Komunikasi ‘Ribet’ dan Telenovela Bikin Kangen Anak 2000-an
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mungkin kamu tak sadar bahwa tahun 2000-an adalah masa 20 tahun yang lalu. Bagi mereka yang muda pada zaman ini, kira-kira apa saja yang mereka rindukan dari era ini?
Pada era 2000-an, kita memang belum bisa berkomunikasi lewat video call atau free call semudah sekarang. Namun, cara jadul seperti surat-suratan, SMS dengan isi pesan terbatas, dan telepon dari warung telekomunikasi (wartel) atau telepon umum justru malah jadi hal yang sangat membekas dalam ingatan generasi era tersebut. Generasi 2000-an juga cenderung lebih memaknai setiap pertemuan karena fokus pada orang yang ditemui dan bukan pada gawai yang dimiliki.
“Paling dikangenin, ya, warnet, sama telepon koin. Soalnya di warnet biasa suka main Friendster. Sama sering beli majalah,” ujar Nina Nurina, 36.
Generasi 2000-an pasti tidak asing dengan warung internet alias warnet. Meskipun hingga saat ini warnet masih ada, tapi masa jaya warnet adalah pada era ini. Perangkat yang digunakan masih berupa komputer jadul lengkap dengan wallpaper Windows XP dan koleksi gim lama seperti Age of Empires, The Sims, dan Need for Speed Underground.
Foto: Instagram@agusprastiyo704
Sementara minat membaca majalah di kalangan remaja saat itu juga sangat tinggi. Generasi 2000-an dengan sabar menanti hiburan yang satu ini karena majalah biasanya terbit dua minggu atau sebulan sekali. Hal yang ditunggu-tunggu pembaca dari majalah favoritnya adalah bonusnya. Tak jarang majalah memberikan bonus seperti tote bag, kalender, note book, sampai lirik lagu.
Selain warnet dan majalah, Nina juga mengungkapkan bahwa ia rindu masa-masa membeli kartu perdana dengan harga mahal. Dulu kartu perdana dibanderol dengan harga sekitar Rp250 ribu. Saat ini, kartu perdana dapat dengan mudah dan murah didapatkan dengan kisaran harga mulai dari Rp2.000 sampai Rp15.000.
Perkembangan alat komunikasi juga maju sangat pesat. Pada era 2000-an, tidak semua orang punya ponsel. Ada pun ponsel yang dulu mendapat julukan ‘HP sejuta umat’ adalah Nokia 3310. Ponsel tersebut sudah dianggap teknologi canggih pada masanya dengan layar kecil tidak berwarna, permainan Snake yang hit pada era itu, dan baterai yang tahan lama hingga berhari-hari. Ponsel ini juga terkenal tahan banting.
Baca Juga: Mengulik Makna Bucin alias Budak Cinta dari Perspektif Sains
Foto: Edvinbookstore/Shopee
Remaja era 2000-an umumnya juga tidak pernah sibuk dengan gawai masing-masing kalau sedang bermain atau berkumpul. Misalnya, saat masa istirahat, anak sekolah lebih sering menghabiskan waktu bermain bersama. Kegiatan yang dilakukan pun beragam, seperti main bola, main karet, main bola bekel, sampai membicarakan tontonan televisi. Ada permainan lain yang juga ramai digandrungi generasi 2000-an, seperti Tamiya, bongkar pasang Barbie kertas, bertukar isi binder, dan tiup balon gel berbau khas.
“Hal yang dikangenin di era 2000-an, main karet sama main bola bekel di kelas. Pulang sekolah langsung stand by di depan TV untuk nonton telenovela "Amigos". Besok harinya pas masuk sekolah pasti jadi bahan cerita sama temen-temen yang lain,” kata Dewintha Rainy, 28.
Selain bermain bersama teman dan menonton TV, Dewintha juga senang mendengarkan musik dari CD berisi banyak lagu yang ia beli dari “abang-abang”. Sekarang, musik dapat dengan mudah kita dengarkan melalui platform yang tersedia secara gratis maupun berbayar.
