Sering Dianggap Negatif, Penggemar Fanatik Ternyata Lebih Bahagia Dibanding yang Tidak
Jum'at, 05 November 2021 - 09:06 WIB
SEOUL - Kamu penggemar berat K-pop , anime , manga, komik, gim, atau klub olahraga tertentu? Menurut hasil penelitian terbaru, para penggemar berat ternyata lebih bahagia dibanding yang tidak.
Penelitian ini dilakukan oleh tim pimpinan profesor Park Hyun-ju dari College of Nursing di Kangwon National University, Korea Selatan. Penelitian tersebut menganalisis kesehatan mental para mahasiswa. Hasilnya dipublikasikan dalam Journal of the Korean Society of School Health.
Dalam penelitian ini, para peneliti membagi para mahasiswa ke dalam dua grup, yaitu "otaku" dan "non-otaku". Otaku adalah istilah bahasa Jepang yang mengacu pada penggemar yang sangat antusias dalam mengagumi sesuatu.
Mereka akan mempelajari hal tersebut secara intens dan mengumpulkan barang terkait hal itu. Contohnya para penggemar grup idol K-pop, penggemar anime dan manga, gim, action figure, dan hobi lainnya.
Foto: Getty Images
Dalam masyarakat umum, kaum "otaku" kerap mendapat stereotip atau prasangka negatif, juga sering dianggap tak pandai bergaul.
Baca Juga: 7 Jutsu Paling Maut yang Ada di Sepanjang Serial Naruto
Dalam penelitian, para mahasiswa ditanya sejumlah pertanyaan, seperti, "Apakah kamu pernah mengabaikan tugasmu demi mengejar ketertarikanmu pada hal tertentu?" dan "Apakah kamu tidak pernah menyesal membelanjakan uangmu, tak peduli seberapa banyaknya, demi membeli kesukaanmu itu?"
Dari pertanyaan-pertanyaan ini, hasilnya adalah sebanyak 30% mahasiswa masuk dalam kategori otaku, sementara 70% lainnya adalah non-otaku. Hasil ini mirip dengan peneltian sebelumnya yang memasukkan 27% responden ke dalam "deokhu", istilah Korea untuk "otaku".
Foto: The Peach Review
Setelah mendapat hasil ini, tim peneliti lantas mengukur aspek kebahagiaan dari dua kategori. Hasilnya, tim otaku mendapat skor 43,17. Sedangkan tim non-otaku mendapat skor 40,21.
"Aktivitas sebagai penggemar berat bisa membahagiakan karena membuat mereka fokus dan terlibat dalam hal yang mereka sukai," ujar Park Hyun-ju, mengutip Korea Times.
Baca Juga: 10 Drama Korea Terfavorit 2021 Pilihan Pelaku Industri, Squid Game Tak Termasuk
Park Hyun-ju juga menekankan bahwa sentimen negatif seperti kemarahan dan kecemasan berlebih (anxiety) pada grup otaku berada dalam tingkat yang rendah.
"Persepsi negatif terhadap mereka harus diubah. Melakukan aktivitas terkait hal yang sangat mereka gemari bisa berkontribusi meningkatkan kesehatan mental anak muda," imbuh peneliti perempuan ini.
Lihat Juga: Mengenal Post-concert Depression, Perasaan Hampa yang Muncul usai Nonton Konser dan Cara Mengatasinya
Penelitian ini dilakukan oleh tim pimpinan profesor Park Hyun-ju dari College of Nursing di Kangwon National University, Korea Selatan. Penelitian tersebut menganalisis kesehatan mental para mahasiswa. Hasilnya dipublikasikan dalam Journal of the Korean Society of School Health.
Dalam penelitian ini, para peneliti membagi para mahasiswa ke dalam dua grup, yaitu "otaku" dan "non-otaku". Otaku adalah istilah bahasa Jepang yang mengacu pada penggemar yang sangat antusias dalam mengagumi sesuatu.
Mereka akan mempelajari hal tersebut secara intens dan mengumpulkan barang terkait hal itu. Contohnya para penggemar grup idol K-pop, penggemar anime dan manga, gim, action figure, dan hobi lainnya.
Foto: Getty Images
Dalam masyarakat umum, kaum "otaku" kerap mendapat stereotip atau prasangka negatif, juga sering dianggap tak pandai bergaul.
Baca Juga: 7 Jutsu Paling Maut yang Ada di Sepanjang Serial Naruto
Dalam penelitian, para mahasiswa ditanya sejumlah pertanyaan, seperti, "Apakah kamu pernah mengabaikan tugasmu demi mengejar ketertarikanmu pada hal tertentu?" dan "Apakah kamu tidak pernah menyesal membelanjakan uangmu, tak peduli seberapa banyaknya, demi membeli kesukaanmu itu?"
Dari pertanyaan-pertanyaan ini, hasilnya adalah sebanyak 30% mahasiswa masuk dalam kategori otaku, sementara 70% lainnya adalah non-otaku. Hasil ini mirip dengan peneltian sebelumnya yang memasukkan 27% responden ke dalam "deokhu", istilah Korea untuk "otaku".
Foto: The Peach Review
Setelah mendapat hasil ini, tim peneliti lantas mengukur aspek kebahagiaan dari dua kategori. Hasilnya, tim otaku mendapat skor 43,17. Sedangkan tim non-otaku mendapat skor 40,21.
"Aktivitas sebagai penggemar berat bisa membahagiakan karena membuat mereka fokus dan terlibat dalam hal yang mereka sukai," ujar Park Hyun-ju, mengutip Korea Times.
Baca Juga: 10 Drama Korea Terfavorit 2021 Pilihan Pelaku Industri, Squid Game Tak Termasuk
Park Hyun-ju juga menekankan bahwa sentimen negatif seperti kemarahan dan kecemasan berlebih (anxiety) pada grup otaku berada dalam tingkat yang rendah.
"Persepsi negatif terhadap mereka harus diubah. Melakukan aktivitas terkait hal yang sangat mereka gemari bisa berkontribusi meningkatkan kesehatan mental anak muda," imbuh peneliti perempuan ini.
Lihat Juga: Mengenal Post-concert Depression, Perasaan Hampa yang Muncul usai Nonton Konser dan Cara Mengatasinya
(ita)
tulis komentar anda