Mengenal 6 Jenis Gangguan Mental
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gangguan kesehatan mental adalah kondisi yang memengaruhi emosi, pola pikir, hingga perilaku seseorang.
Pada masa lalu, para penderitanya kerap kali disebut “orang gila” atau “sakit jiwa” hingga mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan. Untungnya, kini stigma tersebut perlahan mulai terkikis berkat semakin meluasnya edukasi tentang kesehatan mental.
Gangguan mental tentu memiliki jenis dan gejalanya masing-masing, seperti diulas berikut ini.
1. Skizofrenia
Foto: Pexels
Skizofrenia adalah jenis gangguan mental yang menyebabkan pengidapnya mengalami halusinasi, delusi, kekacauan berpikir, dan gangguan perilaku. Mereka tidak bisa membedakan yang nyata atau khayalan.
2. Depresi
Foto: Pexels
Depresi merupakan gangguan mental yang ditandai munculnya perasaan sedih dan kehilangan minat terhadap sesuatu. Gejala yang sering dirasakan di antaranya mudah lelah dan nyeri di beberapa bagian tubuh disertai gangguan makan dan pola tidur.
Penderitanya mengungkapkan bahwa mereka merasa bersalah, tidak ada harapan, dan tidak berharga. Bahkan ada beberapa yang memiliki risiko bunuh diri.
Baca Juga: Perbedaan Mental Health, Mental Illness, dan Mental Disorder
3. Gangguan Bipolar
Foto: Pixabay
Pengidap bipolar dapat mengalami perubahan suasana hati secara drastis. Pengidap bipolar dapat merasakan gejala mania dan depresif. Mood yang meningkat atau mania ditandai dengan ide-ide buruk yang memicu melakukan perilaku yang berisiko. Pada fase selanjutnya dapat terjadi penurunan mood atau depresi, ditandai dengan gejala sama.
4. Gangguan Kecemasan
Foto: Pexels
Kamu mungkin merasa cemas ketika menghadapi masalah di tempat kerja, sebelum mengikuti ujian, atau sebelum mengambil keputusan penting. Tetapi gangguan kecemasan melibatkan lebih dari sekadar kekhawatiran atau ketakutan sementara. Untuk seseorang dengan gangguan kecemasan, hal itu tidak bisa hilang begitu saja dan bisa bertambah buruk dari waktu ke waktu.
5. Gangguan Kepribadian
Foto: Pexels
Gangguan kepribadian adalah penyakit yang ditandai dengan pola berkelanjutan dari berbagai suasana hati, citra diri, dan perilaku. Gejala-gejala ini sering mengakibatkan tindakan impulsif dan masalah dalam hubungan.
Orang dengan gangguan kepribadian mungkin mengalami fase kemarahan, depresi, dan kecemasan yang intens dan dapat berlangsung dari beberapa jam hingga berhari-hari.
6. Gangguan Stres Pasca-Trauma (PTSD)
Foto: Pexels
PTSD adalah kondisi yang dapat berkembang setelah kejadian traumatis, seperti pelecehan seksual atau kekerasan. Mereka memiliki reaksi negatif yang kuat terhadap sesuatu yang dianggap biasa oleh orang lain. Misalnya, suara keras atau sentuhan yang tidak disengaja.
Baca Juga: 4 Filosofi Hidup Senang ala Jin BTS, Termasuk Perlunya Bermalas-malasan
Cara Mengatasi Gangguan Mental
1. Psikoterapi
Perawatan ini bisa dilakukan untuk mengeksplorasi pikiran, perasaan, serta perilaku pengidap gangguan jiwa berat untuk meningkatkan kesejahteraan pengidap.
2. Mengonsumsi Obat-obatan
Penggunaan obat-obatan tidak dapat mengatasi gangguan jiwa secara optimal, tetapi pengobatan ini membantu pengidap menurunkan gejala fisik maupun mental yang dialami.
3. Pengobatan Fisik
Bukan hanya kesehatan mental yang perlu diatasi, gangguan jiwa berat membutuhkan pengobatan fisik untuk mengembalikan kondisi kesehatannya.
