Bahasa Gaul Bertebaran di Medsos, Bakal Merusak Bahasa Indonesia?
Sabtu, 19 Desember 2020 - 10:00 WIB
Meski menurut pakar bahasa, bahasa gaul tak merusak bahasa Indonesia, tapi Ivan juga menegaskan bahwa bahasa yang bermutu akan memastikan keefektifan komunikasi dan meningkatkan citra si pemberi pesan.
Ketika kita melihat tulisan dengan tata bahasa yang rapi, biasanya kita akan lebih nyaman membacanya, lebih mudah memahami kata per katanya, juga menunjukkan pengalaman dan ilmu kepenulisan dari sang penulis.
“Biasanya, pembaca akan lebih hormat kepada pembuat tulisan yang baik. Pendengar juga akan lebih menaruh perhatian kepada pembicara yang menyampaikan tuturannya dengan apik,” ujar Ivan.
Foto:Plume Creative/Getty Images
Ditambahkan Erfi, meski bahasa gaul terkesan kekinian, tapi perlu diingat bahwa tidak semua orang paham dan tahu bahasa gaul. Oleh karena itu, bahasa sebagai sarana komunikasi yang digunakan haruslah bahasa yang tepat. “Akurat, dan konsisten, tidak berubah-ubah,” katanya menjelaskan.
“Kalau menggunakan bahasa gaul yang tidak terdapat artinya di KBBI, misalnya, maka pihak lain yang membaca atau mendengar kata tersebut kesulitan memahami artinya secara pasti. Hal tersebut dapat menimbulkan kesalahpengertian atau miskomunikasi,” kata Erfi. ( )
Ivan pun menyarankan bahwa meski bahasa gaul terlihat menarik dan keren, anak muda tetap harus bisa menjaga keseimbangan antara bahasa Indonesia sehari-hari dan bahasa Indonesia formal. “Kita harus terus berlatih menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,” katanya berpesan.
Sementara Erfi menegaskan bahwa dalam berbahasa, sebaiknya anak muda bisa menempatkan diri secara baik dan wajar sesuai waktu dan tempat. Dalam situasi santai atau tidak formal bersama teman sebaya, silakan pergunakan bahasa gaul untuk berkomunikasi.
“Akan tetapi, ketika berada dalam situasi formal, apalagi jika berkomunikasi dengan orang yang lebih tua, maka sebaiknya menggunakan bahasa Indonesia formal dan santun,” katanya.
GenSINDO
Mega Siska Aryanti
Universitas Mercu Buana
Ketika kita melihat tulisan dengan tata bahasa yang rapi, biasanya kita akan lebih nyaman membacanya, lebih mudah memahami kata per katanya, juga menunjukkan pengalaman dan ilmu kepenulisan dari sang penulis.
“Biasanya, pembaca akan lebih hormat kepada pembuat tulisan yang baik. Pendengar juga akan lebih menaruh perhatian kepada pembicara yang menyampaikan tuturannya dengan apik,” ujar Ivan.
Foto:Plume Creative/Getty Images
Ditambahkan Erfi, meski bahasa gaul terkesan kekinian, tapi perlu diingat bahwa tidak semua orang paham dan tahu bahasa gaul. Oleh karena itu, bahasa sebagai sarana komunikasi yang digunakan haruslah bahasa yang tepat. “Akurat, dan konsisten, tidak berubah-ubah,” katanya menjelaskan.
“Kalau menggunakan bahasa gaul yang tidak terdapat artinya di KBBI, misalnya, maka pihak lain yang membaca atau mendengar kata tersebut kesulitan memahami artinya secara pasti. Hal tersebut dapat menimbulkan kesalahpengertian atau miskomunikasi,” kata Erfi. ( )
Ivan pun menyarankan bahwa meski bahasa gaul terlihat menarik dan keren, anak muda tetap harus bisa menjaga keseimbangan antara bahasa Indonesia sehari-hari dan bahasa Indonesia formal. “Kita harus terus berlatih menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,” katanya berpesan.
Sementara Erfi menegaskan bahwa dalam berbahasa, sebaiknya anak muda bisa menempatkan diri secara baik dan wajar sesuai waktu dan tempat. Dalam situasi santai atau tidak formal bersama teman sebaya, silakan pergunakan bahasa gaul untuk berkomunikasi.
“Akan tetapi, ketika berada dalam situasi formal, apalagi jika berkomunikasi dengan orang yang lebih tua, maka sebaiknya menggunakan bahasa Indonesia formal dan santun,” katanya.
GenSINDO
Mega Siska Aryanti
Universitas Mercu Buana
(ita)
Lihat Juga :
tulis komentar anda