Setelah FOMO, Kini Ada FOGO dan FONO, Apakah Itu?
Selasa, 24 Agustus 2021 - 19:45 WIB
Ketika keadaan membaik dan negara-negara di dunia mulai kehidupan yang normal, banyak sekali orang-orang yang mengalami gelaja kecemasan serupa bermunculan.
Baca Juga: Bukan Introvert, Inilah Tanda-Tanda Gangguan Kepribadian Skizoid
Sebelum masa pandemi, kalau seseorang merasa takut untuk pergi ke luar, itu adalahhal yang wajar dan tidak perlu diobati. Namun beberapa orang beranggapan bahwa pandemi mengubah beberapa hal tentang kecemasan.
Menyebut kecemasan seseorang yang meninggalkan rumah dengan istilah FOGO adalah lebih baik daripada memakai istilah agorafobia. Ini karena agorafobia sudah jelas diagnosisnya. Sementara kalau kita menyebut FOGO, berarti hanya untuk mengekspresikan kecemasan yang sama seperti kebanyakan orang.
FEAR OF NORMAL (FONO)
Bagaimana dengan FONO? Bagaimana seseorang takut untuk tiba-tiba menjalani kehidupan normal lagi? “Kita telah hidup di dunia yang sangat berbeda selama 18 bulan terakhir,” kata Nikki. “Beberapa orang terbiasa dengan pekerjaan dan pembelajaran virtual dan tidak ingin kembali ke keadaan sebelum COVID.”
Khususnya dalam hal pekerjaan, terlihat jelas dari tingkat pengunduran diri yang tinggi bahwa banyak orang tidak ingin kembali ke kantor. “Kembali ke normal tidak semudah kedengarannya ketika kita dipaksa untuk cepat beradaptasi dengan perubahan dan masuk ke rutinitas baru,” imbuhnya.
Beberapa orang menjadi terbiasa melakukan sesuatu secara virtual selama pandemi dan mereka tidak ingin kembali ke kehidupan normal. Semua hal yang terkait FONO dapat digunakan untuk menggambarkan tentang semua situasi yang dialami seseorang saat ini. Perasaan untuk tidak ingin kembali ke kehidupan normal sebelum pandemi juga dirasakan oleh banyak orang.
Foto:Guilherme Rossi/Pexels
Sebagian besar psikolog mengatakan bahwa meskipun akronim seperti FOGO dan FONO bukan diagnosis yang sesungguhnya, tapi bisa membantu seseorang untuk mengungkapkan perasaan yang sedang dialaminya. "Hal terbaik yang dapat dilakukan saat berjuang dengan masalah ini adalah mengakui bahwa kamu tidak sendirian dan bisa berbicara dengan orang lain tentang hal yang sedang dirasakan," kata Sarah.
Namun Sarah juga mengingatkan bahwa penting juga untuk mengenali tanda-tanda bahaya ketika kecemasan menjadi parah dan berbahaya.
"Kalau kamu merasakan gejala fisik — seperti nyeri dada atau jantung berdebar — atau kalau merasa benar-benar tidak dapat meninggalkan rumah atau melakukan hal-hal normal, segera cari perawatan medis," ucapnya.
Aldy Rahman
Kontributor GenSINDO
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Instagram: @aldy_rahmn
Baca Juga: Bukan Introvert, Inilah Tanda-Tanda Gangguan Kepribadian Skizoid
Sebelum masa pandemi, kalau seseorang merasa takut untuk pergi ke luar, itu adalahhal yang wajar dan tidak perlu diobati. Namun beberapa orang beranggapan bahwa pandemi mengubah beberapa hal tentang kecemasan.
Menyebut kecemasan seseorang yang meninggalkan rumah dengan istilah FOGO adalah lebih baik daripada memakai istilah agorafobia. Ini karena agorafobia sudah jelas diagnosisnya. Sementara kalau kita menyebut FOGO, berarti hanya untuk mengekspresikan kecemasan yang sama seperti kebanyakan orang.
FEAR OF NORMAL (FONO)
Bagaimana dengan FONO? Bagaimana seseorang takut untuk tiba-tiba menjalani kehidupan normal lagi? “Kita telah hidup di dunia yang sangat berbeda selama 18 bulan terakhir,” kata Nikki. “Beberapa orang terbiasa dengan pekerjaan dan pembelajaran virtual dan tidak ingin kembali ke keadaan sebelum COVID.”
Khususnya dalam hal pekerjaan, terlihat jelas dari tingkat pengunduran diri yang tinggi bahwa banyak orang tidak ingin kembali ke kantor. “Kembali ke normal tidak semudah kedengarannya ketika kita dipaksa untuk cepat beradaptasi dengan perubahan dan masuk ke rutinitas baru,” imbuhnya.
Beberapa orang menjadi terbiasa melakukan sesuatu secara virtual selama pandemi dan mereka tidak ingin kembali ke kehidupan normal. Semua hal yang terkait FONO dapat digunakan untuk menggambarkan tentang semua situasi yang dialami seseorang saat ini. Perasaan untuk tidak ingin kembali ke kehidupan normal sebelum pandemi juga dirasakan oleh banyak orang.
Foto:Guilherme Rossi/Pexels
Sebagian besar psikolog mengatakan bahwa meskipun akronim seperti FOGO dan FONO bukan diagnosis yang sesungguhnya, tapi bisa membantu seseorang untuk mengungkapkan perasaan yang sedang dialaminya. "Hal terbaik yang dapat dilakukan saat berjuang dengan masalah ini adalah mengakui bahwa kamu tidak sendirian dan bisa berbicara dengan orang lain tentang hal yang sedang dirasakan," kata Sarah.
Namun Sarah juga mengingatkan bahwa penting juga untuk mengenali tanda-tanda bahaya ketika kecemasan menjadi parah dan berbahaya.
"Kalau kamu merasakan gejala fisik — seperti nyeri dada atau jantung berdebar — atau kalau merasa benar-benar tidak dapat meninggalkan rumah atau melakukan hal-hal normal, segera cari perawatan medis," ucapnya.
Aldy Rahman
Kontributor GenSINDO
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Instagram: @aldy_rahmn
(ita)
tulis komentar anda