Biar Hidup Lebih Terarah, Yuk Mengenal Teori Hierarki Kebutuhan ala Maslow
loading...
A
A
A
JAKARTA - Buat kamu yang pernah belajar psikologi dan manajemen, pasti gak asing lagi dengan teori yang satu ini.
Yap, namanya teori hierarki kebutuhan Maslow. Teori hierarki kebutuhan manusia ini menjadi dasar dari perkembangan keilmuan lain yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan manusia lainnya.
Foto: brandadventureindonesia.com
Pernah gak kamu menyadari bahwa di lingkungan sosialmu bisa ditemukan berbagai karakteristik individu, di antaranya ada orang yang terobsesi buat ngumpulin uang, properti, atau mengejar jaminan perlindungan dan rasa aman.
Sementara sebagian lagi lebih memilih santai-santai, ada juga yang sibuk mencari simpati dan popularitas, ada yang low profile, lemah lembut dan penuh penerimaan terhadap orang lain, dan lain sebagainya. Beberapa variasi karakteristik individu di atas adalah cerminan variasi kebutuhan yang mendominasi seseorang.
Nah, secara garis besar, teori ini membahas mengenai tingkatan kebutuhan dari seorang manusia. Karena setiap manusia tentunya punya kebutuhan.
Apabila kebutuhan dasar tersebut gak terpenuhi, maka selanjutnya bakal susah buat mempertahankan hidupnya apalagi untuk mencapai kepuasan dan meraih tingkat kebutuhan yang lebih tinggi.
Nah, biar gak bingung, simak baik-baik penjelasan di bawah ini mengenai tingkatan kebutuhan bagi manusia.
1. KEBUTUHAN FISIOLOGIS
Foto: Shutterstock
Dalam hierarki piramida Maslow, kebutuhan fisiologis (physiological needs) ditempatkan pada posisi paling bawah. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan manusia pada tingkatan terendah.
Dalam level ini mencakup sejumlah kebutuhan-kebutuhan fisik yang mendasar, antara lain makanan, minuman, tempat berteduh (sandang, pangan, papan), tidur, dan oksigen.
Sebelum bisa menangani kebutuhan yang lain, kebutuhan fisiologi manusia harus ditangani dulu. Karena pada dasarnya seseorang yang sedang benar - benar kelaparan gak akan memikirkan reputasi mereka ataupun mencari teman.
Mengutip dari jurnal JNeurosci, para ilmuwan dari Australia meneliti Enteric Nervous System (ENS) yang disebut dengan ‘otak kedua’. ENS adalah matriks yang terdiri dari jutaan saraf yang terdapat di usus besar, yang bertugas mengontrol pergerakan usus.
Saraf-saraf ini bekerja sendiri tanpa diperintah oleh sistem saraf pusat yang terdapat di otak. Beberapa penyebab menurunnya fungsi kerja otak saat lapar, di antaranya kadar gula darah turun dan kurangnya cairan dalam tubuh.
Para ilmuwan mengamati pola ENS ini, apabila terganggu akan mempengaruhi kerja saraf di bagian pusat, yaitu otak. Itulah alasan mengapa saat lapar kita akan sulit untuk berpikir dan berfokus pada sejumlah hal.
Cukup sederhana untuk memahami suatu kebutuhan termasuk fisiologis atau bukan, karena terdapat dua ciri yang bisa dikenali.
Pertama, kebutuhan fisiologis bisa dipenuhi dan dipuaskan baik secara menyeluruh maupun parsial. Misalnya saat seseorang merasa lapar, ia bisa makan sampai kenyang atau hanya cuma mengatasi rasa lapar tersebut dengan memakan camilan sebagai pengganjal perut saat lapar aja.
Kedua adalah kebutuhan fisiologis yang muncul secara berulang. Inilah yang membedakan kebutuhan fisiologis dengan kebutuhan lainnya
2. KEBUTUHAN KEAMANAN
Foto: zbest.com
Setelah memenuhi kebutuhan pada level pertama, maka kamu bisa mulai mencoba memuaskan kebutuhan level kedua, yakni kebutuhan akan rasa aman (safety needs).
Keamanan di sini bukan cuma berarti secara fisik, tapi juga termasuk stabilitas dan ketergantungan, sekaligus perlindungan dari kriminalitas, terorisme, perang, penyakit, bencana alam, dan sebagainya. Keamanan juga termasuk secara mental seperti kebebasan dari rasa takut dan stres.
