Penjelasan 5 Klan dan Koloni dalam Kingdom of the Planet of the Apes
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kingdom of the Planet of the Apes melanjutkan kisah kehidupan para kera cerdas yang membangun kerajaan sepeninggal kera cerdas pertama, Caesar.
Sekuel dari War for the Planet of the Apes (2017) ini berlatar waktu 300 tahun setelah peristiwa dalam film sebelumnya. Saat itu, dunia telah hancur, dan manusia sudah hampir punah.
Kepunahan manusia membuat perubahaan pada dunia secara ekstrem, karena umat manusia tidak lagi menjadi spesies dominan di Bumi. Mereka mungkin akan menjadi spesies yang liar, primitif, dan tidak cerdas.
Sebaliknya, Bumi dikuasai oleh spesies kera langka. Peradaban kera semakin berkembang karena mereka cerdas dan mampu menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi sebagai hasil dari peninggalan Caesar.
Sayangnya, beberapa tahun pascakematian Caesar, kepemimpinan diambil alih oleh Proximus Caesar (disuarakan oleh Kevin Durand) yang terkenal otoriter. Dari sini, peradaban kera mengalami kemunduran serta beberapa konflik mulai bermunculan.
Dari sini mulai lahir pula beberapa klan dan koloni yang menentukan arah cerita film Kingdom of the Planet of the Apes. Berikut ini ulasannya, mengutip Screenrant.
Foto: 20th CenturyStudios
Tokoh utama dalam film ini yaitu karakter Noa (Owen Teague) adalah simpanse atau kera muda yang menginginkan perdamaian antara spesies kera dengan spesies lainnya. Noa berasal dari Klan Elang yang tinggal di desa yang damai dipimpin oleh ayah Noa, Koro (Neil Sandiland) sebagai simpanse paling dihormati.
Klan Elang telah membentuk budaya dan kaumnya setelah kematian Caesar pada 300 tahun lalu. Klan Elang yang berisikan Noa bersama keluarga dan kerabatnya, hidup jauh dari pengetahuan di luar sana mengenai sejarah manusia dan hasil peninggalan Caesar.
Di bawah kepemimpinan Koro, Klan Elang memiliki keahlian menjinakkan burung elang untuk berburu. Dalam Klan ini banyak karakter penting seperti teman-teman Noa, yaitu Soona (Lydia Peckham) dan Anaya (Travis Jeffery), serta Ibu Noa, Dar (Sara Wiseman).
Dar menjadi salah satu korban atas serangan yang dilakukan oleh Kerajaan Proximus terhadap desa yang ditinggali Klan Elang.
2. Kerajaan Kera Proximus Caesar
Foto: 20th Century Studios
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa karakter Proximus Caesar adalah sosok antagonis yang memiliki ambisi besar dengan keegoisannya dan sikap otoriternya untuk menguasai planet ini. Proximus merupakan sosok kera yang cerdas, karena ia mempelajari sejarah dan peradaban manusia dari kepala penasihatnya, Trevathan (William H. Macy).
Tak heran wilayah kekuasaan Proximus jauh lebih besar dan luas dibandingkan wilayah dimiliki oleh Klan Elang. Tak hanya besar dan luas, tetapi Kerajaan Proximus juga memiliki wilayah industri dan pemukiman yang jauh lebih maju dan layak.
Proximus sangat menginginkan brankas peninggalan manusia, karena dengan brankas tersebut ia dapat memperkuat kekuasaannya dengan memanfaatkan teknologi yang dimiliki manusia, seperti halnya senjata. Para kera di bawah Kerajaan Proximus hanya dijadikan tenaga kerja saja, untuk mencapai tujuan yang diinginkan Proximus.
Sikap Proximus yang tidak ingin mengorbankan dirinya, sangat berbanding terbalik dengan slogan yang ia serukan, “Kera bersama-sama kuat”. Bahkan tak cukup memperbudak kaumnya, ia juga menyerang klan lain untuk menambah tenaga kerjanya.
3. Koloni Kera Bertopeng
Foto: 20th Century Studios
Untuk memperkuat kekuasaannya, Proximus mengirimkan pasukan kera bertopeng yang diketuai oleh seekor gorila perkasa bernama Syvia (Eka Darville). Pasukan Kera Bertopeng akan menyerang, menjarah dan menangkap klan lain untuk dijadikan tenaga kerja Kerajaan Proximus.
Dengan segala amunisi, seperti senjata listrik dan kuda yang difasilitasi oleh Proximus, membuat pasukan ini semakin kuat dan gencar menyerang klan lain. Sylvia selaku pemimpin pasukan ini bertanggung jawab atas kematian yang menimpa pemimpin Klan Elang.
