Fakta-fakta Psikologis tentang Perasaan Patah Hati
Sabtu, 27 April 2024 - 17:00 WIB
Foto: cottonbro studio/Pexels
Ketika mengalami patah hati, reaksi kimia yang terjadi di otak kita sering kali membangkitkan emosi yang sulit dikendalikan hingga mengganggu kehidupan kita sehari-hari. Pikiran untuk menghadirkan dan menghidupkan kembali hubungan dengan orang lain saat patah hati membuat kita sulit menjadi produktif dan memulai kegiatan yang baru.
Oleh karena itu dengan mengakui rasa sakit, melanjutkan hidup, dan beraktivitas kembali akan membuat diri kamu menerima kesedihan tersebut dan memahami bahwa proses patah hati akan menjadi suatu pengalaman unik bagi diri kamu.
4. Mengalami Gejala Fisik
Foto: Puwadon Sang-ngern/Pexels
Menurut penelitian American Psychological Association, ketika patah hati, tubuh kamu akan melepaskan kortisol dan hormon stres lainnya yang bisa memicu gejala fisik seperti sakit kepala, nyeri dada, gangguan pencernaan atau bahkan peningkatan risiko penyakit lain pada beberapa individu.
5. Berpartisipasi dalam Studi Putus Cinta Membantu Orang Mengatasi Putus Cinta
Foto: Christina Morillo/Pexels
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan oleh Social Psychological and Personality Science, menemukan mereka yang ikut serta dalam studi tentang patah hati memperoleh wawasan yang lebih tentang dinamika emosional, psikologis, dan sosial tentang patah hati.
Hal tersebut dapat membantu kamu mengerti mengapa mereka merasakan patah hati dan bagaimana cara memulihkan diri.
Tidak ada batasan waktu untuk bersedih ketika patah hati. melalui pemahaman yang lebih baik tentang beberapa fakta-fakta ketika patah hati ini, tentu kita dapat memberikan afirmasi positif serta dukungan yang lebih baik kepada mereka yang mengalami patah hati.
Meisha Mukti
Kontributor GenSINDO
tulis komentar anda