3 Cara Melampiaskan Emosi dengan Cara Positif
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menurut riset yang dilakukan oleh tim dari University of Illinois, cara kamu memroses dan mengekspresikan emosimu bisa mengurangi atau meningkatkan kegelisahanmu.
Melansir dari Psychology Today, studi tersebut menyebut bahwa mereka yang menahan perasaannya atau melarang dirinya untuk mengekspresikan perasaannya punya kegelisahan sosial dan kegelisahan secara umum ketimbang mereka yang menghadapi situasi, dan berfokus pada hal-hal positif.
Studi lain menemukan bahwa menahan emosi bisa meningkatkan stres dan menyebabkan penyakit fisik lain seperti hipertensi dan penyakit kardiovaskular.
Banyak orang kesulitan mengekspresikan emosi mereka dengan cara yang positif. Beberapa malah percaya bahwa mereka cuma punya dua pilihan, yaitu mengungkapkan perasaan dan menghadapi orang yang bikin kesal atau menekan perasaan.
Nah, tapi sebenarnya ada banyak cara untuk mengekspresikan emosi kita. Berikut yang perlu kamu simak.
1. MEMBUAT JURNAL/CATATAN
Foto:Prophsee Journals/Unsplash
Menuliskan pikiran dan perasaan kamu membuat dirimu bisa memahami perasaan dengan lebih jelas. Menurut peneltian dari tim University of Rochester Medical Center, hal ini bisa mengurangi stres dan membantu kamu mengelola kecemasan.
Kamu bisa menuliskan perasaanmu dan hal-hal yang menurutmu memicu kecemasanmu supaya kamu bisa memahami penyebab stres dengan lebih baik, juga membuat rencana untuk mengelolanya dengan lebih baik.
Tidak ada cara yang benar atau salah untuk menulis di jurnal, tapi tim dari University of Rochester Medical Center menyarankan beberapa hal. Pertama, tulislah jurnal setiap hari. Tulis apa pun yang kamu rasakan. Jangan khawatir tentang ejaan atau apa yang mungkin dipikirkan orang lain.
Siapkan juga kertas dan pulpen agar dapat sering menulis. Lalu, jaga kerahasiaannya kalau kamu mau, bagikan bagian yang ingin kamu bagikan. Ingat, ini adalah ruang pribadi dan aman untukmu dalam mengekspresikan perasaan. ( )
2. BERSYUKUR
Foto:Marcos Paulo Prado/Unsplash
Bersyukur membantu mengurangi stres dan bisa mencegah penyakit fisik. Paul J. Mills, seorang peneliti, menemukan bahwa "lebih banyak bersyukur dikaitkan dengan suasana hati yang lebih baik, tidur yang lebih baik, lebih sedikit lelah, dan tingkat yang lebih rendah dari penanda inflamasi terkait dengan kesehatan jantung."
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk memasukkan rasa syukur dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, kamu bisa menuliskan tiga alasan bersyukur setiap hari untuk membantu diri fokus pada hal positif dalam hidup. Beberapa orang suka meluangkan beberapa menit setiap hari untuk merenungkan hal yang perlu mereka hargai dalam hidup.
Selain itu, temukan teman untuk bersyukur. Dia atau mereka adalah orang yang bisa kamu bagikan hal positif setiap hari untuk membantumu tetap termotivasi. Kamu bisa mengirim pesan dan menanyakan apa yang dia syukuri hari ini.
Kamu juga bisa melakukan ritual syukur, yaitu mengucapkan doa sebelum makan atau mengucapkan doa terima kasih setiap pagi ketika kamu bangun atau saat malam hari sebelum pergi tidur.
Beri tahu seseorang bahwa kamu berterima kasih atas persahabatan, dukungan, dorongan, atau sesuatu yang spesifik. Luangkan waktu untuk berterima kasih kepada seseorang secara langsung atau tulis surat yang menyatakan penghargaan kamu.
Banyak orang yang mulai mempraktikkan rasa syukur merasa bahwa hal itu membuat perbedaan yang luar biasa dalam hidup mereka. Mereka merasa lebih bahagia, lebih puas, dan tidak terlalu cemas. ( )
3. BERBICARA/CURHAT DENGAN ORANG LAIN
Foto:LinkedIn Sales Navigator/Unsplash
Curhat ke teman, kerabat, atau ahli untuk menceritakan dan mendiskusikan perasaan kamu secara terbuka bisa membantu menempatkannya dalam perspektifmu. Saat kamu mengalami emosi yang intens atau negatif, membicarakannya sering kali membuat emosi itu berkurang. Melepaskannya bisa meredakan hal-hal negatif dan memungkinkan kamu memproses situasi dari sudut pandang yang lebih tenang.
Ngobrol dengan orang lain juga membantumu mengidentifikasi emosi. Saat kamu stres, terkadang susah untuk menentukan apakah kamu marah atau khawatir, mudah tersinggung, atau cemas. Kadang-kadang kamu bertanya-tanya apakah kamu dibenarkan untuk merasakan hal tertentu atau apakah emosimu tidak lebay dalam menghadapi situasi tersebut.
Nah, mendiskusikan ini bisa membantumu mengatasi perasaan. Berbicara membantu mendapatkan wawasan tentang hidup dan belajar tentang diri sendiri.
Kalau kamu tidak punya hubungan yang membuat kamu merasa nyaman dan aman untuk membicarakan emosi-emosimu, coba pertimbangkan untuk berbicara dengan konsultan, psikolog, atau terapis. (Baca Juga: Belajar Isu Kesehatan Mental dari 7 Webtoon Ini, Yuk!)
