Panduan Menikmati The Matrix Resurrections tanpa Nonton Film Sebelumnya
Rabu, 22 Desember 2021 - 07:07 WIB
The Matrix bisa menjadi membingungkan bagi yang baru pertama menontonnya. The Matrix Resurrections adalah film keempatnya. Tak ada salahnya mencari panduannya. (Foto: What Is The Matrix)
The Matrix adalah franchise tua yang kali pertama muncul di akhir 1990-an. Sejak film pertamanya dirilis pada 1999, The Matrix telah melahirkan dua sekuel, yaitu The Matrix Reloaded (2003) dan The Matrix Revolutions (2003). Jadi, bagi kalian yang lahir di awal 2000-an mungkin belum pernah menontonnya.
Peringatan: Artikel ini mengandung spoiler tiga film The Matrix sebelum Resurrections! Kalian sudah diperingatkan!
The Matrix adalah franchise yang laris di masanya. Film pertamanya mengisahkan tentang perubahan Neo dari seorang geek penyendiri yang terjebak di simulasi realitas virtual alias Matrix menjadi penyelamat umat manusia. Dunia nyatanya sudah rusak dan menjadi penjara pasca-apokaliptik yang dijalankan mesin pencipta Matrix untuk menipu orang agar mengira mereka ada dunia normal.
Kini setelah 18 tahun sejak Revolutions dirilis, franchise ini mencoba bangkit lagi lewat The Matrix Resurrections. Buat kalian yang baru pertama menonton The Matrix lewat Resurrections, ada baiknya untuk menonton tiga film sebelumnya, beserta sejumlah film animasi dan video game-nya. Tapi, jika tidak sempat, maka panduan dari Vox berikut ini bisa membantu kalian memahami film ini.
1. Matrix
Matrix adalah sistem komputer yang harus dirancang. Di film ini, dunia yang dipandang manusia sebenarnya adalah Matrix, realitas simulasi yang diciptakan Mesin sentien untuk menenangkan dan menaklukkan populasi manusia sementara panas tubuh dan aktivitas listrik mereka digunakan sebagai sumber energi. Di dalam Matrix, entitas yang menjadi perwujudan penciptanya disebut sebagai Arsitek.
Neo bertemu Arsitek di Reloaded. Kepada Neo, Arsitek mengatakan kalau secara rutin Matrix harus di-reset untuk menghadapi sulitnya melawan pilihan manusia. Dia juga memberitahu Neo, alih-alih melawan Matrix, Neo ada sebagai bagian rancangannya, dan itu jauh dari The One. Lima messiah lain di simulasi itu sebelum dia harus memutuskan bagaimana menangani reset Matrix itu.
Pilihan Neo melibatkan semacam Calvinisme. Kalau dia bekerja dengan mesin untuk me-reset Matrix, dia bisa memilih warga mana di Zion yang akan selamat dan merepopulasi ulang Matrix. Kalau dia melawan, seluruh populasi manusia akan dihancurkan. Neo tidak memilih satu pun pilihan itu. Tapi, ide kalau Arsitek memperbolehkan semua simulasi ini berjalan membayangi semua yang terjadi setelah pertemuan awal mereka, termasuk peristiwa di film baru.
2. Program liar di dalam Matrix
Di film pertama, musuh utama Neo, Agent Smith adalah salah satu perwujudan mesin yang ada di Matrix. Setelah Smith kalah dari Neo, dia dijadwalkan untuk dihapus, diserap kembali mejadi kode. Tapi Smith menolak dan kabur dari kendali Matrix. Dia menjadi program liar yang bisa bertindak sendiri.
Sepanjang franchise ini, Smith menjadi virus yang bisa mereplikasi dirinya sendiri dengan mengambil alih manusia yang ada di dalam Matrix. Mereka juga tidak selalu tampak seperti Hugo Weaving, pemeran Smith.
Tapi, Smith bukan satu-satunyua program liar. Ada juga Frenchman (Lambert Wilson) alias Merovingian. Dia berfungsi sebagai gembong kriminal atas banyak program liar lain dan berusaha memanipulasi serta mengendalikan orang-orang di sekitar Neo. Ada juga Rama, yang melawan Matrix dengan menikahi program liar dan menciptakan “putri” simulasi bernama Sati.
Sati menjadi penting dalam pembangunan dunia film Matrix. Dia bertemu Neo saat dia terjebak kebingungan. Rama berusaha keras menjaga keselamatan Sati dari penghancuran oleh mesin. Karena dia dan istrinya menciptakannya hanya sebagai putri mereka, Sati tidak punya tujuan, yang membuatnya jadi anomali di Matrix.