Pada orang dewasa atau remaja, kebutuhan keamanan itu sedikit, kecuali pada keadaan darurat, seperti bencana, atau kegagalan organisasi dalam struktur sosial.
Cobalah untuk lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan orang-orang yang bisa menciptakan rasa aman kepada dirimu, seperti anggota keluarga (kedua orang tua), teman, atau pasangan. Selain curhat, berpelukan juga dinilai bisa menciptakan rasa aman.
Mengutip dari alodokter.com, sebuah studi menyebutkan bahwa berpelukan punya fungsi serupa dengan menyusui. Ini karena pelukan membuat tubuh melepaskan hormon oksitosin, yaitu hormon yang dikaitkan dengan perasaan bahagia.
Banyak bukti yang menunjukkan bahwa seseorang yang sering memeluk dan dipeluk punya tingkat stres yang lebih rendah dibandingkan yang kurang mendapat pelukan saat kecil.
3. KEBUTUHAN SOSIAL
Foto: wallstreetenglish.edu,vn
Setelah kebutuhan fisiologi terpenuhi dan kamu udah merasa aman, maka kebutuhan berikut yang harus dipenuhi adalah kebutuhan mendapatkan kasih sayang sekaligus perasaan memiliki dan dimiliki (social needs).
Yang dimaksud di sini adalah kebutuhan manusia untuk merasa dibutuhkan agar dianggap sebagai bagian dari komunitas sosialnya.
Kebutuhan ini bisa termasuk keinginan untuk bersahabat, atau untuk memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat pada keluarganya, dan keinginan memberi dan menerima cinta.
Melansir dari dosenpsikologi.com, terdapat dua jenis cinta yaitu Deficiency atau disebut juga dengan D- Love dan Being atau B- Love.
D- Love adalah cinta yang berfokus pada diri sendiri, yang lebih mementingkan cara memperoleh daripada cara memberi. Sedangkan B- Love adalah cinta yang gak berniat memiliki, cinta yang memberikan dukungan pada orang lain untuk berkembang.
Individu yang kebutuhan akan kasih sayangnya telah terpenuhi sejak kanak-kanak, cenderung lebih bisa menerima penolakan dibandingkan dengan individu yang masa kanak-kanaknya tidak dilingkupi oleh kasih sayang.
Menurut Maslow, kebutuhan kasih sayang juga berkaitan dengan hubungan yang sehat dan penuh kasih serta saling percaya. Karena pada kenyataannya, banyak hubungan pertemanan dan cinta sepasang kekasih bahkan keluarga yang hancur berantakan disebabkan adanya rasa saling curiga dan pengkhiatan terhadap hubungan yang telah terjalin.
4. KEBUTUHAN UNTUK DIHARGAI
Foto: zaplo.es
Kebutuhan untuk dihargai (esteem needs) adalah keinginan untuk berprestasi dan memiliki prestise (wibawa). Hal ini bisa termasuk keinginan untuk dihormati orang lain, ketenaran, pengakuan, perhatian, reputasi, dan kepemilikan status.
Kebutuhan akan penghargaan atau untuk dihargai dikategorikan menjadi dua, yaitu kebutuhan yang lebih rendah dan lebih tinggi.
Kebutuhan yang lebih rendah diwujudkan dalam bentuk perhatian, menghormati orang lain, reputasi, apresiasi, status, martabat, dan dominasi.
Sementara kebutuhan penghargaan yang lebih tinggi meliputi harga diri, kompetensi, prestasi, kemandirian, kebebasan, keyakinan, dan penguasaan.
Kalau kebutuhan pada tingkat ini gak bisa dicapai, maka akan mengakibatkan seseorang mengalami depresi, timbulnya rasa gak percaya diri, harga diri rendah, dan merasa gak berharga atau berguna.
Hal yang bisa dilakukan dengan mendekatkan diri dengan individu atau kelompok yang selalu memberikan apresiasi kepada dirimu. Mulailah dari lingkup lingkungan terdekat, seperti kedua orang tua, atau anggota keluarga lainnya, yang pada dasarnya lebih memahami dirimu sebenarnya.
5. KEBUTUHAN UNTUK AKTUALISASI DIRI
Foto: Shutterstok
Aktualisasi diri (self-actualization needs) adalah kebutuhan untuk membuktikan dan menunjukkan diri kepada orang lain.
