3 Cara Kekinian untuk Atasi Masalah Kesehatan mental
loading...
A
A
A
JAKARTA - Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 1 dari 4 remaja usia 19-24 tahun mengalami gangguan kesehatan jiwa, dan rata-rata berusia 15 tahun ke atas sebanyak 12 juta orang yang mengalaminya.
Sedangkan menurut Studi Kesehatan Dasar tahun 2018, orang berusia 15 tahun ke atas yang mengalami gangguan mental dan emosional ada sebanyak 19 juta orang.
Kesehatan fisik akan terpengaruh secara otomatis ketika kesehatan mental menurun. Untuk mengatasi permasalahan ini, kita harus sama-sama saling membantu, karena masalah ini tidak bisa dianggap remeh.
Kecemasan dialami seseorang diakibatkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu gagalnya saraf-saraf otak untuk mengontrol emosi dan rasa takut. Dengan adanya pandemi Covid-19 yang masih belum tuntas, tingkat kesehatan mental masyarakat Indonesia saat ini juga terpengaruh.
Indonesia sering disebut sebagai salah satu negara yang warganya paling bahagia di dunia, yaitu menempati peringkat ke-79. Ironisnya, tingkat kebahagiaan negara ini berbanding terbalik dengan kualitas kebahagiaan masyarakatnya.
Di Indonesia, masalah kesehatan mental di kalangan orang dewasa, termasuk gangguan kecemasan dan depresi, mencapai angka ganjil 11,6%. Menurut sebuah studi oleh Institute for Health Metrics and Evaluation, 10,7% orang di seluruh dunia mengalami gangguan kesehatan mental pada 2017.
Untuk menghindari atau meminimalisir turunnya kesehatan mental, tentunya kita harus mengisi hari dengan tindakan positif. Namun juga harus diimbangi dengan self service, mulai dari kesehatan, kecantikan, bahkan berbagai cara mencintai diri sendiri, termasuk kemandirian.
Untungnya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berlanjut mendukung munculnya sejumlah pendekatan kesehatan mental yang diharapkan dapat membantu orang-orang yang punya masalah dengan hal tersebut. Sekarang, aplikasi di ponsel pintar pun bisa membantu kita untuk menghilangkan kecemasan. Layanan ini dapat diunduh dari App Store dan Playstore.
1. SAM (Self-help Anxiety Management)
Foto: Campuswell
SAM dikembangkan oleh tim psikolog bekerja sama dengan ilmuwan komputer dari University of the West of England. Tujuannya adalah membuat aplikasi untuk membantu orang mengatasi kecemasan yang mereka hadapi.
Dalam aplikasi ini, pengguna dapat merekam tingkat kecemasan mereka dan juga mengidentifikasi pemicu kecemasan dan stres. Aplikasi ini mencakup 25 opsi swadaya untuk membantu pengguna mengelola gejala fisik dan mental dari kecemasan dan teknik pernapasan. Aplikasi ini juga memiliki fitur cloud sosial yang memungkinkan pengguna berbagi pengalaman mereka secara anonim dengan pengguna SAM lainnya.
Baca Juga: Novel Klub Bunuh Diri Dirilis, Bertepatan dengan Bulan Kesadaran Kesehatan Mental Sedunia
2. Riliv
Foto: Riliv
Aplikasi ini dibuat oleh Children of the Nation, dan menawarkan konsultasi gratis bersama mahasiswa psikologi dan bahkan psikolog profesional. Psikolog terdiri dari 50 mahasiswa psikolog dan enam psikolog profesional dari berbagai universitas ternama di Indonesia, seperti Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, dan Universitas Negeri Surabaya.
Sukarelawan mahasiswa psikologi yang terdaftar dalam aplikasi ini berlaku seperti teman curhat. Mereka tidak menawarkan solusi untuk masalah. Untuk saran dan jawaban medis, kita dapat mendaftar ke fasilitas berbayar dan berkonsultasi secara pribadi dengan psikolog atau terapis profesional yang berlisensi di bidangnya.
Baca Juga: 15 Jenis Dinosaurus dalam Jurassic World: Dominion, Giganotosaurus Paling Mengerikan
3. Mindshift
Foto: Mindshift
Aplikasi ini menggunakan kepemimpinan dan penilaian terapi perilaku kognitif atau CBT untuk membantu pengguna mempelajari keterampilan dan berlatih menangani kecemasan yang mereka hadapi. Aplikasi ini juga menawarkan berbagai cara bagi pengguna untuk melacak minat mereka. Ini termasuk teknik relaksasi serta mengembangkan pengetahuan tentang kecemasan dan gejalanya.
