Kenangan Kita Ternyata Bisa Jadi Gak Nyata! Ini Penyebabnya
Senin, 19 Oktober 2020 - 22:00 WIB
JAKARTA - Pernahkah kalian merasa punya kenangan yang sama dengan teman yang baru kamu kenal? Gimana hal itu bisa terjadi?
Pertanyaannya, apa kamu yakin kenangan itu benar-benar terjadi? Daniel Schacter, profesor psikologi dari Universitas Harvard menjelaskannya dalam TedEd.
Studi Pertama
Foto:bedneyimages/Freepik
Dalam studi pada 1990, para partisipan teringat momen tersesat di pusat perbelanjaan saat mereka masih anak-anak. Bahkan beberapa masih ingat kenangan tersebut dengan detail yang jelas. Salah satunya bahkan ingat diselamatkan oleh bapak yang mengenakan kemeja flanel. Nah, ternyata mereka semua gak ada yang benar-benar pernah hilang di mal.
Rupanya, mereka memproduksi kenangan palsu ini ketika psikolog yang melakukan studi memberi tahu mereka bahwa mereka pernah tersesat di pusat perbelanjaan. Walaupun mereka gak ingat insiden itu, orang tuanya bilang bahwa itu benar.
Gak cuma pada satu atau dua orang yang berpikir mereka ingat pernah tersesat, seperempat dari semua partisipan berpikir hal yang sama. ( )
Penemuan ini mungkin terdengar gak bisa dipercaya, tapi benar-benar merefleksikan fenomena yang sangat umum. Terkadang, kenangan kita gak bisa dipercaya. Namun, kita masih belum tahu persis apa penyebab kesalahan ini pada tingkat neurologis.
Penelitian menyoroti beberapa cara paling umum bagaimana ingatan kita menyimpang dari yang sebenarnya terjadi. "Studi mal" menyoroti cara kita bisa memasukkan informasi dari sumber luar, seperti dari orang lain atau berita ke dalam ingatan pribadi kita tanpa sadar. Ini cuma salah satu dari pengaruh pada ingatan kita.
Studi Kedua
Foto:topntp26/Freepik
Pada studi ini, para peneliti secara singkat menunjukkan koleksi foto secara acak kepada sekelompok partisipan, termasuk gambar kampus yang gak pernah mereka kunjungi. Saat diperlihatkan gambar tiga minggu kemudian, mayoritas partisipan mengatakan bahwa mereka mungkin atau bahkan pasti pernah mengunjungi kampus tersebut pada masa lalu.
Studi Ketiga
Foto: Freepik
Dalam percobaan lain, orang-orang diperlihatkan gambar kaca pembesar dan kemudian disuruh membayangkan permen lolipop yang sering mereka ingat bahwa mereka melihat kaca pembesar dan permen lolipop.
Pertanyaannya, apa kamu yakin kenangan itu benar-benar terjadi? Daniel Schacter, profesor psikologi dari Universitas Harvard menjelaskannya dalam TedEd.
Studi Pertama
Foto:bedneyimages/Freepik
Dalam studi pada 1990, para partisipan teringat momen tersesat di pusat perbelanjaan saat mereka masih anak-anak. Bahkan beberapa masih ingat kenangan tersebut dengan detail yang jelas. Salah satunya bahkan ingat diselamatkan oleh bapak yang mengenakan kemeja flanel. Nah, ternyata mereka semua gak ada yang benar-benar pernah hilang di mal.
Rupanya, mereka memproduksi kenangan palsu ini ketika psikolog yang melakukan studi memberi tahu mereka bahwa mereka pernah tersesat di pusat perbelanjaan. Walaupun mereka gak ingat insiden itu, orang tuanya bilang bahwa itu benar.
Gak cuma pada satu atau dua orang yang berpikir mereka ingat pernah tersesat, seperempat dari semua partisipan berpikir hal yang sama. ( )
Penemuan ini mungkin terdengar gak bisa dipercaya, tapi benar-benar merefleksikan fenomena yang sangat umum. Terkadang, kenangan kita gak bisa dipercaya. Namun, kita masih belum tahu persis apa penyebab kesalahan ini pada tingkat neurologis.
Penelitian menyoroti beberapa cara paling umum bagaimana ingatan kita menyimpang dari yang sebenarnya terjadi. "Studi mal" menyoroti cara kita bisa memasukkan informasi dari sumber luar, seperti dari orang lain atau berita ke dalam ingatan pribadi kita tanpa sadar. Ini cuma salah satu dari pengaruh pada ingatan kita.
Studi Kedua
Foto:topntp26/Freepik
Pada studi ini, para peneliti secara singkat menunjukkan koleksi foto secara acak kepada sekelompok partisipan, termasuk gambar kampus yang gak pernah mereka kunjungi. Saat diperlihatkan gambar tiga minggu kemudian, mayoritas partisipan mengatakan bahwa mereka mungkin atau bahkan pasti pernah mengunjungi kampus tersebut pada masa lalu.
Studi Ketiga
Foto: Freepik
Dalam percobaan lain, orang-orang diperlihatkan gambar kaca pembesar dan kemudian disuruh membayangkan permen lolipop yang sering mereka ingat bahwa mereka melihat kaca pembesar dan permen lolipop.
tulis komentar anda