Untuk melakukan itu, kamu akan mengembangkan diri sendiri semaksimal mungkin untuk menjadi versi terbaik dari dirimu sendiri.
Tapi, gak banyak orang yang bisa mencapai tahap ini, karena kebanyakan dari mereka masih memiliki kebutuhan yang belum terpenuhi.
Kebutuhan tingkat ini juga berbeda dengan kebutuhan – kebutuhan sebelumnya. Pada tingkatan ini, kamu gak lagi berhasrat pengen dihargai orang lain, maupun persahabatan atau cinta mereka. Hal terpenting pada tahap ini adalah membuktikan pada diri sendiri.
Bentuk aktualisasi diri bukanlah hal yang gampang untuk dicapai karena perlunya dukungan dari berbagai pihak. Apabila kebutuhan ini gak bisa dicapai, nantinya akan bikin gelisah, gak tenang, tegang, bahkan merasa harga diri kurang.
Menurut Maslow, kebutuhan ini menjadi hasrat yang memicu setiap individu untuk menggali potensi dalam diri dan mengembangkannya semaksimal mungkin, sehingga mampu menjadi pribadi yang sesuai dengan kemampuan diri sendiri.
Dikutip dari brandadventureindonesia.com. Contoh yang sering digunakan adalah Vincent van Gogh, pelukis terkenal asal Belanda. Selama hidupnya, ia terkenal gak punya banyak teman dan hanya punya keinginan untuk melukis.
Banyak yang mengatakan bahwa dalam kasus ini, ia udah ada di tahap terakhir dari hierarki kebutuhan Maslow walaupun kebutuhan lainnya gak terpenuhi.
Tapi menurut Maslow, semuanya justru udah terpenuhi, makanya van Gogh bisa punya kebutuhan akan aktualisasi sendiri, yaitu mengembangkan dan menjual lukisan yang dia buat.
Kebutuhan yang dimiliki van Gogh udah terpenuhi karena menurutnya, untuk hidup cuma butuh kebutuhan dasar aja.
Nah, setelah membaca penjelasan di atas, semoga kehidupan kita dapat lebih terarah, ya,
Fazjri Abdillah
Kontributor GenSINDO
Politeknik Negeri Jakarta
Instagram: @born2inform_
Yap, namanya teori hierarki kebutuhan Maslow. Teori hierarki kebutuhan manusia ini menjadi dasar dari perkembangan keilmuan lain yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan manusia lainnya.
Foto: brandadventureindonesia.com
Pernah gak kamu menyadari bahwa di lingkungan sosialmu bisa ditemukan berbagai karakteristik individu, di antaranya ada orang yang terobsesi buat ngumpulin uang, properti, atau mengejar jaminan perlindungan dan rasa aman.
Sementara sebagian lagi lebih memilih santai-santai, ada juga yang sibuk mencari simpati dan popularitas, ada yang low profile, lemah lembut dan penuh penerimaan terhadap orang lain, dan lain sebagainya. Beberapa variasi karakteristik individu di atas adalah cerminan variasi kebutuhan yang mendominasi seseorang.
Nah, secara garis besar, teori ini membahas mengenai tingkatan kebutuhan dari seorang manusia. Karena setiap manusia tentunya punya kebutuhan.
Apabila kebutuhan dasar tersebut gak terpenuhi, maka selanjutnya bakal susah buat mempertahankan hidupnya apalagi untuk mencapai kepuasan dan meraih tingkat kebutuhan yang lebih tinggi.
Nah, biar gak bingung, simak baik-baik penjelasan di bawah ini mengenai tingkatan kebutuhan bagi manusia.
1. KEBUTUHAN FISIOLOGIS
Foto: Shutterstock
Dalam hierarki piramida Maslow, kebutuhan fisiologis (physiological needs) ditempatkan pada posisi paling bawah. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan manusia pada tingkatan terendah.
Dalam level ini mencakup sejumlah kebutuhan-kebutuhan fisik yang mendasar, antara lain makanan, minuman, tempat berteduh (sandang, pangan, papan), tidur, dan oksigen.
Sebelum bisa menangani kebutuhan yang lain, kebutuhan fisiologi manusia harus ditangani dulu. Karena pada dasarnya seseorang yang sedang benar - benar kelaparan gak akan memikirkan reputasi mereka ataupun mencari teman.
