Fenomena 'Dokter Hantu' di Korea Selatan, Bisa Bahayakan Pasien Operasi Plastik

Jum'at, 16 April 2021 - 20:00 WIB
loading...
Fenomena Dokter Hantu...
Dokter Hantu yang melakukan praktik secara sembunyi-sembunyi bisa membahayakan pasien yang ditanganinya. Foto/Agencia EFE
A A A
JAKARTA - Selain terkenal karena dramanya, Korea Selatan juga identik dengan industri kecantikannya . Banyak orang yang berbondong-bondong untuk membeli skincare dan menjalani perawatan khas Negeri Ginseng itu.

Dari sini, muncul istilah "Dokter Hantu" yang terkenal dalam industri bedah plastik . Dokter ini membahayakan pasien yang menjalani operasi plastik. Dokter Hantu akan bertugas saat operasi berlangsung. Ia akan menggantikan posisi ahli bedah utama saat pasien tidak sadarkan diri karena obat bius.

Praktik kejahatan ini sulit dibuktikan karena banyak Dokter Hantu tidak mencatat pekerjaan yang telah mereka lakukan. Selain itu, banyak klinik tidak memasang kamera CCTV. Saat kasusnya sudah sampai di pengadilan, Dokter Hantu tidak diberi hukuman berat. Hal ini tentu membuat klinik tak jera dan melanjutkan praktik illegalnya.

Terdapat salah satu kasus yang menimpa keluarga Kwon pada September 2016 karena ulah Dokter Hantu ini. Berikut kronologinya yang berhasil dirangkum oleh CNN .

KRONOLOGI KASUS ADIK KWON

Kwon adalah salah satu murid yang memiliki prestasi baik. Namun, ia tidak percaya diri dengan penampilannya. Oleh karena itu, Kwon percaya bahwa operasi plastik dapat membuatnya sukses.

Fenomena 'Dokter Hantu' di Korea Selatan, Bisa Bahayakan Pasien Operasi Plastik

Foto: CNN

Sebelum melakukan operasi, ditemukan Kwon telah mengedit wajahnya dengan melancipkan rahangnya sampai berbentuk V secara digital.

Pada Jumat malam, kakak Kwon menerima telepon dari klinik tempat adiknya melakukan operasi. Klinik tersebut memintanya datang ke UGD sebuah rumah sakit dan berkata bahwa kondisinya tidak terlalu serius. Ia kira adiknya itu terlibat masalah karena terlalu banyak minum. Namun, saat sampai di rumah sakit, Kwon sangat terkejut melihat kondisi adiknya.

Adiknya itu sudah berada dalam kondisi tidak sadarkan diri karena pendarahan setelah menjalani operasi perampingan rahang. Bahkan perban di sekitar wajahnya pun memerah karena darah terus keluar. Setelah tujuh hari dirawat, kondisi Kwon semakin menurun dan memburuk. Pada akhirnya ia meninggal di rumah sakit.

Baca Juga: Insecure dalam Hubungan dengan Pacar? Ini yang Mesti Kamu Lakukan

Sebelum Kwon melakukan operasi plastik, kakak dan ibunya sudah berusaha untuk melarangnya. Namun, secara diam-diam Kwon pergi ke klinik yang terkenal dengan spesialis pengangkatan rahang.

KLINIK MEMBERIKAN PERNYATAAN

Setelah Kwon dilarikan ke rumah sakit, ahli bedah plastik yang mengoperasi Kwon memberi pernyataan kepada keluarganya. Ia menjelaskan bahwa prosedur yang dilakukan sudah sesuai. Ia bahkan menawarkan rekaman CCTV di ruang operasi untuk membuktikannya.

Fenomena 'Dokter Hantu' di Korea Selatan, Bisa Bahayakan Pasien Operasi Plastik

Foto: Pixabay

Adegan CCTV itu bermula pada ahli bedah plastik yang mulai memotong rahang Kwon. Terdapat tiga asisten perawat yang menemaninya. Namun, setelah satu jam pergi, dokter lain yang tampak asing masuk. Asisten perawat pun tidak dapat berbuat banyak.

Ibunya melihat ahli bedah plastik yang telah memotong rahangnya tidak menyelesaikan operasinya. Padahal terdapat iklan klinik tersebut yang menyebutkan, "dokter kepala klinik akan melakukan operasi dari awal sampai akhir."

YANG TERJADI DI DALAM RUANG OPERASI

Menurut penuturan kakaknya, Kwon sangat percaya dengan ahli bedah utama, "Saudaraku percaya pada dokter utama itu, dan itulah mengapa dia memutuskan untuk dioperasi di sana," kata kakak Kwon pada CNN.

Menurut rekaman CCTV, operasi berlangsung lebih dari tiga jam. Menurut Kim Seon-woong, mantan Direktur Hukum Asosiasi Bedah Plastik Korea, biasanya operasi rahang hanya memerlukan waktu 30 menit sampai satu jam bagi seorang dokter profesional.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2768 seconds (0.1#10.140)