Beredar Komentar Menjijikkan Para Pelaku Pornografi Deepfake Korea, Ada dari Kampus Top 10
loading...

Para pelaku pornografi deepfake melontarkan komentar tanpa empati pada korbannya. Foto/India Today
A
A
A
SEOUL - Beberapa komentar tanpa empati dari para pelaku pornografi deepfake yang tengah merebak di Korea Selatan tersebar di media sosial.
Komentar-komentar dari para pria pelaku atau anggota grup chat Telegram tersebut terlihat sama sekali tidak menunjukkan empati. Beberapa di antaranya bahkan menganggap perempuan terlalu berlebihan meminta hak asasinya dihargai.
Kasus pornografi deepfake di Korea mulai merebak ke publik pada sekitar 25 Agustus lalu. Ini adalah kasus berikutnya terkait pelecehan seksual di Korea Selatan. Salah satu kasus terbesar pornografi deepfake yang pernah terjadi adalah pada 2018-2020 yang disebut NTH Room.
Kasus tersebut juga sudah dibuatkan film dokumenternya di Netflix berjudul Cyber Hell: Exposing An Internet Horror. Filmnya dirilis pada 2022.
Dalam kasus NTH Room terbaru ini, para pelaku dan subscriber di Telegram yang terdiri dari anak sekolah, mahasiswa, guru, hingga personel militer ini mengirimkan foto-foto perempuan yang mereka kenal. Foto itu lantas digunakan untuk membuat video deepfake dengan konten pornografi.
Meski kasusnya telah terungkap hingga ke masyarakat internasional, tampaknya tak ada rasa penyesalan dari para pelaku. Mereka bahkan mengeluarkan kalimat yang menjijikkan terkait korban mereka.
Dalam salah satu unggahan akun X @dvu84djp, seorang laki-laki kelas 2 SMP menulis bahwa melakukan AI untuk mem-photoshop wajah perempuan ke video porno bukanlah hal yang serius.
"Hanya perempuan cantik yang diperkosa. Jangan khawatir buat yang jelek, hahahaha," tulisnya dalam tangkapan layar yang kini telah dihapus oleh pengunggah aslinya.
Satu komentar yang dikatakan berasal dari mahasiswa kampus prestisius Sungkyunkwan University juga mengundang kemarahan netizen.
Komentar-komentar dari para pria pelaku atau anggota grup chat Telegram tersebut terlihat sama sekali tidak menunjukkan empati. Beberapa di antaranya bahkan menganggap perempuan terlalu berlebihan meminta hak asasinya dihargai.
Kasus pornografi deepfake di Korea mulai merebak ke publik pada sekitar 25 Agustus lalu. Ini adalah kasus berikutnya terkait pelecehan seksual di Korea Selatan. Salah satu kasus terbesar pornografi deepfake yang pernah terjadi adalah pada 2018-2020 yang disebut NTH Room.
Kasus tersebut juga sudah dibuatkan film dokumenternya di Netflix berjudul Cyber Hell: Exposing An Internet Horror. Filmnya dirilis pada 2022.
Dalam kasus NTH Room terbaru ini, para pelaku dan subscriber di Telegram yang terdiri dari anak sekolah, mahasiswa, guru, hingga personel militer ini mengirimkan foto-foto perempuan yang mereka kenal. Foto itu lantas digunakan untuk membuat video deepfake dengan konten pornografi.
Meski kasusnya telah terungkap hingga ke masyarakat internasional, tampaknya tak ada rasa penyesalan dari para pelaku. Mereka bahkan mengeluarkan kalimat yang menjijikkan terkait korban mereka.
Dalam salah satu unggahan akun X @dvu84djp, seorang laki-laki kelas 2 SMP menulis bahwa melakukan AI untuk mem-photoshop wajah perempuan ke video porno bukanlah hal yang serius.
"Hanya perempuan cantik yang diperkosa. Jangan khawatir buat yang jelek, hahahaha," tulisnya dalam tangkapan layar yang kini telah dihapus oleh pengunggah aslinya.
Satu komentar yang dikatakan berasal dari mahasiswa kampus prestisius Sungkyunkwan University juga mengundang kemarahan netizen.
Lihat Juga :