Update Kronologi Perseteruan HYBE vs Min Hee-jin, CEO ADOR yang Debutkan NewJeans

Jum'at, 03 Mei 2024 - 20:59 WIB
loading...
A A A
CEO Min memutarbalikkan fakta dengan mencampuradukkan waktu (timeline) dan menampilkan cara interpretasinya yang menyimpang di hadapan publik.

"Kami dapat membantah semua klaim yang memiliki bukti, tapi kami memutuskan untuk tidak menyebutkannya satu per satu karena kami menilai klaim tersebut tidak layak untuk ditanggapi".

"Namun, kami akan dengan rajin berkomentar tentang fakta-fakta yang harus dinyatakan dengan jelas dalam istilah bisnis yang diajukan media".

HYBE juga meminta Min Hee-jin berhenti menyebut para artis HYBE dan orang tuanya secara terus-menerus karena hal itu akan merugikan sang artis.

26 APRIL 2024

1. Jawaban HYBE atas Tuduhan Kontrak Perbudakan


Dalam konferensi pers, Min Hee-jin menyebut tentang kontrak perbudakan yang dirancang untuk membuatnya berada di HYBE selamanya. Namun saat itu ia tidak merincinya lebih jauh.

HYBE menjawab tuduhan ini. Namun untuk bisa memahaminya, Hankook Ilbo dan Chosun memberikan latar belakang tentang munculnya tuduhan tersebut.

Menurut dua media ini berdasarkan informasi dari industri investasi dan industri musik Korea, pada Maret 2023 Min Hee-jin menandatangani perjanjian dengan HYBE tentang persyaratan jika ia ingin melepas sahamnya.

Saat itu, ia mendapatkan saham 18% dengan harga yang lebih rendah karena pada akhir 2022 ADOR masih mengalami kerugian bersih. Namun pada 2023, ADOR memperoleh keuntungan yang signifikan.

Mulai November 2024, Min Hee-jin pun sudah bisa menjual 13,5% sahamnya di ADOR kepada HYBE melalui opsi jual (put option). Harga jualnya diperkirakan mencapai 100 miliar won.

Adapun sisa 4,5% tidak dapat dijual tanpa persetujuan HYBE. Nah, saham inilah yang menjadi ujung pangkal konflik keduanya.

Pada Desember 2023, Min Hee-jin mengajukan keberatan terhadap pembatasan penjualan 4,5% saham. HYBE lantas mengajukan penawaran untuk memodifikasinya, dengan menyarankan bahwa saham bisa dijual, tapi dalam waktu yang berbeda, dan tidak lagi perlu persetujuan HYBE.

Namun Min Hee-jin menolak tawaran ini karena ia ingin memakai harga pasar. Ia juga mengatakan bahwa margin operasi (angka laba operasional setelah pendapatan dikurangi biaya) ADOR lebih baik dibanding label lain.

Menurut HYBE, alasan tidak bisa mencapai kata sepakat karena keduanya masih alot dalam hal besaran kompensasi 4,5%. HYBE menawarkan 13x laba operasional rata-rata selama dua tahun, sedangkan Min Hee-jin meminta 20x laba.

Pada tahap ini, Min Hee-jin sudah memakai jasa kuasa hukum, dan kedua belah pihak masih terus melakukan perundingan terkait hal tersebut.

Nah, di sinilah lantas HYBE mengaku menemukan bukti bahwa Min Hee-jin bertemu dengan investor luar untuk membantu mengambil alih ADOR. Atas hal tersebut, HYBE lantas melakukan audit yang dilakukan pada 22 April lalu.

Sementara itu, pihak Min Hee-jin pada 26 April mengatakan bahwa "kontrak perbudakan" yang mereka maksud tersebut juga termasuk adanya klausul nonkompetisi.

Ini adalah klausul yang mengatur bahwa Min Hee-jin tidak bisa bekerja di perusahaan pesaing atau yang bergerak dalam bidang usaha yang sama dengan HYBE, selama ia masih menjadi CEO ADOR atau selama masih memegang saham ADOR.

Nah, berikut ini tanggapan HYBE terkait tuduhan kontrak perbudakan yang dilontarkan Min Hee-jin.

HYBE mengatakan bahwa klausul nonkompetisi antarpemegang saham sebenarnya adalah hal yang wajib dirahasiakan, tapi Min Hee-jin malah menyebutnya. Pembelaan HYBE adalah bahwa klausul itu untuk mencegah persaingan tidak sehat.

HYBE juga mengatakan bahwa Min Hee-jin sudah bisa menjual saham 18%-nya mulai November 2024. Ia juga akan terbebas dari klausul nonkompetisi mulai November 2026 saat kontraknya dengan HYBE selesai.
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2300 seconds (0.1#10.140)