Ini 11 Jenis Diet, Cek Mana yang Paling Cocok untuk Kamu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Diet jadi pilihan banyak orang untuk tetap menjaga bentuk tubuh. Namun, banyak orang yang baru mengenal sebatas diet karbo dan diet olahraga aja.
Padahal banyak banget tipe-tipe diet yang harus diketahui. Melansir dari diethive.com, diet sesungguhnya harus didasarkan pada situasi medis dan tujuan kita, bukan cuma untuk sekadar tren terkini.
Nah, di bawah ini adalah tipe-tipe diet berdasarkan teori gizi dan pendekatan nutrisi.
DIET BERDASARKAN TEORI GIZI
1. DIET RENDAH LEMAK
Diet tipe ini sangat popular di kalangan masyarakat. Diet rendah lemak didasarkan pada pemilihan makanan yang rendah lemak total, rendah lemak jahat, dan rendah kolesterol. Meskipun begitu, tetap disarankan untuk mengonsumsi 20-30 gram serat per hati, melalui biji-bijian seperti gandum, dan makan banyak buah-buahan dan sayuran.
Banyak orang cenderung cuma mengganti versi rendah lemak seperti junk food, tapi mengonsumsi banyak gula dan lemak lainnya yang mengalahkan efektivitas dari pembatasan lemak. Nah, yang kayak begini jadinya bikin diet gakberhasil. Diet ini akan berhasil kalau kamu melakukan pola makan yang cerdas dengan bahan-bahan yang sehat. ( )
Foto: Getty Images
2. DIET KETOGENIK
Diet ini kebalikan dari diet rendah lemak, yaitu diet rendah karbohidrat. Ketogenik sengaja dibuat tinggi lemak dengan maksud mengganti karbohidrat dengan lemak yang membuat asupan karbohidrat sangat rendah, gak lebih dari 25 gram per hari. Jadi tubuh akan masuk ke keadaan metabolisme yang disebut ketosis.
Diet ini banyak mengonsumsi daging, ikan, telur, keju, dan lemak alami, tapi mengurangi atau gak makan roti, buah, minuman manis, dan fast food. Diet ini bukan cuma untuk nurunin berat badan, tapi juga bisa untuk mengontrol gula darah dan trigliserida.
3. DIET ATKINS
Diet tipe ini udah ada sejak 1970. Atkins mirip dengan ketogenik, tapi tipe ini dibolehkan makan lebih banyak protein dan secara bertahap bisa meningkatkan asupan karbohidrat dari waktu ke waktu.
Atkins dirancang dalam empat fase. Awalnya tubuh akan dimasukkan ke dalam kategori ketosis yang bisa bikin berat badan kita turun. Atkins menjadi program pemeliharaan tubuh dan keluar dari kategori ketosis dengan menambah kembali asupan karbohidrat dari waktu ke waktu.
Foto: Shutterstock
4. DIET SOUTH BEACH
Diet ini membatasi lemak jenuh, tapi masih boleh makan biji-bijian dan buah-buahan yang mengandung karbohidrat baik. Rencana makan ini menekankan protein tanpa lemak, buah-buahan, dan sayuran yang gak mengandung zat tepung. ( )
Karbohidrat yang disebut buruk diukur dengan indeks glikemik (GI). Makanan dengan GI tinggi bisa meningkatkan gula darah lebih cepat, lebih tinggi, dan lebih lama dari makanan yang rendah GI. Hal ini bisa meningkatkan nafsu makan, penambahan berat badan, diabetes, dan penyakit jantung. Diet South Beach emang gak sepopuler dulu, tapi tetap berhasil untuk orang yang mau menurunkan berat badan lalu mempertahankannya.
5. DIET MEDITERANIA
Gak semua pola makan yang bernutrisi sehat didasarkan pada teori ilmiah. Diet ini didasarkan pada makanan yang dikonsumsi oleh orang-orang di negara seperti Yunani dan Italia, yang pada abad 20 rata-rata gak pernah punya masalah berat badan atau penyakit gaya hidup.
