Bukan cuma Laki-laki dan Perempuan, Ini Lima Gender dalam Budaya Bugis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Secara universal, kita mengenal dua jenis kelamin yang sudah lazim diakui. Gender yang bersifat maskulin dan dikaitkan sebagai ciri laki-laki, serta gender yang bersifat feminin yang dikaitkan sebagai ciri perempuan.
Tapi apakah kamu tahu bahwa pada budaya tertentu, gender berjumlah lebih dari dua? Bahkan di Indonesia sendiri terdapat suku yang mengakui lima gender, loh! Yaitu suku Bugis di Sulawesi Selatan.
Sebelum kita bahas gender apa saja yang ada di budaya suku Bugis, kita harus memahami perbedaan antara gender dengan jenis kelamin terlebih dahulu.
Jenis kelamin adalah klasifikasi kondisi biologis antara laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin sering disebut kodrat atau ciptaan Tuhan yang tidak bisa diubah.
Sedangkan gender adalah peran dan karakteristik yang dibentuk secara sosial dan dikaitkan pada jenis kelamin tertentu. Gender memengaruhi pola berpikir, perasaan, dan perilaku manusia. Lebih dari itu, gender juga memengaruhi bagaimana kehidupan sosial berjalan.
Pada budaya tertentu, klasifikasi gender berjumlah lebih dari dua. Misalnya saja di negara Thailand, terdapat 18 klasifikasi gender yang berbeda. ( )
Sementara suku Bugis, yang mendiami provinsi Sulawesi Selatan, mengakui lima gender, yaitu oroane, makunrai, calalai, calabai, dan bissu.
Tidak hanya itu, terdapat juga tiga jenis kelamin atau status biologis pada budaya suku Bugis, yaitu laki-laki, perempuan, dan hermafrodit (berjenis kelamin ganda). Berikut penjelasannya.
1. OROANE
Foto: indonesia.go.id
Oroane adalah laki-laki. Seperti gender laki-laki pada umumnya, sifat-sifat maskulin sangat menggambarkan gender ini. Terlebih lagi ketika sudah berkeluarga. Mereka harus tegas dan bertanggung jawab menafkahi keluarganya.
2. MAKUNRAI
Foto:mustsharenews.com
Makunrai adalah perempuan dengan sifat-sifat feminin. Perempuan dalam budaya suku Bugis sangat dihormati dan menjadi simbol martabat keluarga. Setiap laki-laki yang ingin menikahi perempuan suku Bugis harus memberikan mahar yang nominalnya beragam, tergantung kelas sosial si perempuan.
3. CALALAI
Foto: YouTube Rumah Pohon
Calalaiberjenis kelamin perempuan, tapi berperan dan berperilaku sebagai laki-laki dalam kehidupan sehari-harinya. Namun calalai tidak pernah ingin dianggap sebagai laki-laki. ( )
4. CALABAI
Foto:sharyngrahamdavies/Flickr
Kebalikan dari calalai, calabai adalah orang yang berjenis kelamin laki-laki, tapi berperan dan berperilaku sebagai perempuan di kehidupan sehari-hari. Meski calabai tidak menganggap diri mereka sebagai perempuan, tapi masyarakat menganggap mereka sebagai perempuan. Calabai memiliki peran yang cukup signifikan sebagai bentuk kepercayaan masyarakat, yaitu sebagai tata rias para pengantin, dekorasi, dan menyiapkan makanan dalam acara-acara adat.
5. BISSU
Foto: america.aljazeera.com
Bissu adalah perpaduan antara laki-laki dan perempuan. Mereka dipercaya sebagai sosok spiritual. Dalam kebudayaan suku Bugis, untuk menghubungkan manusia dengan dewa, manusia haruslah sempurna.
Sempurna yang dimaksud adalah memiliki perpaduan antara laki-laki dan perempuan dalam diri seseorang. Bissu boleh berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan.
Bissu dicirikan dengan membawa pisau sebagai perwujudan dari sifat maskulin, tapi juga memakai bunga di telinga sebagai perwujudan sifat feminin. ( )
Karena dianggap sosok yang suci, bissu dianggap sebagai sosok yang membawa berkah.
