Bukan cuma Laki-laki dan Perempuan, Ini Lima Gender dalam Budaya Bugis
Jum'at, 16 Oktober 2020 - 20:00 WIB
Calalaiberjenis kelamin perempuan, tapi berperan dan berperilaku sebagai laki-laki dalam kehidupan sehari-harinya. Namun calalai tidak pernah ingin dianggap sebagai laki-laki. (
)
4. CALABAI
Foto:sharyngrahamdavies/Flickr
Kebalikan dari calalai, calabai adalah orang yang berjenis kelamin laki-laki, tapi berperan dan berperilaku sebagai perempuan di kehidupan sehari-hari. Meski calabai tidak menganggap diri mereka sebagai perempuan, tapi masyarakat menganggap mereka sebagai perempuan. Calabai memiliki peran yang cukup signifikan sebagai bentuk kepercayaan masyarakat, yaitu sebagai tata rias para pengantin, dekorasi, dan menyiapkan makanan dalam acara-acara adat.
5. BISSU
Foto: america.aljazeera.com
Bissu adalah perpaduan antara laki-laki dan perempuan. Mereka dipercaya sebagai sosok spiritual. Dalam kebudayaan suku Bugis, untuk menghubungkan manusia dengan dewa, manusia haruslah sempurna.
Sempurna yang dimaksud adalah memiliki perpaduan antara laki-laki dan perempuan dalam diri seseorang. Bissu boleh berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan.
Bissu dicirikan dengan membawa pisau sebagai perwujudan dari sifat maskulin, tapi juga memakai bunga di telinga sebagai perwujudan sifat feminin. ( )
Karena dianggap sosok yang suci, bissu dianggap sebagai sosok yang membawa berkah.
Peter Leonaldy ND
Kontributor GenSINDO
Universitas Indonesia
Instagram: @peterleonaldy
4. CALABAI
Foto:sharyngrahamdavies/Flickr
Kebalikan dari calalai, calabai adalah orang yang berjenis kelamin laki-laki, tapi berperan dan berperilaku sebagai perempuan di kehidupan sehari-hari. Meski calabai tidak menganggap diri mereka sebagai perempuan, tapi masyarakat menganggap mereka sebagai perempuan. Calabai memiliki peran yang cukup signifikan sebagai bentuk kepercayaan masyarakat, yaitu sebagai tata rias para pengantin, dekorasi, dan menyiapkan makanan dalam acara-acara adat.
5. BISSU
Foto: america.aljazeera.com
Bissu adalah perpaduan antara laki-laki dan perempuan. Mereka dipercaya sebagai sosok spiritual. Dalam kebudayaan suku Bugis, untuk menghubungkan manusia dengan dewa, manusia haruslah sempurna.
Sempurna yang dimaksud adalah memiliki perpaduan antara laki-laki dan perempuan dalam diri seseorang. Bissu boleh berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan.
Bissu dicirikan dengan membawa pisau sebagai perwujudan dari sifat maskulin, tapi juga memakai bunga di telinga sebagai perwujudan sifat feminin. ( )
Karena dianggap sosok yang suci, bissu dianggap sebagai sosok yang membawa berkah.
Peter Leonaldy ND
Kontributor GenSINDO
Universitas Indonesia
Instagram: @peterleonaldy
(it)
tulis komentar anda