7 Jenis Depresi yang Umum Terjadi dan Gejalanya
loading...
A
A
A
Kehamilan bukan saja membawa perubahan fisik dan hormonal, tapi juga memengaruhi emosi atau suasana hati perempuan. Karena itulah depresi bisa terjadi saat hamil, atau setelah melahirkan anak, yang kini lebih dikenal sebagai "baby blues".
Setelah melahirkan, seorang perempuan bisa merasakan perubahan suasana hati, kecemasan, cepat marah, dan gejala lainnya yang berlangsung hingga dua minggu setelah melahirkan. Namun penderita PPD bisa mengalami gejala yang lebih parah dan lebih lama.
Gejala tersebut dapat meliputi suasana hati yang menurun, perasaan sedih, menarik diri dari kehidupan sosial, punya masalah ikatan dengan bayinya, perubahan nafsu makan, merasa tidak berdaya dan putus asa, hingga kehilangan minat pada hal-hal yang dulu disukai.
Lalu ada juga merasa tidak mampu atau tidak berharga, cemas dan mendapat serangan panik, berpikir untuk menyakiti diri sendiri atau bayinya, hingga pikiran untuk bunuh diri. Ada pula kondisi psikosis pascapersalinan, yaitu suatu kondisi saat suasana hati disertai dengan kebingungan, halusinasi, atau delusi.
5. Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD)
Foto: Shutterstock
Depresi yang satu ini agak mirip dengan Premenstrual Syndrome (PMS) yang dialami para perempuan menjelang haid. Gejalanya seperti rasa lelah, cemas, suasana hati gampang berubah, kembung, nafsu makan meningkat, mengidam makanan, nyeri, termasuk nyeri payudara.
Namun dalam PMDD, gejalanya lebih parah dan jelas, antara lain kelelahan yang amat sangat, merasa sedih, tidak punya harapan, dan jadi senang mengkritik diri sendiri. Lalu juga merasa stres dan cemas, perubahan suasana hati yang mendadak, termasuk tiba-tiba ingin menangis. Juga gampang marah, tidak bisa berkonsentrasi, dan selalu merasa lapar.
6. Atypical Depression
Foto: Shutterstock
Apakah kamu mengalami tanda-tanda depresi seperti makan berlebihan, terlalu banyak tidur, atau sangat sensitif terhadap penolakan? Namun tiba-tiba menjadi bersemangat saat menghadapi peristiwa yang membuatmu senang?
Yang satu ini bisa jadi adalah tanda-tanda Atypical Depression atau depresi yang tidak umum. Beberapa gejalanya antara lain nafsu makan berlebih hingga kenaikan berat badan, tidur terlalu lama, merasa lelah, lemah, dan merasa down. Gejala lainnya adalah sensitif pada penolakan dan suasana hati yang sangat reaktif.
Baca Juga: Playlist Vlog Jung-Kook BTS saat Kemping, Ada Lagu Indonesia
7. Seasonal Affective Disorder (SAD)
Foto:Getty Images/iStockphoto
Jenis depresi yang satu ini mungkin jarang dialami di Indonesia. Umumnya SAD dialami saat musim dingin di negara empat musim. Musim dingin memang identik dengan perasaan sendirian dan gloomy, yang membuat orang lebih mudah merasa sedih atau depresi.
SAD diyakini dipicu oleh gangguan pada ritme sirkadian (perputaran waktu selama 24 jam). Cahaya yang masuk melalui mata memengaruhi ritme ini, dan setiap variasi musiman dalam pola malam/siang dapat menyebabkan gangguan yang menyebabkan depresi.
Gangguan ini sering kali bisa diobati dengan terapi cahaya untuk mengimbangi hilangnya cahaya pada siang hari.
Setelah melahirkan, seorang perempuan bisa merasakan perubahan suasana hati, kecemasan, cepat marah, dan gejala lainnya yang berlangsung hingga dua minggu setelah melahirkan. Namun penderita PPD bisa mengalami gejala yang lebih parah dan lebih lama.
Gejala tersebut dapat meliputi suasana hati yang menurun, perasaan sedih, menarik diri dari kehidupan sosial, punya masalah ikatan dengan bayinya, perubahan nafsu makan, merasa tidak berdaya dan putus asa, hingga kehilangan minat pada hal-hal yang dulu disukai.
Lalu ada juga merasa tidak mampu atau tidak berharga, cemas dan mendapat serangan panik, berpikir untuk menyakiti diri sendiri atau bayinya, hingga pikiran untuk bunuh diri. Ada pula kondisi psikosis pascapersalinan, yaitu suatu kondisi saat suasana hati disertai dengan kebingungan, halusinasi, atau delusi.
5. Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD)
Foto: Shutterstock
Depresi yang satu ini agak mirip dengan Premenstrual Syndrome (PMS) yang dialami para perempuan menjelang haid. Gejalanya seperti rasa lelah, cemas, suasana hati gampang berubah, kembung, nafsu makan meningkat, mengidam makanan, nyeri, termasuk nyeri payudara.
Namun dalam PMDD, gejalanya lebih parah dan jelas, antara lain kelelahan yang amat sangat, merasa sedih, tidak punya harapan, dan jadi senang mengkritik diri sendiri. Lalu juga merasa stres dan cemas, perubahan suasana hati yang mendadak, termasuk tiba-tiba ingin menangis. Juga gampang marah, tidak bisa berkonsentrasi, dan selalu merasa lapar.
6. Atypical Depression
Foto: Shutterstock
Apakah kamu mengalami tanda-tanda depresi seperti makan berlebihan, terlalu banyak tidur, atau sangat sensitif terhadap penolakan? Namun tiba-tiba menjadi bersemangat saat menghadapi peristiwa yang membuatmu senang?
Yang satu ini bisa jadi adalah tanda-tanda Atypical Depression atau depresi yang tidak umum. Beberapa gejalanya antara lain nafsu makan berlebih hingga kenaikan berat badan, tidur terlalu lama, merasa lelah, lemah, dan merasa down. Gejala lainnya adalah sensitif pada penolakan dan suasana hati yang sangat reaktif.
Baca Juga: Playlist Vlog Jung-Kook BTS saat Kemping, Ada Lagu Indonesia
7. Seasonal Affective Disorder (SAD)
Foto:Getty Images/iStockphoto
Jenis depresi yang satu ini mungkin jarang dialami di Indonesia. Umumnya SAD dialami saat musim dingin di negara empat musim. Musim dingin memang identik dengan perasaan sendirian dan gloomy, yang membuat orang lebih mudah merasa sedih atau depresi.
SAD diyakini dipicu oleh gangguan pada ritme sirkadian (perputaran waktu selama 24 jam). Cahaya yang masuk melalui mata memengaruhi ritme ini, dan setiap variasi musiman dalam pola malam/siang dapat menyebabkan gangguan yang menyebabkan depresi.
Gangguan ini sering kali bisa diobati dengan terapi cahaya untuk mengimbangi hilangnya cahaya pada siang hari.
(ita)