sampai jutaan.

Pandangan Psikolog Anak dan Remaja

Kemungkinan terburuk yang bisa terjadi karena banyaknya terpaaan cerita dewasa dan cerita yang meromantisasi perilaku menyimpang terhadap anak di bawah umur dijelaskan oleh psikolog anak dan remaja Stella Sriwulandari.

“Dari sisi psikologi, terlalu banyak melihat konten bermuatan pornografi dapat menjadi salah satu indikasi ketagihan atau addict. Kalau sudah addict dengan sesuatu, kehidupan sehari-hari bisa terganggu karena fokusnya terus pada hal tersebut. Emosi juga tidak terkendali terutama saat terhalang memenuhi keinginannya,” ujar Stella menjelaskan.

Selama tumbuh dewasa anak jadi memiliki imajinasi seksual yang disukai, yang membuatnya ingin memenuhi imajinasi itu bersama pasangannya. Sedangkan secara sosial, menganggap lawan jenis sebagai objek seksual yang harus memenuhi kebahagiaannya saja. Remaja yang ketagihan dengan pornografi biasanya akan lebih menarik diri karena lebih senang menyendiri dengan imajinasinya.

Namun perlu diingat bahwa pengaruh yang akan didapatkan seorang anak dari tulisan semacam itu juga bergantung pada cara lingkungan sekitar mendidik mereka. Seperti yang dikatakan psikolog anak dan remaja Ni Kadek Ayu Duwi Sawitri.

“Di mana pun anak atau remaja membaca cerita bergenre dewasa, jika tidak dengan pengawasan orang tua pastinya akan memengaruhi cara pandang mereka terkait hubungan dan pemahaman tentang seksualitas. Sehingga anak bisa menggunakan nilai yang diperoleh dari hubungan di dalam cerita (yang bermuatan konten dewasa dan meromantisasi perilaku menyimpang),” jelasnya.

Minat Baca Remaja Meningkat, tapi Cerita Romantisasi Perilaku Menyimpang juga Menjamur

Foto: American Genius

Ia menambahkan, jika anak sampai meyakininya tanpa melihat realita dan kurangnya diskusi yang tepat, maka akan digunakan sebagai patokan untuk menjalin suatu hubungan. Sehingga hubungan yang benar atau seharusnya itu dianggapnya seperti (yang ada di cerita) itu.

"Sehingga saat ini banyak yang menjalani toxic relationship walau tidak sepenuhnya karena membaca suatu cerita dari Wattpad. Ada faktor penting lain yang bisa menyebabkannya, seperti kurangnya kasih sayang, rasa bersalah yang tinggi, terlalu bergantung pada pasangannya,” imbuh Ni Kadek Ayu.

Baca Juga: 15 Lagu Indonesia Jadul yang Viral Lagi Gara-Gara TikTok

Siasat yang Bisa Dilakukan

Mungkin banyak yang belum tahu, tapi Wattpad menyediakan preferensi konten pada beranda Wattpad penggunanya. Kalau mematikan tombol tersebut maka tak akan lagi ada cerita dewasa yang direkomendasikan di beranda Wattpad penggunanya. Ada juga pilihan untuk memblokir tagar yang tidak diinginkan.

Minat Baca Remaja Meningkat, tapi Cerita Romantisasi Perilaku Menyimpang juga Menjamur

Foto: Wattpad

Namun Ayu berpesan untuk para orang tua dan orang dewasa terkait hal ini bahwa apa pun yang dibaca anak harus tetap diawasi. "Berikan waktu dan perhatian untuk dapat berdiskusi pada anak sehingga orang tua bisa memberikan masukan atau pandangan yang lebih luas pada anak,” ungkapnya.

Vania Ramadhani
Kontributor GenSINDO
Universitas Al Azhar Indonesia
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5127 seconds (0.1#10.140)