Mitos dan Salah Kaprah Seputar Kepribadian

Sabtu, 03 Oktober 2020 - 21:16 WIB
loading...
Mitos dan Salah Kaprah...
Psikolog Rani Agias Fitri. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Di kalangan masyarakat terdapat banyak penilaian tertentu terhadap kepribadian seseorang. Namun karena awam, sayangnya penilaian-penilaian tersebut keliru. Terdapat pula mitos yang beredar pada masyarakat terhadap kepribadian tertentu seseorang.

Lalu apa saja mitos dan salah kaprah seputar kepribadian yang beredar dalam masyarakat? Berikut beberapa fakta mengenai mitos dan salah kaprah seputar kepribadian .

MITOS UMUM TENTANG KEPRIBADIAN

Mitos dan Salah Kaprah Seputar Kepribadian


Menurut psikolog Rani Agias Fitri menjelaskan bahwa mitos yang paling umum atau banyak beredar di masyarakat tentang kepribadian adalah seputar introver dan ekstrover. ( )

“Karena ini merupakan trait yang paling dikenal luas di masyarakat. Mitos yang banyak salah kaprah lebih banyak pada mitos terkait dengan introver. Introver ini seringkali dianggap sebagai trait yang kurang menguntungkan bagi individu. Hal ini berbeda dengan ekstrover. Contonya introver itu tidak bisa bergaul dan kurang percaya diri; sedangkan ekstrover itu tidak bisa menjadi pendengar yang baik,” jelas Rani.

Introver dan ekstrover lebih menjelaskan bagaimana kepribadian seseorang terbentuk berdasarkan sumber energi yang dimilikinya. Introver memperoleh energi dari dalam dirinya, sedangkan ekstrover memperoleh energi dari luar dirinya. Hal ini membuat introver cenderung tidak terlalu suka berlama-lama dalam keramaian dan harus berbicara dengan banyak orang, contohnya ketika berada dalam acara pesta.

Berada di keramaian membuat introver akan merasa lelah dan dia perlu “mengisi daya” kembali dengan cara menikmati kesendirian di rumah. Berbeda dengan ekstrover yang justru sangat menikmati berada di keramaian. Seseorang dengan kepribadian ekstrover cenderung bersemangat ketika berkumpul dan berbicara dengan banyak orang. Bahkan mudah bagi mereka untuk memunculkan ide-ide baru ketika berdiskusi dengan orang lain.

TIDAK BAHAYA MEMILIKI TIPE KEPRIBADIAN TERTENTU

Mitos dan Salah Kaprah Seputar Kepribadian


Pada masyarakat awam ada beberapa kepribadian tertentu yang dicap berbahaya. Namun perlu dipahami bahwa jika membahas tentang kepribadian, itu artinya membahas pola karakteristik yang relatif permanen di mana memberikan konsistensi dalam perilaku dan memberikan keunikan pada individu.

“Bahasan dalam kepribadian itu mengacu pada trait, seperti ekstrover, openness to experience, conscientiousness, agreeableness, neuroticism, dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan,” terang Rani.

Kita harus dapat membedakan antara bahasan kepribadian (personality) dengan gangguan kepribadian (personality disorder). Biasanya gangguan kepribadian terbentuk karena trauma di masa kecil, sedangkan kepribadian seseorang itu membahas karakteristik individu yang tidak ada kaitannya dengan gangguang kepribadian.

Seperti contohnya bipolar dan psikopat termasuk dalam jenis gangguan kepribadian.

“Jadi sekali lagi saya tegaskan ini adalah dua hal yang berbeda. Gangguan kepribadian itu bukan artinya kepribadiannya bermasalah, lalu menjadi gangguan kepribadian, tetapi ada kondisi-kondisi tertentu di masa kecil yang akhirnya membentuk suatu gangguan yang melekat pada kepribadiannya,” jelas Rani.

Jadi tidak bahaya bagi seseorang jika memiliki tipe kepribadian tertentu karena kepribadian yang terkait dengan karakteristik individu bersifat netral. ( )

“Setiap tipe kepribadian itu unik dan memiliki kekuatan serta kelemahan, sehingga tidak masalah. Hal yang perlu diperhatikan adalah mengenali diri sendiri, mengenali sifatnya sendiri, sehingga tahu bagaimana mengatasi kelemahan yang dimiliki serta menggunakan kelebihan yang dimiliki,” ujar psikolog yang sekaligus penulis buku "Ada Apa dengan Introver?" itu.

PERLAKUAN TERHADAP DIRI SENDIRI YANG MEMILIKI TIPE KEPRIBADIAN TERTENTU

Mitos dan Salah Kaprah Seputar Kepribadian


Setiap karakteristik individu tentu memiliki baik sisi kelebihan maupun kelemahannya, maka setiap orang perlu mengenal diri sendiri. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan diri terkait kelemahannya.

“Misalnya introver cenderung kurang menyukai berada di keramaian, tetapi ia bisa tetap melakukannya terlebih lagi ketika harus bekerja sebagai MC atau pembicara,” terang Rani.

Nadirah Ali
Kontributor Gen Sindo
Binus University
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3280 seconds (0.1#10.140)