CERMIN: George Miller adalah Seorang Feminis

Sabtu, 25 Mei 2024 - 09:54 WIB
loading...
CERMIN: George Miller adalah Seorang Feminis
Film Furiosa: a Mad Max Saga menampilkan sosok perempuan yang melewati banyak peristiwa pahit dan dengan cepat beradaptasi. Foto/Warner Bros. Pictures
A A A
JAKARTA - Tahun 2015. Dalam sebuah wawancara menarik yang dilakukannya dengan media terkemuka Vanity Fair, George Miller mengemukakan bahwa dirinya kini adalah seorang feminis.

“I’ve gone from being very male dominant to being surrounded by magnificent women. I can’t help but be a feminist,“ ujarnya kepada jurnalis, Katie Rich.

Setelah menyaksikan film Mad Max: Fury Road (2015), kita tahu bahwa yang diucapkan George bukanlah sekadar untuk mempromosikan filmnya. Dengan segudang pengalaman yang dimilikinya, ia tak takut untuk bertumbuh dan memiliki nyali besar untuk menempatkan perempuan sebagai pusat dari semesta ceritanya.



Mad Max: Fury Road memperlihatkannya dengan keras, kasar, dan terang-terangan. Kita melihat bagaimana aktris kelas Oscar, Charlize Theron, tampil dengan rambut cepak, penampilan gahar, dan tak kenal takut, di tengah segerombolan laki-laki yang bisa memangsanya kapan saja. Di sebuah dunia yang tak kenal aturan yang masih didominasi laki-laki, George dengan jelas memperlihatkan keberpihakannya pada perempuan.

Tak perlu menjadi seorang perempuan untuk menjadi feminis. Kita hanya perlu empati. Selain George, sutradara auteur lainnya seperti Martin Scorsese juga selalu berani memperlihatkan keberpihakan pada tokoh-tokoh perempuan dalam filmnya.

CERMIN: George Miller adalah Seorang Feminis

Foto: Warner Bros. Pictures

Dalam Killers of the Flower Moon, Martin mengambil posisi berada di samping perempuan Indian, Mollie Burkhart. Ia mencoba melihat segala sesuatu dari mata Mollie dan berempati karenanya.

Oleh Kompas, saya pun pernah dianggap sebagai sutradara feminis saat menyutradarai miniseri Asya Story (2020). Miniseri yang diadaptasi dari cerita super populer di Wattpad dan tayang di layanan streaming Genflix ini memusatkan ceritanya pada Asya yang diperkosa oleh kakak kelasnya dan lantas hamil dan merasakan sekujur dunianya runtuh.

Karena saya adalah laki-laki dan dalam cerita-cerita sejenis berfungsi sebagai pelaku, maka saya perlu berhati-hati menempatkan diri saya. Oleh karena itu saya memberi ruang pada diri sendiri untuk mendengarkan yang pernah dialami perempuan seperti Asya, apa yang mereka harus lalui setelah tragedi mengenaskan itu, dan bagaimana mereka lantas terus mencoba berdamai dengan situasi setelahnya.

Butuh waktu hingga sembilan tahun bagi George untuk menempa kembali sudut pandangnya sebagai seorang feminis untuk melanjutkan kisah Furiosa. Tapi karena kini George sudah paham betul di posisi mana ia berada, maka tak sulit bagi kita melihat betapa besar empati George pada karakter fiktif ini.

Betapa sudut pandangnya sebagai seorang feminis justru membuat karakternya tak sekadar tangguh, tapi ia juga menjelma sebagai seorang pejuang sekaligus seorang penyintas.

CERMIN: George Miller adalah Seorang Feminis

Foto: Warner Bros. Pictures

Dalam Furiosa: a Mad Max Saga, kita bertemu Furiosa pada masa mudanya. Dalam sebuah adegan pembuka yang mengesankan dan bergerak sangat cepat, kita melihat awal mula Furiosa terjebak dalam sebuah dunia yang sangat berbeda dari dunia yang dikenalnya.

Dunia Furiosa sebelumnya adalah dunia yang hijau, dunia yang tenteram dan damai. Tiba-tiba dengan begitu saja ia tersedot ke dalam dunia keras-kasar dan tanpa aturan yang membuatnya seketika beradaptasi superkilat.

Furiosa tak pernah diperlihatkan sebagai korban yang meratapi nasib buruk yang menimpanya. Oleh George dengan sudut pandangnya sebagai seorang feminis, Furiosa diperlihatkan menempuh perjalanan panjang bertahun-tahun untuk bisa bertahan dalam dunia asing tersebut.

Preferensi gender karenanya menjadi kabur dan menjadi tak begitu penting baginya. Furiosa hanya mengetahui satu hal: bertahan hidup demi bisa membalaskan dendam atas kematian tragis ibunya.

Dengan plot setipis ini, George paham bagaimana menggerakkan ceritanya. Ia menggerakkannya dengan maksimal, meniupkan ruh ke dalam karakter-karakter di dalamnya dengan menarik, menggunakan segala elemen aksi yang dimilikinya untuk menghasilkan pertunjukan menggelegar tanpa henti.

CERMIN: George Miller adalah Seorang Feminis

Foto: Warner Bros. Pictures

Dalam dunia rekaan George, kita lupa bahwa Furiosa adalah perempuan, bahwa ia sesungguhnya adalah korban. George tak memberi waktu bagi Furiosa untuk meratapi nasib buruknya dan begitulah Furiosa akhirnya bertumbuh, tapi tetap dengan sisi keperempuannya yang kerap kali tak bisa dihindari.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4591 seconds (0.1#10.140)
pixels