Fashion Era 2000-an
Tren mode dari ujung rambut sampai ujung kaki memang selalu berubah dari waktu ke waktu. Pada era 2000-an, trennya mengacu pada gaya berpakaian seleb hiburan yang belum sevariatif seperti sekarang.
Pada masa itu, model rambut yang disenangi perempuan adalah model rebonding atau lurus sempurna dan model kucir dua ala Britney Spears. Sedangkan model rambut yang digandrungi para lelaki adalah model rapi dengan menyisakan sedikit ekor pada bagian belakang.
Foto: Getty Images
Untuk kosmetik, generasi 2000-an juga tidak kalah dengan sekarang. Model kosmetik yang pernah tren pada era tersebut adalah glossy lip, alis tipis, dan eyeshadow warna terang. Riasan smoky eyes ala Avril Lavigne dan penggunaan eyeliner di bawah mata juga disenangi saat itu.
Lagu Era 2000-an
Belum lengkap rasanya bernostalgia tanpa membahas musik yang jaya pada era itu. Ada Letto dengan lagu “Ruang Rindu”, Sheila on 7 dengan lagu “Kisah Klasik Untuk Masa Depan”, Peterpan dengan “Topeng”, Agnes Monica dengan hitnya “Tak Ada Logika”, Evanescence dengan lagu “Bring Me To Live”, dan Alicia Keys dengan “If I Ain’t Got You”. Sebagian besar dari musisi tersebut masih aktif sampai sekarang, tapi generasi 2000-an pasti mempunyai kenangan sendiri jika mendengarkan musik lama mereka.
Baca Juga: Ini 5 Fandom Musik Terbesar di Dunia Menurut Pengamat Musik
Generasi 2000-an pasti masih ingat sensasi mendengarkan musik menggunakan kaset, walkman, CD, juga sensasi mengunggah musik satu per satu dengan kecepatan internet pas-pasan. Semua hal di atas memang jauh dari kata canggih dan modern seperti sekarang. Namun, itu semua membuktikan bahwa rasa bahagia tidak melulu soal serbainstan dan kemudahan.
GenSINDO
Ajeng Putri Yuwono
Politeknik Negeri Jakarta
Pada era 2000-an, kita memang belum bisa berkomunikasi lewat video call atau free call semudah sekarang. Namun, cara jadul seperti surat-suratan, SMS dengan isi pesan terbatas, dan telepon dari warung telekomunikasi (wartel) atau telepon umum justru malah jadi hal yang sangat membekas dalam ingatan generasi era tersebut. Generasi 2000-an juga cenderung lebih memaknai setiap pertemuan karena fokus pada orang yang ditemui dan bukan pada gawai yang dimiliki.
“Paling dikangenin, ya, warnet, sama telepon koin. Soalnya di warnet biasa suka main Friendster. Sama sering beli majalah,” ujar Nina Nurina, 36.
Generasi 2000-an pasti tidak asing dengan warung internet alias warnet. Meskipun hingga saat ini warnet masih ada, tapi masa jaya warnet adalah pada era ini. Perangkat yang digunakan masih berupa komputer jadul lengkap dengan wallpaper Windows XP dan koleksi gim lama seperti Age of Empires, The Sims, dan Need for Speed Underground.
Foto: Instagram@agusprastiyo704
Sementara minat membaca majalah di kalangan remaja saat itu juga sangat tinggi. Generasi 2000-an dengan sabar menanti hiburan yang satu ini karena majalah biasanya terbit dua minggu atau sebulan sekali. Hal yang ditunggu-tunggu pembaca dari majalah favoritnya adalah bonusnya. Tak jarang majalah memberikan bonus seperti tote bag, kalender, note book, sampai lirik lagu.
Selain warnet dan majalah, Nina juga mengungkapkan bahwa ia rindu masa-masa membeli kartu perdana dengan harga mahal. Dulu kartu perdana dibanderol dengan harga sekitar Rp250 ribu. Saat ini, kartu perdana dapat dengan mudah dan murah didapatkan dengan kisaran harga mulai dari Rp2.000 sampai Rp15.000.