Iffah Sulistyawati Hartana
Kontributor GenSINDO
Institut Teknologi Bandung
Instagram: @iffahsulistya
Melansir dari Psychology Today, studi tersebut menyebut bahwa mereka yang menahan perasaannya atau melarang dirinya untuk mengekspresikan perasaannya punya kegelisahan sosial dan kegelisahan secara umum ketimbang mereka yang menghadapi situasi, dan berfokus pada hal-hal positif.
Studi lain menemukan bahwa menahan emosi bisa meningkatkan stres dan menyebabkan penyakit fisik lain seperti hipertensi dan penyakit kardiovaskular.
Banyak orang kesulitan mengekspresikan emosi mereka dengan cara yang positif. Beberapa malah percaya bahwa mereka cuma punya dua pilihan, yaitu mengungkapkan perasaan dan menghadapi orang yang bikin kesal atau menekan perasaan.
Nah, tapi sebenarnya ada banyak cara untuk mengekspresikan emosi kita. Berikut yang perlu kamu simak.
1. MEMBUAT JURNAL/CATATAN
Foto:Prophsee Journals/Unsplash
Menuliskan pikiran dan perasaan kamu membuat dirimu bisa memahami perasaan dengan lebih jelas. Menurut peneltian dari tim University of Rochester Medical Center, hal ini bisa mengurangi stres dan membantu kamu mengelola kecemasan.
Kamu bisa menuliskan perasaanmu dan hal-hal yang menurutmu memicu kecemasanmu supaya kamu bisa memahami penyebab stres dengan lebih baik, juga membuat rencana untuk mengelolanya dengan lebih baik.
Tidak ada cara yang benar atau salah untuk menulis di jurnal, tapi tim dari University of Rochester Medical Center menyarankan beberapa hal. Pertama, tulislah jurnal setiap hari. Tulis apa pun yang kamu rasakan. Jangan khawatir tentang ejaan atau apa yang mungkin dipikirkan orang lain.
Siapkan juga kertas dan pulpen agar dapat sering menulis. Lalu, jaga kerahasiaannya kalau kamu mau, bagikan bagian yang ingin kamu bagikan. Ingat, ini adalah ruang pribadi dan aman untukmu dalam mengekspresikan perasaan. ( )
2. BERSYUKUR
Foto:Marcos Paulo Prado/Unsplash
Bersyukur membantu mengurangi stres dan bisa mencegah penyakit fisik. Paul J. Mills, seorang peneliti, menemukan bahwa "lebih banyak bersyukur dikaitkan dengan suasana hati yang lebih baik, tidur yang lebih baik, lebih sedikit lelah, dan tingkat yang lebih rendah dari penanda inflamasi terkait dengan kesehatan jantung."
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk memasukkan rasa syukur dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, kamu bisa menuliskan tiga alasan bersyukur setiap hari untuk membantu diri fokus pada hal positif dalam hidup. Beberapa orang suka meluangkan beberapa menit setiap hari untuk merenungkan hal yang perlu mereka hargai dalam hidup.
Selain itu, temukan teman untuk bersyukur. Dia atau mereka adalah orang yang bisa kamu bagikan hal positif setiap hari untuk membantumu tetap termotivasi. Kamu bisa mengirim pesan dan menanyakan apa yang dia syukuri hari ini.
Kamu juga bisa melakukan ritual syukur, yaitu mengucapkan doa sebelum makan atau mengucapkan doa terima kasih setiap pagi ketika kamu bangun atau saat malam hari sebelum pergi tidur.
Beri tahu seseorang bahwa kamu berterima kasih atas persahabatan, dukungan, dorongan, atau sesuatu yang spesifik. Luangkan waktu untuk berterima kasih kepada seseorang secara langsung atau tulis surat yang menyatakan penghargaan kamu.
Banyak orang yang mulai mempraktikkan rasa syukur merasa bahwa hal itu membuat perbedaan yang luar biasa dalam hidup mereka. Mereka merasa lebih bahagia, lebih puas, dan tidak terlalu cemas. ( )
3. BERBICARA/CURHAT DENGAN ORANG LAIN
Foto:LinkedIn Sales Navigator/Unsplash
Curhat ke teman, kerabat, atau ahli untuk menceritakan dan mendiskusikan perasaan kamu secara terbuka bisa membantu menempatkannya dalam perspektifmu. Saat kamu mengalami emosi yang intens atau negatif, membicarakannya sering kali membuat emosi itu berkurang. Melepaskannya bisa meredakan hal-hal negatif dan memungkinkan kamu memproses situasi dari sudut pandang yang lebih tenang.
Ngobrol dengan orang lain juga membantumu mengidentifikasi emosi. Saat kamu stres, terkadang susah untuk menentukan apakah kamu marah atau khawatir, mudah tersinggung, atau cemas. Kadang-kadang kamu bertanya-tanya apakah kamu dibenarkan untuk merasakan hal tertentu atau apakah emosimu tidak lebay dalam menghadapi situasi tersebut.
Nah, mendiskusikan ini bisa membantumu mengatasi perasaan. Berbicara membantu mendapatkan wawasan tentang hidup dan belajar tentang diri sendiri.
Kalau kamu tidak punya hubungan yang membuat kamu merasa nyaman dan aman untuk membicarakan emosi-emosimu, coba pertimbangkan untuk berbicara dengan konsultan, psikolog, atau terapis. (Baca Juga: Belajar Isu Kesehatan Mental dari 7 Webtoon Ini, Yuk!)
Iffah Sulistyawati Hartana
Kontributor GenSINDO
Institut Teknologi Bandung
Instagram: @iffahsulistya
(ita)