Padahal banyak banget tipe-tipe diet yang harus diketahui. Melansir dari diethive.com, diet sesungguhnya harus didasarkan pada situasi medis dan tujuan kita, bukan cuma untuk sekadar tren terkini.
Nah, di bawah ini adalah tipe-tipe diet berdasarkan teori gizi dan pendekatan nutrisi.
DIET BERDASARKAN TEORI GIZI
1. DIET RENDAH LEMAK
Diet tipe ini sangat popular di kalangan masyarakat. Diet rendah lemak didasarkan pada pemilihan makanan yang rendah lemak total, rendah lemak jahat, dan rendah kolesterol. Meskipun begitu, tetap disarankan untuk mengonsumsi 20-30 gram serat per hati, melalui biji-bijian seperti gandum, dan makan banyak buah-buahan dan sayuran.
Banyak orang cenderung cuma mengganti versi rendah lemak seperti junk food, tapi mengonsumsi banyak gula dan lemak lainnya yang mengalahkan efektivitas dari pembatasan lemak. Nah, yang kayak begini jadinya bikin diet gakberhasil. Diet ini akan berhasil kalau kamu melakukan pola makan yang cerdas dengan bahan-bahan yang sehat. ( )
Foto: Getty Images
2. DIET KETOGENIK
Diet ini kebalikan dari diet rendah lemak, yaitu diet rendah karbohidrat. Ketogenik sengaja dibuat tinggi lemak dengan maksud mengganti karbohidrat dengan lemak yang membuat asupan karbohidrat sangat rendah, gak lebih dari 25 gram per hari. Jadi tubuh akan masuk ke keadaan metabolisme yang disebut ketosis.
Diet ini banyak mengonsumsi daging, ikan, telur, keju, dan lemak alami, tapi mengurangi atau gak makan roti, buah, minuman manis, dan fast food. Diet ini bukan cuma untuk nurunin berat badan, tapi juga bisa untuk mengontrol gula darah dan trigliserida.
3. DIET ATKINS
Diet tipe ini udah ada sejak 1970. Atkins mirip dengan ketogenik, tapi tipe ini dibolehkan makan lebih banyak protein dan secara bertahap bisa meningkatkan asupan karbohidrat dari waktu ke waktu.
Atkins dirancang dalam empat fase. Awalnya tubuh akan dimasukkan ke dalam kategori ketosis yang bisa bikin berat badan kita turun. Atkins menjadi program pemeliharaan tubuh dan keluar dari kategori ketosis dengan menambah kembali asupan karbohidrat dari waktu ke waktu.
Foto: Shutterstock
4. DIET SOUTH BEACH
Diet ini membatasi lemak jenuh, tapi masih boleh makan biji-bijian dan buah-buahan yang mengandung karbohidrat baik. Rencana makan ini menekankan protein tanpa lemak, buah-buahan, dan sayuran yang gak mengandung zat tepung. ( )
Karbohidrat yang disebut buruk diukur dengan indeks glikemik (GI). Makanan dengan GI tinggi bisa meningkatkan gula darah lebih cepat, lebih tinggi, dan lebih lama dari makanan yang rendah GI. Hal ini bisa meningkatkan nafsu makan, penambahan berat badan, diabetes, dan penyakit jantung. Diet South Beach emang gak sepopuler dulu, tapi tetap berhasil untuk orang yang mau menurunkan berat badan lalu mempertahankannya.
5. DIET MEDITERANIA
Gak semua pola makan yang bernutrisi sehat didasarkan pada teori ilmiah. Diet ini didasarkan pada makanan yang dikonsumsi oleh orang-orang di negara seperti Yunani dan Italia, yang pada abad 20 rata-rata gak pernah punya masalah berat badan atau penyakit gaya hidup.