Mengutip dari jurnal JNeurosci, para ilmuwan dari Australia meneliti Enteric Nervous System (ENS) yang disebut dengan ‘otak kedua’. ENS adalah matriks yang terdiri dari jutaan saraf yang terdapat di usus besar, yang bertugas mengontrol pergerakan usus.
Saraf-saraf ini bekerja sendiri tanpa diperintah oleh sistem saraf pusat yang terdapat di otak. Beberapa penyebab menurunnya fungsi kerja otak saat lapar, di antaranya kadar gula darah turun dan kurangnya cairan dalam tubuh.
Para ilmuwan mengamati pola ENS ini, apabila terganggu akan mempengaruhi kerja saraf di bagian pusat, yaitu otak. Itulah alasan mengapa saat lapar kita akan sulit untuk berpikir dan berfokus pada sejumlah hal.
Cukup sederhana untuk memahami suatu kebutuhan termasuk fisiologis atau bukan, karena terdapat dua ciri yang bisa dikenali.
Pertama, kebutuhan fisiologis bisa dipenuhi dan dipuaskan baik secara menyeluruh maupun parsial. Misalnya saat seseorang merasa lapar, ia bisa makan sampai kenyang atau hanya cuma mengatasi rasa lapar tersebut dengan memakan camilan sebagai pengganjal perut saat lapar aja.
Kedua adalah kebutuhan fisiologis yang muncul secara berulang. Inilah yang membedakan kebutuhan fisiologis dengan kebutuhan lainnya
2. KEBUTUHAN KEAMANAN
Foto: zbest.com
Setelah memenuhi kebutuhan pada level pertama, maka kamu bisa mulai mencoba memuaskan kebutuhan level kedua, yakni kebutuhan akan rasa aman (safety needs).
Keamanan di sini bukan cuma berarti secara fisik, tapi juga termasuk stabilitas dan ketergantungan, sekaligus perlindungan dari kriminalitas, terorisme, perang, penyakit, bencana alam, dan sebagainya. Keamanan juga termasuk secara mental seperti kebebasan dari rasa takut dan stres.
Pada orang dewasa atau remaja, kebutuhan keamanan itu sedikit, kecuali pada keadaan darurat, seperti bencana, atau kegagalan organisasi dalam struktur sosial.
Cobalah untuk lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan orang-orang yang bisa menciptakan rasa aman kepada dirimu, seperti anggota keluarga (kedua orang tua), teman, atau pasangan. Selain curhat, berpelukan juga dinilai bisa menciptakan rasa aman.
Mengutip dari alodokter.com, sebuah studi menyebutkan bahwa berpelukan punya fungsi serupa dengan menyusui. Ini karena pelukan membuat tubuh melepaskan hormon oksitosin, yaitu hormon yang dikaitkan dengan perasaan bahagia.
Banyak bukti yang menunjukkan bahwa seseorang yang sering memeluk dan dipeluk punya tingkat stres yang lebih rendah dibandingkan yang kurang mendapat pelukan saat kecil.
3. KEBUTUHAN SOSIAL
Foto: wallstreetenglish.edu,vn
Setelah kebutuhan fisiologi terpenuhi dan kamu udah merasa aman, maka kebutuhan berikut yang harus dipenuhi adalah kebutuhan mendapatkan kasih sayang sekaligus perasaan memiliki dan dimiliki (social needs).
Yang dimaksud di sini adalah kebutuhan manusia untuk merasa dibutuhkan agar dianggap sebagai bagian dari komunitas sosialnya.
Kebutuhan ini bisa termasuk keinginan untuk bersahabat, atau untuk memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat pada keluarganya, dan keinginan memberi dan menerima cinta.
Melansir dari dosenpsikologi.com, terdapat dua jenis cinta yaitu Deficiency atau disebut juga dengan D- Love dan Being atau B- Love.
D- Love adalah cinta yang berfokus pada diri sendiri, yang lebih mementingkan cara memperoleh daripada cara memberi. Sedangkan B- Love adalah cinta yang gak berniat memiliki, cinta yang memberikan dukungan pada orang lain untuk berkembang.
Individu yang kebutuhan akan kasih sayangnya telah terpenuhi sejak kanak-kanak, cenderung lebih bisa menerima penolakan dibandingkan dengan individu yang masa kanak-kanaknya tidak dilingkupi oleh kasih sayang.
