Benarkah Jenis Pekerjaan bisa Mengubah Kepribadian Seseorang?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Saat semakin dewasa, kita secara tidak langsung dituntut untuk semakin mandiri dan beraktualisasi. Banyak hal yang dapat dilakukan seseorang untuk membuktikan kemandiriannya, misalnya dengan bekerja.
Di balik itu semua, pernahkah kamu melihat temanmu yang jadi “berubah” setelah bekerja ? Si A yang misalnya ceroboh berubah menjadi lebih teliti dan hati-hati. Atau si B yang menjadi lebih mampu membuat keputusan setelah bekerja. Jadi, apakah bekerja memang mampu mengubah kepribadian seseorang?
Sebelumnya, kita harus mengenal pengertian dari kepribadian terlebih dahulu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kepribadian adalah sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakannya dengan orang atau bangsa lain.
Foto:Clem Onojeghuo/Pexels
Kebanyakan dari kita percaya bahwa umumnya kepribadian yang dimiliki setiap orang sangatlah stabil. Kepercayaan tersebut pada dasarnya benar, hal ini karena sebut saja seseorang introver, maka sangat kecil kemungkinannya kalau ia tiba-tiba menjadi ekstrover dalam semalam, tanpa kejadian apa pun yang mendasarinya.
Baca Juga: Sering Salah Duga, Ini Bedanya Introver, Asosial, dan Antisosial
Walaupun begitu, mengutip Psychology Today , justru semakin banyak peneliti psikologi sosial dan kepribadian yang menemukan bahwa kepribadian secara signifikan bisa dibentuk dan tidak terlalu stabil. Beberapa hal ditemukan bisa mengubah kepribadian seseorang, terutama pengalaman yang signifikan, seperti memulai sebuah keluarga, bercerai, menjadi pengangguran, atau terpapar dalam lingkungan tertentu, misalnya lingkungan pekerjaan.
Lalu, bagaimana pekerjaan bisa mengubah kepribadian kita?
Salah satu perspektif menunjukkan bahwa selama orang-orang berkembang menuju kedewasaan, ia juga mengalami perubahan halus dalam kepribadiannya. Misalnya, seseorang cenderung secara bertahap menjadi lebih mengendalikan diri, sadar diri, dan bertanggung jawab seiring pertambahan usianya.
Foto:Anthony Shkraba/Pexels
Perspektif lain yang serupa juga menunjukkan bahwa kita cenderung beradaptasi dengan peran yang kita miliki atau karakteristik tempat kita bekerja. Misalnya salah satu penelitian menemukan bahwa pekerjaan yang memberikan rasa otonomi terhadap karyawan, memungkinkan karyawannya untuk mengembangkan kepribadian mereka dengan menawarkan rasa kendali, sedangkan pekerjaan dengan tuntutan waktu yang tinggi justru cenderung meningkatkan neurotisme dari waktu ke waktu.
Lamanya menghabiskan waktu di tempat kerja, juga peran yang dimiliki dalam pekerjaan akhirnya membuat seseorang menyesuaikan kepribadian dengan tanggung jawab yang dimilikinya dalam pekerjaan. Hal ini lama-kelamaan akan turut membentuk kepribadian seseorang tersebut secara bertahap.
Baca Juga: Bukan Introvert, Inilah Tanda-Tanda Gangguan Kepribadian Skizoid
Hal yang perlu diingat adalah walaupun pekerjaan bisa memengaruhi kepribadian kita, tapi sejatinya ia bersifat pasif. Kita juga bisa secara aktif membentuk perjalanan kepribadian kita sendiri. Kita bisa memilih pekerjaan yang bisa mendorong sifat serta kepribadian yang kita butuhkan.
Amalia Simehatte
Kontributor GenSINDO
Universitas Negeri Jakarta
Instagram: @amaliasimehatte
Di balik itu semua, pernahkah kamu melihat temanmu yang jadi “berubah” setelah bekerja ? Si A yang misalnya ceroboh berubah menjadi lebih teliti dan hati-hati. Atau si B yang menjadi lebih mampu membuat keputusan setelah bekerja. Jadi, apakah bekerja memang mampu mengubah kepribadian seseorang?
Sebelumnya, kita harus mengenal pengertian dari kepribadian terlebih dahulu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kepribadian adalah sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakannya dengan orang atau bangsa lain.
Foto:Clem Onojeghuo/Pexels
Kebanyakan dari kita percaya bahwa umumnya kepribadian yang dimiliki setiap orang sangatlah stabil. Kepercayaan tersebut pada dasarnya benar, hal ini karena sebut saja seseorang introver, maka sangat kecil kemungkinannya kalau ia tiba-tiba menjadi ekstrover dalam semalam, tanpa kejadian apa pun yang mendasarinya.
Baca Juga: Sering Salah Duga, Ini Bedanya Introver, Asosial, dan Antisosial
Walaupun begitu, mengutip Psychology Today , justru semakin banyak peneliti psikologi sosial dan kepribadian yang menemukan bahwa kepribadian secara signifikan bisa dibentuk dan tidak terlalu stabil. Beberapa hal ditemukan bisa mengubah kepribadian seseorang, terutama pengalaman yang signifikan, seperti memulai sebuah keluarga, bercerai, menjadi pengangguran, atau terpapar dalam lingkungan tertentu, misalnya lingkungan pekerjaan.
Lalu, bagaimana pekerjaan bisa mengubah kepribadian kita?
Salah satu perspektif menunjukkan bahwa selama orang-orang berkembang menuju kedewasaan, ia juga mengalami perubahan halus dalam kepribadiannya. Misalnya, seseorang cenderung secara bertahap menjadi lebih mengendalikan diri, sadar diri, dan bertanggung jawab seiring pertambahan usianya.
Foto:Anthony Shkraba/Pexels
Perspektif lain yang serupa juga menunjukkan bahwa kita cenderung beradaptasi dengan peran yang kita miliki atau karakteristik tempat kita bekerja. Misalnya salah satu penelitian menemukan bahwa pekerjaan yang memberikan rasa otonomi terhadap karyawan, memungkinkan karyawannya untuk mengembangkan kepribadian mereka dengan menawarkan rasa kendali, sedangkan pekerjaan dengan tuntutan waktu yang tinggi justru cenderung meningkatkan neurotisme dari waktu ke waktu.
Lamanya menghabiskan waktu di tempat kerja, juga peran yang dimiliki dalam pekerjaan akhirnya membuat seseorang menyesuaikan kepribadian dengan tanggung jawab yang dimilikinya dalam pekerjaan. Hal ini lama-kelamaan akan turut membentuk kepribadian seseorang tersebut secara bertahap.
Baca Juga: Bukan Introvert, Inilah Tanda-Tanda Gangguan Kepribadian Skizoid
Hal yang perlu diingat adalah walaupun pekerjaan bisa memengaruhi kepribadian kita, tapi sejatinya ia bersifat pasif. Kita juga bisa secara aktif membentuk perjalanan kepribadian kita sendiri. Kita bisa memilih pekerjaan yang bisa mendorong sifat serta kepribadian yang kita butuhkan.
Amalia Simehatte
Kontributor GenSINDO
Universitas Negeri Jakarta
Instagram: @amaliasimehatte
(ita)