Perkembangan alat komunikasi juga maju sangat pesat. Pada era 2000-an, tidak semua orang punya ponsel. Ada pun ponsel yang dulu mendapat julukan ‘HP sejuta umat’ adalah Nokia 3310. Ponsel tersebut sudah dianggap teknologi canggih pada masanya dengan layar kecil tidak berwarna, permainan Snake yang hit pada era itu, dan baterai yang tahan lama hingga berhari-hari. Ponsel ini juga terkenal tahan banting.
Baca Juga: Mengulik Makna Bucin alias Budak Cinta dari Perspektif Sains
Foto: Edvinbookstore/Shopee
Remaja era 2000-an umumnya juga tidak pernah sibuk dengan gawai masing-masing kalau sedang bermain atau berkumpul. Misalnya, saat masa istirahat, anak sekolah lebih sering menghabiskan waktu bermain bersama. Kegiatan yang dilakukan pun beragam, seperti main bola, main karet, main bola bekel, sampai membicarakan tontonan televisi. Ada permainan lain yang juga ramai digandrungi generasi 2000-an, seperti Tamiya, bongkar pasang Barbie kertas, bertukar isi binder, dan tiup balon gel berbau khas.
“Hal yang dikangenin di era 2000-an, main karet sama main bola bekel di kelas. Pulang sekolah langsung stand by di depan TV untuk nonton telenovela "Amigos". Besok harinya pas masuk sekolah pasti jadi bahan cerita sama temen-temen yang lain,” kata Dewintha Rainy, 28.
Selain bermain bersama teman dan menonton TV, Dewintha juga senang mendengarkan musik dari CD berisi banyak lagu yang ia beli dari “abang-abang”. Sekarang, musik dapat dengan mudah kita dengarkan melalui platform yang tersedia secara gratis maupun berbayar.
Fashion Era 2000-an
Tren mode dari ujung rambut sampai ujung kaki memang selalu berubah dari waktu ke waktu. Pada era 2000-an, trennya mengacu pada gaya berpakaian seleb hiburan yang belum sevariatif seperti sekarang.
Pada masa itu, model rambut yang disenangi perempuan adalah model rebonding atau lurus sempurna dan model kucir dua ala Britney Spears. Sedangkan model rambut yang digandrungi para lelaki adalah model rapi dengan menyisakan sedikit ekor pada bagian belakang.
Foto: Getty Images
Untuk kosmetik, generasi 2000-an juga tidak kalah dengan sekarang. Model kosmetik yang pernah tren pada era tersebut adalah glossy lip, alis tipis, dan eyeshadow warna terang. Riasan smoky eyes ala Avril Lavigne dan penggunaan eyeliner di bawah mata juga disenangi saat itu.
Lagu Era 2000-an
Belum lengkap rasanya bernostalgia tanpa membahas musik yang jaya pada era itu. Ada Letto dengan lagu “Ruang Rindu”, Sheila on 7 dengan lagu “Kisah Klasik Untuk Masa Depan”, Peterpan dengan “Topeng”, Agnes Monica dengan hitnya “Tak Ada Logika”, Evanescence dengan lagu “Bring Me To Live”, dan Alicia Keys dengan “If I Ain’t Got You”. Sebagian besar dari musisi tersebut masih aktif sampai sekarang, tapi generasi 2000-an pasti mempunyai kenangan sendiri jika mendengarkan musik lama mereka.
Baca Juga: Ini 5 Fandom Musik Terbesar di Dunia Menurut Pengamat Musik
Generasi 2000-an pasti masih ingat sensasi mendengarkan musik menggunakan kaset, walkman, CD, juga sensasi mengunggah musik satu per satu dengan kecepatan internet pas-pasan. Semua hal di atas memang jauh dari kata canggih dan modern seperti sekarang. Namun, itu semua membuktikan bahwa rasa bahagia tidak melulu soal serbainstan dan kemudahan.
GenSINDO
Ajeng Putri Yuwono
Politeknik Negeri Jakarta
(ita)