Menurut Maslow, kebutuhan kasih sayang juga berkaitan dengan hubungan yang sehat dan penuh kasih serta saling percaya. Karena pada kenyataannya, banyak hubungan pertemanan dan cinta sepasang kekasih bahkan keluarga yang hancur berantakan disebabkan adanya rasa saling curiga dan pengkhiatan terhadap hubungan yang telah terjalin.
4. KEBUTUHAN UNTUK DIHARGAI
Foto: zaplo.es
Kebutuhan untuk dihargai (esteem needs) adalah keinginan untuk berprestasi dan memiliki prestise (wibawa). Hal ini bisa termasuk keinginan untuk dihormati orang lain, ketenaran, pengakuan, perhatian, reputasi, dan kepemilikan status.
Kebutuhan akan penghargaan atau untuk dihargai dikategorikan menjadi dua, yaitu kebutuhan yang lebih rendah dan lebih tinggi.
Kebutuhan yang lebih rendah diwujudkan dalam bentuk perhatian, menghormati orang lain, reputasi, apresiasi, status, martabat, dan dominasi.
Sementara kebutuhan penghargaan yang lebih tinggi meliputi harga diri, kompetensi, prestasi, kemandirian, kebebasan, keyakinan, dan penguasaan.
Kalau kebutuhan pada tingkat ini gak bisa dicapai, maka akan mengakibatkan seseorang mengalami depresi, timbulnya rasa gak percaya diri, harga diri rendah, dan merasa gak berharga atau berguna.
Hal yang bisa dilakukan dengan mendekatkan diri dengan individu atau kelompok yang selalu memberikan apresiasi kepada dirimu. Mulailah dari lingkup lingkungan terdekat, seperti kedua orang tua, atau anggota keluarga lainnya, yang pada dasarnya lebih memahami dirimu sebenarnya.
5. KEBUTUHAN UNTUK AKTUALISASI DIRI
Foto: Shutterstok
Aktualisasi diri (self-actualization needs) adalah kebutuhan untuk membuktikan dan menunjukkan diri kepada orang lain.
Untuk melakukan itu, kamu akan mengembangkan diri sendiri semaksimal mungkin untuk menjadi versi terbaik dari dirimu sendiri.
Tapi, gak banyak orang yang bisa mencapai tahap ini, karena kebanyakan dari mereka masih memiliki kebutuhan yang belum terpenuhi.
Kebutuhan tingkat ini juga berbeda dengan kebutuhan – kebutuhan sebelumnya. Pada tingkatan ini, kamu gak lagi berhasrat pengen dihargai orang lain, maupun persahabatan atau cinta mereka. Hal terpenting pada tahap ini adalah membuktikan pada diri sendiri.
Bentuk aktualisasi diri bukanlah hal yang gampang untuk dicapai karena perlunya dukungan dari berbagai pihak. Apabila kebutuhan ini gak bisa dicapai, nantinya akan bikin gelisah, gak tenang, tegang, bahkan merasa harga diri kurang.
Menurut Maslow, kebutuhan ini menjadi hasrat yang memicu setiap individu untuk menggali potensi dalam diri dan mengembangkannya semaksimal mungkin, sehingga mampu menjadi pribadi yang sesuai dengan kemampuan diri sendiri.
Dikutip dari brandadventureindonesia.com. Contoh yang sering digunakan adalah Vincent van Gogh, pelukis terkenal asal Belanda. Selama hidupnya, ia terkenal gak punya banyak teman dan hanya punya keinginan untuk melukis.
Banyak yang mengatakan bahwa dalam kasus ini, ia udah ada di tahap terakhir dari hierarki kebutuhan Maslow walaupun kebutuhan lainnya gak terpenuhi.
Tapi menurut Maslow, semuanya justru udah terpenuhi, makanya van Gogh bisa punya kebutuhan akan aktualisasi sendiri, yaitu mengembangkan dan menjual lukisan yang dia buat.
Kebutuhan yang dimiliki van Gogh udah terpenuhi karena menurutnya, untuk hidup cuma butuh kebutuhan dasar aja.
Nah, setelah membaca penjelasan di atas, semoga kehidupan kita dapat lebih terarah, ya,
Fazjri Abdillah
Kontributor GenSINDO
Politeknik Negeri Jakarta
Instagram: @born2inform_
(it)