Terlalu Baik? Ini 7 Gejala Kamu Terkena ‘The Nice Girl Syndrome’

JAKARTA - Menjadi orang baik adalah hal yang penting dan diperlukan, tapi sampai batas mana seseorang harus berbuat baik? Apakah dengan selalu memenuhi ekspektasi orang akan citra ‘baik’ kita?

Dalam urusan berusaha keras untuk terlihat baik, perempuan merupakan orang yang rentan menjadi korban tuntutan dan ekspektasi masyarakat sehingga mereka akan selalu menjaga tingkah laku mereka dengan baik. Masyarakat masih menganggap bahwa perempuan ideal adalah sosok yang tanpa cela.

Melansir dari Forbes , Dr. Lois Frankl dalam penelitiannya bersama 450 perempuan bertanya mengenai nasihat yang didapatkan oleh mereka saat masih anak-anak.

Mereka pun rata-rata menjawab untuk selalu bersikap baik dan harus selalu tampil menarik karena mereka tidak bisa secerdas anak laki-laki.

Nyatanya, sebagai manusia, melakukan kesalahan adalah hal lumrah. Namun, nasihat mengenai sifat positif yang harus selalu kita tunjukkan kepada orang lain ternyata bisa membuat kita tertekan.

Stigma yang dibuat sejak kecil bisa membentuk kepribadian kita. Apabila diterapkan sesuai porsi tentu akan ada umpan balik yang baik untuk diri kita. Nah, bagaimana kalau sebaliknya?

The Nice Girl Syndrome (NGS) menurut Beverly Engel dalam bukunya "The Nice Girl Syndrome" adalah ketika seseorang lebih peduli pada perkataan orang lain terhadap dirinya daripada pikirannya sendiri. Penderita NGS biasanya cenderung lebih pasif dan penurut.

Meskipun orang lain terlihat senang terhadap sikap baik tersebut, ternyata terus-terusan bersikap demikian juga melelahkan. Penderita NGS akan merasa tertekan karena terus membohongi dirinya sendiri.

Seorang penulis bernama Racula Popescu pun membagikan pengalamannya saat ia mengalami gejala The Nice Girl Syndrome. Ia juga menjelaskan gejala-gejala yang dialami beserta saran untuk mengatasinya. Berikut adalah tujuh gejalanya.

1. SELALU MUNCUL PERASAAN “SAYA TIDAK CUKUP BAIK”

Foto: Shutterstock

Penderita NGS akan selalu merasa dirinya tidak cukup baik untuk memenuhi ekspektasi orang. Mereka akan selalu menyalahkan dirinya sendiri apabila orang lain tidak memberikan umpan balik terhadap dirinya. Mereka akan selalu melakukan banyak hal untuk dicintai.

Pada kenyataannya, untuk membuat diri dicintai oleh semua orang adalah mustahil. Bahkan sebaik-baiknya orang di dunia, pasti akan selalu ada yang membenci.

Racula menyarankan untuk mulai menerima dan mencintai diri sendiri apa adanya. Mulailah untuk berani berkata, “Saya mencintai dan menerima diri saya sekarang” saat pikiran negatif mengenai diri ‘tidak cukup baik’ muncul.

2. SULIT UNTUK BERKATA “TIDAK”

Foto: Deposit Photos

Penderita NGS tidak akan mudah untuk menolak, padahal hal itu akan memberatkan dirinya. Untuk dipandang baik, mereka akan cenderung mengorbankan dirinya sehingga sulit untuk berkata “tidak”.

Misalnya adalah saat seseorang meminta pertolongan untuk mengerjakan tugasnya karena ia punya keperluan mendesak, padahal saat penderita NGS sedang sibuk dengan urusan yang sudah mendekati tenggat waktu (deadline).

Setelah melakukan pekerjaan orang lain, mereka akan merasa senang karena ia akan dipuji. Selain itu, mereka akan dianggap baik karena telah menolong.

Mulailah untuk menerapkan skala prioritas. Jangan pernah takut untuk berkata “tidak” terhadap hal-hal yang memberatkan diri. Pikirkanlah secara matang dan jangan terburu-buru saat mengambil keputusan.

Baca Juga: 5 Contoh Teks Terakhir yang Dikirim si Tukang Ghosting

3. TAKUT UNTUK MEMBUAT KESAL ORANG LAIN

Foto: Shutterstock

Saat melihat seseorang dengan outfit yang tidak sesuai, penderita NGS cenderung untuk mengatakan, “Itu keren!” alih-alih menegur karena takut untuk menyakiti perasaannya.

