Makin Suntuk karena Pandemi Gak Kunjung Selesai? Nih, Solusi yang Bisa Kamu Coba

Kamis, 06 Agustus 2020 - 21:00 WIB
Pandemi yang berkepanjangan bisa aja menuntun pelan-pelan ke rasa stres dan depresi karena kondisi yang tak pasti. Foto/
JAKARTA - Apa kamu tahu bahwa kesehatan mental anak muda generasi Z (usia 18-25 tahun) dalam kondisi yang sangat mengkhawatirkan selama pandemi Covid-19?

Saat ini, tingkat depresi mereka (atau mungkin kamu?) empat kali lebih tinggi ketimbang kelompok usia lainnya. Hal ini disampaikan Susan Rossell dalam sebuah penelitian yang diinisiasi Swinburne University, Australia pada April-Juni 2020.

Mengapa bisa begitu? Bukannya dengan di rumah aja, kita justru punya banyak waktu untuk istirahat? Ternyata, gak begitu cara kerjanya.

Pandemi mengubah sistematika kerja banyak sektor, termasuk pendidikan, pekerjaan, dan interaksi sosial. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) untuk mahasisa terpaksa dilakukan.

Begitu juga aktivitas ekonomi di perusahaan. Hal itu memengaruhi berkurangnya jumlah pemasukan perusahaan ketimbang di hari-hari biasa.





Foto:SbytovaMN/IPTC Photo Metadata

Akibatnya, banyak perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja pada karyawannya, serta gak bisa lagi menerima karyawan baru. Nah, di sinilah letak masalahnya.

Mahasiswa sebagai kelompok yang berada di masa transisi, artinya harus banyak mengambil keputusan hidup baru. Otomatis jadi salah satu pihak yang amat terpengaruh dari kondisi ini. Kelulusan mereka terhambat. Banyak pula lulusan baru yang belum mendapat pekerjaan sampai sekarang.

Inilah yang bisa bikin banyak mahasiswa stres karena cemas akan ketidakpastian masa depan mereka. Mulai dari takut susah dapat kerja dan menghasilkan uang, terhambatnya kegiatan akademis yang memengaruhi kelulusan, juga sulitnya menyesuaikan diri dengan sistem pembelajaran yang baru.

Belum lagi, kebutuhan untuk melakukan interaksi sosial, harus terhambat akibat imbauan protokol kesehatan. ( )



Foto: Getty Images

Meski begitu, menyerah bukanlah jawaban. Kita harus beradaptasi dengan kondisi ini. Apa aja yang bisa kita lakukan untuk tetap menjaga kewarasan?

Kedekatan dengan teknologi membuat kita selalu diterpa informasi dari berbagai sumber. Coba hitung, dalam sehari, berapa banyak informasi yang kita dapatkan selama bermain gawai?

Tapi, yang perlu dipahami, gak semua informasi yang beredar di internet dan media sosial itu valid dan sehat untuk dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan.

Alih-alih mendapat pengetahuan baru, kita malah bisa jadi stres karena dapat informasi hasil dramatisasi yang gak valid. Masih ada banyak, kok, media-media kredibel yang bisa kita ikuti. Ingatlah juga prinsip “saring before sharing”, supaya informasi yang gak valid ini gak tersebar luas.



Foto:Adobe Stock
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. SINDOnews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More