Sekuel dari War for the Planet of the Apes (2017) ini berlatar waktu 300 tahun setelah peristiwa dalam film sebelumnya. Saat itu, dunia telah hancur, dan manusia sudah hampir punah.
Kepunahan manusia membuat perubahaan pada dunia secara ekstrem, karena umat manusia tidak lagi menjadi spesies dominan di Bumi. Mereka mungkin akan menjadi spesies yang liar, primitif, dan tidak cerdas.
Sebaliknya, Bumi dikuasai oleh spesies kera langka. Peradaban kera semakin berkembang karena mereka cerdas dan mampu menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi sebagai hasil dari peninggalan Caesar.
Sayangnya, beberapa tahun pascakematian Caesar, kepemimpinan diambil alih oleh Proximus Caesar (disuarakan oleh Kevin Durand) yang terkenal otoriter. Dari sini, peradaban kera mengalami kemunduran serta beberapa konflik mulai bermunculan.
Dari sini mulai lahir pula beberapa klan dan koloni yang menentukan arah cerita film Kingdom of the Planet of the Apes. Berikut ini ulasannya, mengutip Screenrant.
Klan dan Koloni Penting dalam Film Kingdom of the Planet of the Apes
1. Klan Elang (Eagle Clan)
Foto: 20th CenturyStudios
Tokoh utama dalam film ini yaitu karakter Noa (Owen Teague) adalah simpanse atau kera muda yang menginginkan perdamaian antara spesies kera dengan spesies lainnya. Noa berasal dari Klan Elang yang tinggal di desa yang damai dipimpin oleh ayah Noa, Koro (Neil Sandiland) sebagai simpanse paling dihormati.
Klan Elang telah membentuk budaya dan kaumnya setelah kematian Caesar pada 300 tahun lalu. Klan Elang yang berisikan Noa bersama keluarga dan kerabatnya, hidup jauh dari pengetahuan di luar sana mengenai sejarah manusia dan hasil peninggalan Caesar.
Di bawah kepemimpinan Koro, Klan Elang memiliki keahlian menjinakkan burung elang untuk berburu. Dalam Klan ini banyak karakter penting seperti teman-teman Noa, yaitu Soona (Lydia Peckham) dan Anaya (Travis Jeffery), serta Ibu Noa, Dar (Sara Wiseman).
Dar menjadi salah satu korban atas serangan yang dilakukan oleh Kerajaan Proximus terhadap desa yang ditinggali Klan Elang.
2. Kerajaan Kera Proximus Caesar
Foto: 20th Century Studios
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa karakter Proximus Caesar adalah sosok antagonis yang memiliki ambisi besar dengan keegoisannya dan sikap otoriternya untuk menguasai planet ini. Proximus merupakan sosok kera yang cerdas, karena ia mempelajari sejarah dan peradaban manusia dari kepala penasihatnya, Trevathan (William H. Macy).
Tak heran wilayah kekuasaan Proximus jauh lebih besar dan luas dibandingkan wilayah dimiliki oleh Klan Elang. Tak hanya besar dan luas, tetapi Kerajaan Proximus juga memiliki wilayah industri dan pemukiman yang jauh lebih maju dan layak.
Proximus sangat menginginkan brankas peninggalan manusia, karena dengan brankas tersebut ia dapat memperkuat kekuasaannya dengan memanfaatkan teknologi yang dimiliki manusia, seperti halnya senjata. Para kera di bawah Kerajaan Proximus hanya dijadikan tenaga kerja saja, untuk mencapai tujuan yang diinginkan Proximus.
Sikap Proximus yang tidak ingin mengorbankan dirinya, sangat berbanding terbalik dengan slogan yang ia serukan, “Kera bersama-sama kuat”. Bahkan tak cukup memperbudak kaumnya, ia juga menyerang klan lain untuk menambah tenaga kerjanya.
3. Koloni Kera Bertopeng
Foto: 20th Century Studios
Untuk memperkuat kekuasaannya, Proximus mengirimkan pasukan kera bertopeng yang diketuai oleh seekor gorila perkasa bernama Syvia (Eka Darville). Pasukan Kera Bertopeng akan menyerang, menjarah dan menangkap klan lain untuk dijadikan tenaga kerja Kerajaan Proximus.
Dengan segala amunisi, seperti senjata listrik dan kuda yang difasilitasi oleh Proximus, membuat pasukan ini semakin kuat dan gencar menyerang klan lain. Sylvia selaku pemimpin pasukan ini bertanggung jawab atas kematian yang menimpa pemimpin Klan Elang.