Mereka akan selalu berhati-hati dan merasa kalau mereka bertanggung jawab atas perasaan orang lain. Padahal berkata jujur terhadap orang lain justru akan lebih baik.

Yang harus dilakukan adalah mulai berani berpendapat dengan sopan. Mungkin beberapa orang akan terkejut, tapi kalau dikatakan dengan baik, mereka justru akan menghargai dan mengapresiasinya.

4. TAKUT UNTUK MEMUTUSKAN SESUATU

Foto: Pixabay

Berkaitan dengan hubungan, penderita NGS akan sulit keluar dari hubungan beracun (toxic relationship). Mereka malah akan terus-terusan memuaskan ekspektasi dari pasangan beracunagar ia tidak meninggalkannya.

Padahal di depannya terdapat orang lain yang lebih baik dan siap untuk menerima mereka. Namun, karena perasaan tidak enak dan takut untuk menyakiti perasaan pasangan beracun, penderita NGS akan merasa takut.

Solusinya adalah mulailah terbuka kepada orang lain dan diri sendiri. Mengungkapkan keresahan dan meminta nasihat tidak akan membuat diri tampak lemah. Pikirkanlah baik-baik bahwa kalau orang itu mencintaimu, maka ia tidak akan berusaha untuk membuatmu tertekan.

5. SELALU MENDAHULUKAN ORANG LAIN

Foto: Pixabay

Penderita NGS sulit untuk membedakan kebutuhan orang lain dengan kebutuhan untuk dirinya sendiri. Mereka akan selalu melakukan banyak hal untuk orang lain, sedangkan dirinya terabaikan.

Misalnya adalah saat mereka mengingat ulang tahun setiap orang di kantor dan selalu memberikan hadiah. Padahal saat itu kondisi ekonominya sedang tidak baik dan mereka seharusnya punya prioritas lain yang lebih penting.

Apa yang harus dilakukan? Pikirkanlah orang lain secukupnya dan tahu skala prioritas. Selalu ingat bahwa memenuhi kebutuhan diri sendiri itu sebaiknya didahulukan daripada orang lain.

6. SELALU TERSENYUM DALAM KEADAAN APA PUN

Foto: Every Pixel

Tersenyum mungkin akan membuat dunia lebih indah. Namun, penderita NGS akan terus-terusan tersenyum setiap saat. Bahkan saat perasaannya sedang tidak baik-baik saja.

Mereka akan menggunakan topeng dan cenderung tidak dapat mengekspresikan perasaan sebenarnya. Selain membohongi orang lain, mereka juga berbohong kepada diri sendiri.

Mulailah untuk berkaca dan melihat senyum yang diberikan kepada orang lain. Cobalah untuk memvalidasi perasaanmu saat sedang tidak baik-baik saja. Tidak perlu untuk terus tersenyum karena it’s okay not to be okay!

7. TAKUT UNTUK MENERIMA KRITIK



Foto: Pixabay

Gejala terakhir ini adalah ancaman terbesar bagi penderita NGS. Mereka merasa gelisah karena citra ‘baik’nya akan tercoreng saat dikritik. Kata-kata kritik akan diproses sebagai kata-kata negatif oleh mereka.

Untuk mengatasinya, hal yang dilakukan adalah menerima. Dalam proses pembelajaran, manusia pasti akan mengalami kesalahan yang cukup banyak. Oleh karena itu, tak jarang kritik muncul untuk membuat diri menjadi lebih baik.

Kritik juga bisa berbagai macam bentuknya. Selalu ingat bahwa kita tidak bisa mengatur dan memaksakan yang orang lain katakan terhadap diri kita.

Baca Juga: 10 Kalimat Bijak Suga BTS untuk Bantu Kamu Jalani Masa Muda

Jangan lupa untuk selalu kenali dirimu. Mulailah untuk menerima bagaimana pun dirimu karena kita semua berharga. Ingatlah bahwa mencintai diri sendiri tingkatannya lebih tinggi daripada mencintai orang lain.

Tetap lakukan hal-hal baik yang sesuai dengan kemampuan dirimu, ya!

Alifia Putri Yudanti
Kontributor GenSINDO
Unversitas Indonesia
Twitter: @shcsei