Almira Dhira Dharmika Intan Ramadhanti
Kontributor GenSINDO
Universitas Airlangga
Sedangkan menurut Studi Kesehatan Dasar tahun 2018, orang berusia 15 tahun ke atas yang mengalami gangguan mental dan emosional ada sebanyak 19 juta orang.
Kesehatan fisik akan terpengaruh secara otomatis ketika kesehatan mental menurun. Untuk mengatasi permasalahan ini, kita harus sama-sama saling membantu, karena masalah ini tidak bisa dianggap remeh.
Kecemasan dialami seseorang diakibatkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu gagalnya saraf-saraf otak untuk mengontrol emosi dan rasa takut. Dengan adanya pandemi Covid-19 yang masih belum tuntas, tingkat kesehatan mental masyarakat Indonesia saat ini juga terpengaruh.
Indonesia sering disebut sebagai salah satu negara yang warganya paling bahagia di dunia, yaitu menempati peringkat ke-79. Ironisnya, tingkat kebahagiaan negara ini berbanding terbalik dengan kualitas kebahagiaan masyarakatnya.
Di Indonesia, masalah kesehatan mental di kalangan orang dewasa, termasuk gangguan kecemasan dan depresi, mencapai angka ganjil 11,6%. Menurut sebuah studi oleh Institute for Health Metrics and Evaluation, 10,7% orang di seluruh dunia mengalami gangguan kesehatan mental pada 2017.
Untuk menghindari atau meminimalisir turunnya kesehatan mental, tentunya kita harus mengisi hari dengan tindakan positif. Namun juga harus diimbangi dengan self service, mulai dari kesehatan, kecantikan, bahkan berbagai cara mencintai diri sendiri, termasuk kemandirian.
Untungnya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berlanjut mendukung munculnya sejumlah pendekatan kesehatan mental yang diharapkan dapat membantu orang-orang yang punya masalah dengan hal tersebut. Sekarang, aplikasi di ponsel pintar pun bisa membantu kita untuk menghilangkan kecemasan. Layanan ini dapat diunduh dari App Store dan Playstore.
1. SAM (Self-help Anxiety Management)
Foto: Campuswell
SAM dikembangkan oleh tim psikolog bekerja sama dengan ilmuwan komputer dari University of the West of England. Tujuannya adalah membuat aplikasi untuk membantu orang mengatasi kecemasan yang mereka hadapi.
Dalam aplikasi ini, pengguna dapat merekam tingkat kecemasan mereka dan juga mengidentifikasi pemicu kecemasan dan stres. Aplikasi ini mencakup 25 opsi swadaya untuk membantu pengguna mengelola gejala fisik dan mental dari kecemasan dan teknik pernapasan. Aplikasi ini juga memiliki fitur cloud sosial yang memungkinkan pengguna berbagi pengalaman mereka secara anonim dengan pengguna SAM lainnya.
Baca Juga: Novel Klub Bunuh Diri Dirilis, Bertepatan dengan Bulan Kesadaran Kesehatan Mental Sedunia
2. Riliv
Foto: Riliv
Aplikasi ini dibuat oleh Children of the Nation, dan menawarkan konsultasi gratis bersama mahasiswa psikologi dan bahkan psikolog profesional. Psikolog terdiri dari 50 mahasiswa psikolog dan enam psikolog profesional dari berbagai universitas ternama di Indonesia, seperti Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, dan Universitas Negeri Surabaya.
Sukarelawan mahasiswa psikologi yang terdaftar dalam aplikasi ini berlaku seperti teman curhat. Mereka tidak menawarkan solusi untuk masalah. Untuk saran dan jawaban medis, kita dapat mendaftar ke fasilitas berbayar dan berkonsultasi secara pribadi dengan psikolog atau terapis profesional yang berlisensi di bidangnya.
Baca Juga: 15 Jenis Dinosaurus dalam Jurassic World: Dominion, Giganotosaurus Paling Mengerikan
3. Mindshift
Foto: Mindshift
Aplikasi ini menggunakan kepemimpinan dan penilaian terapi perilaku kognitif atau CBT untuk membantu pengguna mempelajari keterampilan dan berlatih menangani kecemasan yang mereka hadapi. Aplikasi ini juga menawarkan berbagai cara bagi pengguna untuk melacak minat mereka. Ini termasuk teknik relaksasi serta mengembangkan pengetahuan tentang kecemasan dan gejalanya.
Almira Dhira Dharmika Intan Ramadhanti
Kontributor GenSINDO
Universitas Airlangga
(ita)