Tapi, Sati terimplikasi punya tujuan. Oracle mengatakan, Sati mungkin menjadi The One berikutnya. Penggemar menduga, dia adalah perwujudan Arsitek. Di Resurrection, Sati akan punya peranan penting.
3. Neo dan Trinity mati di film ketiga
Peringatan: Artikel ini mengandung spoiler tiga film The Matrix sebelum Resurrections! Kalian sudah diperingatkan!
The Matrix adalah franchise yang laris di masanya. Film pertamanya mengisahkan tentang perubahan Neo dari seorang geek penyendiri yang terjebak di simulasi realitas virtual alias Matrix menjadi penyelamat umat manusia. Dunia nyatanya sudah rusak dan menjadi penjara pasca-apokaliptik yang dijalankan mesin pencipta Matrix untuk menipu orang agar mengira mereka ada dunia normal.
Kini setelah 18 tahun sejak Revolutions dirilis, franchise ini mencoba bangkit lagi lewat The Matrix Resurrections. Buat kalian yang baru pertama menonton The Matrix lewat Resurrections, ada baiknya untuk menonton tiga film sebelumnya, beserta sejumlah film animasi dan video game-nya. Tapi, jika tidak sempat, maka panduan dari Vox berikut ini bisa membantu kalian memahami film ini.
1. Matrix
Matrix adalah sistem komputer yang harus dirancang. Di film ini, dunia yang dipandang manusia sebenarnya adalah Matrix, realitas simulasi yang diciptakan Mesin sentien untuk menenangkan dan menaklukkan populasi manusia sementara panas tubuh dan aktivitas listrik mereka digunakan sebagai sumber energi. Di dalam Matrix, entitas yang menjadi perwujudan penciptanya disebut sebagai Arsitek.
Neo bertemu Arsitek di Reloaded. Kepada Neo, Arsitek mengatakan kalau secara rutin Matrix harus di-reset untuk menghadapi sulitnya melawan pilihan manusia. Dia juga memberitahu Neo, alih-alih melawan Matrix, Neo ada sebagai bagian rancangannya, dan itu jauh dari The One. Lima messiah lain di simulasi itu sebelum dia harus memutuskan bagaimana menangani reset Matrix itu.
Pilihan Neo melibatkan semacam Calvinisme. Kalau dia bekerja dengan mesin untuk me-reset Matrix, dia bisa memilih warga mana di Zion yang akan selamat dan merepopulasi ulang Matrix. Kalau dia melawan, seluruh populasi manusia akan dihancurkan. Neo tidak memilih satu pun pilihan itu. Tapi, ide kalau Arsitek memperbolehkan semua simulasi ini berjalan membayangi semua yang terjadi setelah pertemuan awal mereka, termasuk peristiwa di film baru.
2. Program liar di dalam Matrix
Di film pertama, musuh utama Neo, Agent Smith adalah salah satu perwujudan mesin yang ada di Matrix. Setelah Smith kalah dari Neo, dia dijadwalkan untuk dihapus, diserap kembali mejadi kode. Tapi Smith menolak dan kabur dari kendali Matrix. Dia menjadi program liar yang bisa bertindak sendiri.
Sepanjang franchise ini, Smith menjadi virus yang bisa mereplikasi dirinya sendiri dengan mengambil alih manusia yang ada di dalam Matrix. Mereka juga tidak selalu tampak seperti Hugo Weaving, pemeran Smith.
Tapi, Smith bukan satu-satunyua program liar. Ada juga Frenchman (Lambert Wilson) alias Merovingian. Dia berfungsi sebagai gembong kriminal atas banyak program liar lain dan berusaha memanipulasi serta mengendalikan orang-orang di sekitar Neo. Ada juga Rama, yang melawan Matrix dengan menikahi program liar dan menciptakan “putri” simulasi bernama Sati.
Sati menjadi penting dalam pembangunan dunia film Matrix. Dia bertemu Neo saat dia terjebak kebingungan. Rama berusaha keras menjaga keselamatan Sati dari penghancuran oleh mesin. Karena dia dan istrinya menciptakannya hanya sebagai putri mereka, Sati tidak punya tujuan, yang membuatnya jadi anomali di Matrix.
Tapi, Sati terimplikasi punya tujuan. Oracle mengatakan, Sati mungkin menjadi The One berikutnya. Penggemar menduga, dia adalah perwujudan Arsitek. Di Resurrection, Sati akan punya peranan penting.
3. Neo dan Trinity mati di film ketiga
tulis komentar anda