Hyper-Independence, Kemandirian yang Toxic tapi Jarang Disadari
loading...
A
A
A
Baca Juga: 4 Tipe Introvert menurut Psikologi, Kenali Beda dan Plus Minusnya
3. Tidak Suka saat Orang Lain Bergantung Padanya Bahkan Menghindari Hubungan Akrab dengan Orang Lain
Karena tak mau bergantung pada orang lain, mereka yang mandiri berlebihan pun tak suka saat orang-orang bergantung dan membutuhkan mereka. Mereka juga terlalu waspada saat menjalin hubungan sosial dengan orang lain karena takut akan dikhianati.
Hal-hal itu membuat tak mudah bagi orang lain untuk mengenal mereka. Alhasil, mereka pun sulit membangun hubungan pertemanan maupun asmara dengan orang lain untuk jangka waktu lama.
4. Sering Membuat Keputusan Sepihak
Seorang hyper-independence selalu menggunakan sudut pandang “aku”. Akibatnya, saat harus membuat suatu keputusan penting, mereka jarang meminta pendapat orang lain.
Mereka pun tak mudah mengomunikasikan ide yang terlintas di benak mereka. Mereka juga tak mempertimbangkan hal yang orang lain pikir baik untuk diri mereka karena mereka ingin memilih untuk dirinya sendiri.
Foto:DANNY G/Unsplash
Cara Mengatasi Hyper-Independence
Untuk kamu yang punya kecenderungan hyper-independence dan ingin mengurangi atau menghapusnya, enam cara berikut ini bisa kamu coba.
1. Menggunakan Metode Task-Trust-Ask
Mengutip Calm Sage, psikolog klinis Kirti Bhati menyarankan metode Task-Trust-Ask untuk mengatasi sifat mandiri yang berlebihan. Metode ini dilakukan dengan beberapa langkah, yang pertama delegasikan tugas (task) kepada orang lain, bahkan ketika kamu berpikir kamu bisa melakukannya.
Bila tugas tersebut selesai dikerjakan orang lain, maka kamu akan mulai membangun kepercayaan (trust) pada orang tersebut. Setelah kamu mulai bisa mempercayai orang lain, kamu pun akan merasa lebih mudah untuk meminta tolong (ask).
2. Pertimbangkan Alasan untuk Meminta Tolong
Cobalah untuk membedakan apakah kamu benar-benar tidak butuh ditolong atau itu hanya egomu saja? Pertimbangkan juga alasan lainnya, seperti keuntungan dan kerugian dari meminta tolong.
Misalnya, dengan bertanya dan meminta bantuan orang lain, maka kamu akan mempelajari hal baru yang dapat membuat potensi dirimu berkembang.
3. Pikirkan Bagaimana Keadaan bila Kamu Menerima Bantuan
Bagaimana kondisinya saat kamu menerima bantuan? Mungkin pekerjaanmu justru akan lebih efektif dan efisien? Atau mungkin kamu bisa beristirahat lebih awal? Pikirkan juga bahwa tak semua orang akan menolak membantumu dan tak semua orang ingin membantumu karena mengharapkan balasan.
Foto:SHVETS production/Pexels
4. Ingatlah bahwa Membutuhkan Seseorang Itu Wajar
Meminta tolong adalah hal yang wajar sebab manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Membutuhkan orang lain pun tak menandakan bahwa kamu lemah dan tak mampu, melainkan bentuk penerimaan diri sebagai manusia yang tidak sempurna dan tak bisa melakukan semuanya sendirian.
3. Tidak Suka saat Orang Lain Bergantung Padanya Bahkan Menghindari Hubungan Akrab dengan Orang Lain
Karena tak mau bergantung pada orang lain, mereka yang mandiri berlebihan pun tak suka saat orang-orang bergantung dan membutuhkan mereka. Mereka juga terlalu waspada saat menjalin hubungan sosial dengan orang lain karena takut akan dikhianati.
Hal-hal itu membuat tak mudah bagi orang lain untuk mengenal mereka. Alhasil, mereka pun sulit membangun hubungan pertemanan maupun asmara dengan orang lain untuk jangka waktu lama.
4. Sering Membuat Keputusan Sepihak
Seorang hyper-independence selalu menggunakan sudut pandang “aku”. Akibatnya, saat harus membuat suatu keputusan penting, mereka jarang meminta pendapat orang lain.
Mereka pun tak mudah mengomunikasikan ide yang terlintas di benak mereka. Mereka juga tak mempertimbangkan hal yang orang lain pikir baik untuk diri mereka karena mereka ingin memilih untuk dirinya sendiri.
Foto:DANNY G/Unsplash
Cara Mengatasi Hyper-Independence
Untuk kamu yang punya kecenderungan hyper-independence dan ingin mengurangi atau menghapusnya, enam cara berikut ini bisa kamu coba.
1. Menggunakan Metode Task-Trust-Ask
Mengutip Calm Sage, psikolog klinis Kirti Bhati menyarankan metode Task-Trust-Ask untuk mengatasi sifat mandiri yang berlebihan. Metode ini dilakukan dengan beberapa langkah, yang pertama delegasikan tugas (task) kepada orang lain, bahkan ketika kamu berpikir kamu bisa melakukannya.
Bila tugas tersebut selesai dikerjakan orang lain, maka kamu akan mulai membangun kepercayaan (trust) pada orang tersebut. Setelah kamu mulai bisa mempercayai orang lain, kamu pun akan merasa lebih mudah untuk meminta tolong (ask).
2. Pertimbangkan Alasan untuk Meminta Tolong
Cobalah untuk membedakan apakah kamu benar-benar tidak butuh ditolong atau itu hanya egomu saja? Pertimbangkan juga alasan lainnya, seperti keuntungan dan kerugian dari meminta tolong.
Misalnya, dengan bertanya dan meminta bantuan orang lain, maka kamu akan mempelajari hal baru yang dapat membuat potensi dirimu berkembang.
3. Pikirkan Bagaimana Keadaan bila Kamu Menerima Bantuan
Bagaimana kondisinya saat kamu menerima bantuan? Mungkin pekerjaanmu justru akan lebih efektif dan efisien? Atau mungkin kamu bisa beristirahat lebih awal? Pikirkan juga bahwa tak semua orang akan menolak membantumu dan tak semua orang ingin membantumu karena mengharapkan balasan.
Foto:SHVETS production/Pexels
4. Ingatlah bahwa Membutuhkan Seseorang Itu Wajar
Meminta tolong adalah hal yang wajar sebab manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Membutuhkan orang lain pun tak menandakan bahwa kamu lemah dan tak mampu, melainkan bentuk penerimaan diri sebagai manusia yang tidak sempurna dan tak bisa melakukan semuanya sendirian.