GenSINDO
Nadilla Syabriya
Politeknik Negeri Jakarta
Pada masa lalu, para penderitanya kerap kali disebut “orang gila” atau “sakit jiwa” hingga mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan. Untungnya, kini stigma tersebut perlahan mulai terkikis berkat semakin meluasnya edukasi tentang kesehatan mental.
Gangguan mental tentu memiliki jenis dan gejalanya masing-masing, seperti diulas berikut ini.
1. Skizofrenia
Foto: Pexels
Skizofrenia adalah jenis gangguan mental yang menyebabkan pengidapnya mengalami halusinasi, delusi, kekacauan berpikir, dan gangguan perilaku. Mereka tidak bisa membedakan yang nyata atau khayalan.
2. Depresi
Foto: Pexels
Depresi merupakan gangguan mental yang ditandai munculnya perasaan sedih dan kehilangan minat terhadap sesuatu. Gejala yang sering dirasakan di antaranya mudah lelah dan nyeri di beberapa bagian tubuh disertai gangguan makan dan pola tidur.
Penderitanya mengungkapkan bahwa mereka merasa bersalah, tidak ada harapan, dan tidak berharga. Bahkan ada beberapa yang memiliki risiko bunuh diri.
Baca Juga: Perbedaan Mental Health, Mental Illness, dan Mental Disorder
3. Gangguan Bipolar
Foto: Pixabay
Pengidap bipolar dapat mengalami perubahan suasana hati secara drastis. Pengidap bipolar dapat merasakan gejala mania dan depresif. Mood yang meningkat atau mania ditandai dengan ide-ide buruk yang memicu melakukan perilaku yang berisiko. Pada fase selanjutnya dapat terjadi penurunan mood atau depresi, ditandai dengan gejala sama.
4. Gangguan Kecemasan
Foto: Pexels
Kamu mungkin merasa cemas ketika menghadapi masalah di tempat kerja, sebelum mengikuti ujian, atau sebelum mengambil keputusan penting. Tetapi gangguan kecemasan melibatkan lebih dari sekadar kekhawatiran atau ketakutan sementara. Untuk seseorang dengan gangguan kecemasan, hal itu tidak bisa hilang begitu saja dan bisa bertambah buruk dari waktu ke waktu.
5. Gangguan Kepribadian
Foto: Pexels
Gangguan kepribadian adalah penyakit yang ditandai dengan pola berkelanjutan dari berbagai suasana hati, citra diri, dan perilaku. Gejala-gejala ini sering mengakibatkan tindakan impulsif dan masalah dalam hubungan.
Orang dengan gangguan kepribadian mungkin mengalami fase kemarahan, depresi, dan kecemasan yang intens dan dapat berlangsung dari beberapa jam hingga berhari-hari.
6. Gangguan Stres Pasca-Trauma (PTSD)
Foto: Pexels
PTSD adalah kondisi yang dapat berkembang setelah kejadian traumatis, seperti pelecehan seksual atau kekerasan. Mereka memiliki reaksi negatif yang kuat terhadap sesuatu yang dianggap biasa oleh orang lain. Misalnya, suara keras atau sentuhan yang tidak disengaja.
Baca Juga: 4 Filosofi Hidup Senang ala Jin BTS, Termasuk Perlunya Bermalas-malasan
Cara Mengatasi Gangguan Mental
1. Psikoterapi
Perawatan ini bisa dilakukan untuk mengeksplorasi pikiran, perasaan, serta perilaku pengidap gangguan jiwa berat untuk meningkatkan kesejahteraan pengidap.
2. Mengonsumsi Obat-obatan
Penggunaan obat-obatan tidak dapat mengatasi gangguan jiwa secara optimal, tetapi pengobatan ini membantu pengidap menurunkan gejala fisik maupun mental yang dialami.
3. Pengobatan Fisik
Bukan hanya kesehatan mental yang perlu diatasi, gangguan jiwa berat membutuhkan pengobatan fisik untuk mengembalikan kondisi kesehatannya.
GenSINDO
Nadilla Syabriya
Politeknik Negeri Jakarta
(ita)