Peter Leonaldy ND
Kontributor GenSINDO
Universitas Indonesia
Instagram: @peterleonaldy
Tapi apakah kamu tahu bahwa pada budaya tertentu, gender berjumlah lebih dari dua? Bahkan di Indonesia sendiri terdapat suku yang mengakui lima gender, loh! Yaitu suku Bugis di Sulawesi Selatan.
Sebelum kita bahas gender apa saja yang ada di budaya suku Bugis, kita harus memahami perbedaan antara gender dengan jenis kelamin terlebih dahulu.
Jenis kelamin adalah klasifikasi kondisi biologis antara laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin sering disebut kodrat atau ciptaan Tuhan yang tidak bisa diubah.
Sedangkan gender adalah peran dan karakteristik yang dibentuk secara sosial dan dikaitkan pada jenis kelamin tertentu. Gender memengaruhi pola berpikir, perasaan, dan perilaku manusia. Lebih dari itu, gender juga memengaruhi bagaimana kehidupan sosial berjalan.
Pada budaya tertentu, klasifikasi gender berjumlah lebih dari dua. Misalnya saja di negara Thailand, terdapat 18 klasifikasi gender yang berbeda. ( )
Sementara suku Bugis, yang mendiami provinsi Sulawesi Selatan, mengakui lima gender, yaitu oroane, makunrai, calalai, calabai, dan bissu.
Tidak hanya itu, terdapat juga tiga jenis kelamin atau status biologis pada budaya suku Bugis, yaitu laki-laki, perempuan, dan hermafrodit (berjenis kelamin ganda). Berikut penjelasannya.
1. OROANE
Foto: indonesia.go.id
Oroane adalah laki-laki. Seperti gender laki-laki pada umumnya, sifat-sifat maskulin sangat menggambarkan gender ini. Terlebih lagi ketika sudah berkeluarga. Mereka harus tegas dan bertanggung jawab menafkahi keluarganya.
2. MAKUNRAI
Foto:mustsharenews.com
Makunrai adalah perempuan dengan sifat-sifat feminin. Perempuan dalam budaya suku Bugis sangat dihormati dan menjadi simbol martabat keluarga. Setiap laki-laki yang ingin menikahi perempuan suku Bugis harus memberikan mahar yang nominalnya beragam, tergantung kelas sosial si perempuan.
3. CALALAI
Foto: YouTube Rumah Pohon
Calalaiberjenis kelamin perempuan, tapi berperan dan berperilaku sebagai laki-laki dalam kehidupan sehari-harinya. Namun calalai tidak pernah ingin dianggap sebagai laki-laki. ( )
4. CALABAI
Foto:sharyngrahamdavies/Flickr
Kebalikan dari calalai, calabai adalah orang yang berjenis kelamin laki-laki, tapi berperan dan berperilaku sebagai perempuan di kehidupan sehari-hari. Meski calabai tidak menganggap diri mereka sebagai perempuan, tapi masyarakat menganggap mereka sebagai perempuan. Calabai memiliki peran yang cukup signifikan sebagai bentuk kepercayaan masyarakat, yaitu sebagai tata rias para pengantin, dekorasi, dan menyiapkan makanan dalam acara-acara adat.
5. BISSU
Foto: america.aljazeera.com
Bissu adalah perpaduan antara laki-laki dan perempuan. Mereka dipercaya sebagai sosok spiritual. Dalam kebudayaan suku Bugis, untuk menghubungkan manusia dengan dewa, manusia haruslah sempurna.
Sempurna yang dimaksud adalah memiliki perpaduan antara laki-laki dan perempuan dalam diri seseorang. Bissu boleh berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan.
Bissu dicirikan dengan membawa pisau sebagai perwujudan dari sifat maskulin, tapi juga memakai bunga di telinga sebagai perwujudan sifat feminin. ( )
Karena dianggap sosok yang suci, bissu dianggap sebagai sosok yang membawa berkah.
Peter Leonaldy ND
Kontributor GenSINDO
Universitas Indonesia
Instagram: @peterleonaldy
(it)