6 Mitos tentang Haid, Bukan Hiu yang Harus Dihindari tapi Hewan Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Banyak mitos seputar haid atau menstruasi yang masih berkembang di tengah masyarakat. Karena itulah kamu perlu tahu kebenarannya berdasarkan sains.
Sering kali kita membaca beberapa hal tentang haid yang muncul di internet. Hal yang sama kadang juga kita dengar dari teman sepergaulan, dan akhirnya kita memercayainya. Padahal, belum tentu hal tersebut benar, apalagi kalau tidak didukung oleh pernyataan ahli, misalnya dokter kandungan.
Nah, supaya kamu tidak salah kaprah, berikut ini enam mitos yang masih sering beredar tentang haid.
1. Kamu Harus Sudah Haid saat Mencapai Umur Tertentu
Foto: Shutterstock
Tidak ada umur yang normal untuk seorang gadis mendapatkan haid pertamanya. Meski begitu, mayoritas mendapatkan haid pertama mereka dalam rentang usia 9-15 tahun.
"Meski begitu, kalau belum ada tanda-tanda haid saat kamu berusia 15 tahun, maka sebaiknya kamu mengecek ke dokter," ujar Dr Deborah Nucatola, Senior Director of Medical Services at Planned Parenthood Federation of America, mengutip dari Seventeen.
2. PMS Tidak Nyata
Foto: Adobe Stock
Ini jelas hal yang salah. Kalau kamu merasakan mood yang gampang berubah, perubahan selera makan (malas makan atau malah selalu merasa lapar), merasa tegang atau mudah panik, sakit di sekitar payudara, atau agak pening, itu adalah hal yang normal.
Menurut Deborah, sebanyak 20%-50% perempuan mengalami PMS selama lima hari sebelum haid. Tanda-tanda PMS tiap orang pun bisa berbeda-beda, dan ini bisa dikurangi dengan berolahraga.
3. Haid akan Berhenti saat Berada di Air
Foto: Shutterstock
Ini tidak sepenuhnya salah, tapi juga tidak 100% benar. Saat kita berada di dalam air, haid kita tidak berhenti. Namun, darah bisa jadi tidak akan keluar dari vagina karena ada tekanan air.
Baca Juga: Sering Dengar dan Percaya dengan Tips Kesehatan Ini? Ternyata Mitos!
Meski begitu Deborah tetap menyarankan agar kita tetap memakai pembalut atau tampon demi mencegah darah yang mengotori kolam atau bathtub.
4. Hiu akan Menyerang kalau Kita Sedang Haid (Bukan Hiu, tapi Iguana!)
Foto: Getty Images
Memang benar hiu tertarik dengan darah, tapi darah haid yang keluar tidak cukup untuk membuat hiu tertarik untuk memangsa kita. Perlu kamu ketahui, darah haid yang keluar tidak sepenuhnya darah, melainkan ada juga jaringan dalam rahim yang ikut luruh.
Selain itu, ada juga unsur lainnya dari dalam saluran vagina yang dikeluarkan tubuh saat haid, di antaranya seperti sodium dan potasium. Darah menstruasi juga mengandung banyak air.
Nah, yang perlu kamu ketahui, sebenarnya bukan hiu yang harus kamu takuti saat haid, melainkan iguana jantan. Menurut dokter hewan (veterinarian) Beth Breitweiser, mengutip Teen Vogue, iguana jantan sangat agresif jika mencium bau darah manusia yang sedang haid. Apalagi jika posisi manusia tersebut sejajar dengan mata hewan itu, maka ia bisa menyerang.
Sementara veterinarian William Rodgers mengatakan bahwa darah manusia yang sedang haid mirip dengan bau feromon yang dikeluarkan oleh iguana betina pada musim kawin. Feromon adalah zat kimia yang dikeluarkan oleh hewan saat merasakan birahi, untuk menarik perhatian lawan jenisnya saat musim kawin tiba.
5. Siklus Haid Satu Geng akan Sama
Foto: Shutterstock
Mitos yang satu ini juga sering kita dengar. Saat kamu haid, teman kamu tak berapa lama kemudian juga ikut haid, sementara teman yang lainnya juga kemudian menyusul. Meskipun kedengarannya keren, tapi sayangnya ini tidak terbukti secara ilmiah.
6. Saat Haid, Kita Tidak Bisa Hamil
Foto: Daniel Allan/Getty Images
Ini juga ternyata mitos. Meskipun kehamilan saat haid jarang terjadi, tapi hal tersebut bukannya tidak mungkin, terutama kalau siklus haidmu pendek atau haidmu tidak teratur. Perlu diketahui, siklus haid normal adalah 21-35 hari.
Selain siklus haid yang tidak teratur, masa ovulasi alias masa subur (terlepasnya sel telur dari indung telur) juga tidak bisa diprediksi secara akurat. Ovulasi bisa terjadi sebelum, selama, dan setelah fase perdarahan, terutama kalau haidmu tidak teratur.
Baca Juga: 5 Film Korea Romantis dengan Kisah Cinta Realistis, Ada Suka juga Duka
Bahkan kalau misalnya kamu tidak berovulasi saat berhubungan intim, sperma yang masuk bisa hidup di vagina hingga lima hari. Jadi kalau telur dilepaskan selama rentang waktu itu, maka tetap bisa dibuahi.
Selain itu, perlu juga diingat bahwa keluarnya darah dari vagina tidak selamanya berarti haid. Hal ini bisa jadi adalah spotting atau bercak berwarna cokelat atau agak kemerahan. Spotting pada remaja kadang terjadi karena haid yang belum teratur. Namun spotting juga bisa jadi adalah tanda kehamilan atau ada gangguan alat reproduksi.
