Anak Muda, Generasi Terdepan Gerakkan Digitalisasi Ekonomi

Kamis, 24 November 2022 - 04:20 WIB
loading...
Anak Muda, Generasi Terdepan Gerakkan Digitalisasi Ekonomi
Anak muda yang merupakan Gen Z jadi garda terdepan untuk menggerakkan digitalisasi ekonomi. Foto/Unsplash
A A A
BALI - Indonesia merupakan salah satu negara yang ikut bergabung dalam G20 atau Group of Twenty. Pada 2021 Indonesia ditunjuk sebagai Ketua G20.

Dengan pembentukan G20, memberikan peran nyata dalam pemulihan ekonomi bagi sebagian negara seperti penanganan krisis global. Juga telah turut mengubah wajah tata kelola keuangan global, dengan menginisiasi paket stimulus fiskal dan moneter yang terkoordinasi dalam skala sangat besar.

G20 dianggap telah membantu dunia kembali ke jalur pertumbuhan, serta mendorong beberapa reformasi penting dalam bidang finansial. Dalam pelaksanaan G20 di Indonesia yang mengambil tema Recover Together, Recover Strongeryang artinya adalah Indonesia ingin mengajak seluruh dunia untuk bahu-membahu, saling mendukung untuk pulih secara bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.

Melalui tema tersebut ada beberapa pilar yang menjadi dasar dari berdirinya G20 di Indonesia, yaitu memperkuat lingkungan kemitraan, mendorong mendorong produktivitas, meningkatkan ketahanan dan stabilitas, memastikan pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif, serta kepemimpinan kolektif global yang lebih kuat.

Tahun 2022 saat pandemi Covid-19 mulai surut, maka menjadi waktunya pemulihan bagi semua sektor yang ada di Indonesia. Dengan peralihan era menjadi new-normal,semua kegiatan sudah dapat dilaksanakan secara tatap muka langsung. Salah satu kegiatan langsung yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia dan mitra terkait sebagai wujud dari G20 adalah FEKDI.

FEKDI adalah ajang etalase inovasi produk dan layanan serta sinergi kebijakan ekonomi dan keuangan digital yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian didukung kementerian, lembaga dan industri. Tujuannya untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Dalam FEKDI dibahas mengenai dampak yang terjadi saat terjadi pandemi COVID-19 yaitu social distancing dandigital acceleration. Masyarakat harus sudah terbiasa melakukan aktivitas dari dalam rumah dan melakukan kegiatan pekerjaan secara daring, termasuk sistem pembayaran yang mewajibkan masyarakat mengurangi pembayaran menggunakan uang tunai dan terbiasa menggunakan pembayaran dengan transfer digital.

Hal ini tanpa disadari merupakan penerapan dari ekonomi digital atau digitalisasi sistem pembayaran sebagai wujud penguatan sinergi dalam implementasi kebijakan ekonomi dan keuangan digital. Gunanya tentu saja untuk memajukan perekonomian Indonesia.

Dunia mengenal adanya CBDC atau Central Bank Digital Currency yang merupakan mata uang digital yang dikeluarkan bank sentral suatu negara. Namun hal ini juga memiliki kekurangan yakni volatilitas tinggi yang menjadikan pengguna khawatir terkait konsentrasi dari nilai mata uang digital tersebut.

Pada akhirnya perkembangan keuangan dari tahun ke tahun akan terus menyesuaikan perkembangan globalisasi, tapi tidak semua dapat diimplementasikan ke dalam keuangan Republik Indonesia karena banyak hal yang perlu dipertimbangkan terutama dari segi ekonomi. Namun sistem pembayaran digital mungkin akan terjadi perubahan yang lebih modern dengan sistem cepat, mudah, murah, aman, dan andal sehingga sistem pembayaran modern dapat terwujud dan menjadi kebiasaan masyarakat di Indonesia.

Sampai saat ini perkembangan digitalisasi ekonomi masih memiliki banyak masalah, salah satunya kesulitan dalam mengakses gawai.Kemudian hal lain yang terjadi adalah kurangnya pemahaman orang tua terkait dengan penggunaan gawai dan perlu adanya sosialisasi terkait penggunaannya.

Hal inilah yang akan menjadi misi utama generasi muda sebagai penggerak utama dalam digitalisasi ekonomi. Sebagai langkah awal guna menjalankan misi pertama tersebut adalah dengan sosialisasi penggunaan transaksi digital. Segala kebutuhan seperti makanan, pakaian, dan kebutuhan lainnya ada di tempat ini, kemudian tempattersebut akan menjadi contoh berkembangnya transaksi keuangan dan menjadi contoh di pasar-pasar lain.

Kemudian generasi muda bersama dengan mitra bank akan berkerja sama dalam kegiatan penukaran uang rupiah fisik menjadi uang rupiah digital. Penukaran ini sebagai ajakan dan pengenalan kepada masyarakat terkait dengan metode transaksi yang baru.

Masyarakat juga nanti akan dibantu dalam pembuatan QR Code sebagai cara untuk bertransaksi antara konsumen dan penjual. Selain itu sebagai hadiah karena telah mengubah transaksi keuangan tunai menjadi digital, maka para pelaku UMKM akan diberikan bonus tambahan berupa uang rupiah atau diskon potongan harga.

Kemudian juga dapat dilakukan dengan membuat konten kreatif, berita nasional di berbagai media, dan iklan. Masyarakat Indonesia cenderung lebih mudah menerima informasi dari media massa termasuk internet.

Pada konten tersebut juga diisi dengan beberapa keunggulan ekonomi digital, dengan salah satu yang paling modern adalah fitur NFC. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk melakukan pembayaran hanya dengan tap gelang atau kartu, maka otomatis pembayaran terjadi dengan nominal yang ditentukan oleh penjual.

Berikutnya adalah dengan mengajarkan kepada anggota keluarga untuk mengubah cara bertransaksidari konvensional ke digital.
Anak muda sebagai generasi penerus sudah sepantasnya menjadi garda terdepan dalam membentuk perubahan-perubahan baru di tengah masyarakat.

GenBI Bali
Ketut Andita Pratidina Lestari
Undiksha
(ita)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1507 seconds (0.1#10.140)