Untuk memastikannya, tentunya kamu harus memeriksakannya ke dokter.
Sering kali kita membaca beberapa hal tentang haid yang muncul di internet. Hal yang sama kadang juga kita dengar dari teman sepergaulan, dan akhirnya kita memercayainya. Padahal, belum tentu hal tersebut benar, apalagi kalau tidak didukung oleh pernyataan ahli, misalnya dokter kandungan.
Nah, supaya kamu tidak salah kaprah, berikut ini enam mitos yang masih sering beredar tentang haid.
1. Kamu Harus Sudah Haid saat Mencapai Umur Tertentu
Foto: Shutterstock
Tidak ada umur yang normal untuk seorang gadis mendapatkan haid pertamanya. Meski begitu, mayoritas mendapatkan haid pertama mereka dalam rentang usia 9-15 tahun.
"Meski begitu, kalau belum ada tanda-tanda haid saat kamu berusia 15 tahun, maka sebaiknya kamu mengecek ke dokter," ujar Dr Deborah Nucatola, Senior Director of Medical Services at Planned Parenthood Federation of America, mengutip dari Seventeen.
2. PMS Tidak Nyata
Foto: Adobe Stock
Ini jelas hal yang salah. Kalau kamu merasakan mood yang gampang berubah, perubahan selera makan (malas makan atau malah selalu merasa lapar), merasa tegang atau mudah panik, sakit di sekitar payudara, atau agak pening, itu adalah hal yang normal.
Menurut Deborah, sebanyak 20%-50% perempuan mengalami PMS selama lima hari sebelum haid. Tanda-tanda PMS tiap orang pun bisa berbeda-beda, dan ini bisa dikurangi dengan berolahraga.
3. Haid akan Berhenti saat Berada di Air
Foto: Shutterstock
Ini tidak sepenuhnya salah, tapi juga tidak 100% benar. Saat kita berada di dalam air, haid kita tidak berhenti. Namun, darah bisa jadi tidak akan keluar dari vagina karena ada tekanan air.
Baca Juga: Sering Dengar dan Percaya dengan Tips Kesehatan Ini? Ternyata Mitos!
Meski begitu Deborah tetap menyarankan agar kita tetap memakai pembalut atau tampon demi mencegah darah yang mengotori kolam atau bathtub.
4. Hiu akan Menyerang kalau Kita Sedang Haid (Bukan Hiu, tapi Iguana!)
Foto: Getty Images
Memang benar hiu tertarik dengan darah, tapi darah haid yang keluar tidak cukup untuk membuat hiu tertarik untuk memangsa kita. Perlu kamu ketahui, darah haid yang keluar tidak sepenuhnya darah, melainkan ada juga jaringan dalam rahim yang ikut luruh.
Selain itu, ada juga unsur lainnya dari dalam saluran vagina yang dikeluarkan tubuh saat haid, di antaranya seperti sodium dan potasium. Darah menstruasi juga mengandung banyak air.
Nah, yang perlu kamu ketahui, sebenarnya bukan hiu yang harus kamu takuti saat haid, melainkan iguana jantan. Menurut dokter hewan (veterinarian) Beth Breitweiser, mengutip Teen Vogue, iguana jantan sangat agresif jika mencium bau darah manusia yang sedang haid. Apalagi jika posisi manusia tersebut sejajar dengan mata hewan itu, maka ia bisa menyerang.
Sementara veterinarian William Rodgers mengatakan bahwa darah manusia yang sedang haid mirip dengan bau feromon yang dikeluarkan oleh iguana betina pada musim kawin. Feromon adalah zat kimia yang dikeluarkan oleh hewan saat merasakan birahi, untuk menarik perhatian lawan jenisnya saat musim kawin tiba.
5. Siklus Haid Satu Geng akan Sama
Foto: Shutterstock
Mitos yang satu ini juga sering kita dengar. Saat kamu haid, teman kamu tak berapa lama kemudian juga ikut haid, sementara teman yang lainnya juga kemudian menyusul. Meskipun kedengarannya keren, tapi sayangnya ini tidak terbukti secara ilmiah.
6. Saat Haid, Kita Tidak Bisa Hamil
Foto: Daniel Allan/Getty Images
Ini juga ternyata mitos. Meskipun kehamilan saat haid jarang terjadi, tapi hal tersebut bukannya tidak mungkin, terutama kalau siklus haidmu pendek atau haidmu tidak teratur. Perlu diketahui, siklus haid normal adalah 21-35 hari.
Selain siklus haid yang tidak teratur, masa ovulasi alias masa subur (terlepasnya sel telur dari indung telur) juga tidak bisa diprediksi secara akurat. Ovulasi bisa terjadi sebelum, selama, dan setelah fase perdarahan, terutama kalau haidmu tidak teratur.
Baca Juga: 5 Film Korea Romantis dengan Kisah Cinta Realistis, Ada Suka juga Duka
Bahkan kalau misalnya kamu tidak berovulasi saat berhubungan intim, sperma yang masuk bisa hidup di vagina hingga lima hari. Jadi kalau telur dilepaskan selama rentang waktu itu, maka tetap bisa dibuahi.
Selain itu, perlu juga diingat bahwa keluarnya darah dari vagina tidak selamanya berarti haid. Hal ini bisa jadi adalah spotting atau bercak berwarna cokelat atau agak kemerahan. Spotting pada remaja kadang terjadi karena haid yang belum teratur. Namun spotting juga bisa jadi adalah tanda kehamilan atau ada gangguan alat reproduksi.
Untuk memastikannya, tentunya kamu harus memeriksakannya ke dokter.
(ita)