Mengenal ‘Apology Language’, Lebih Penting dari 'Love Language'!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tahukah kamu apology language? Apakah kamu tahu ternyata dibanding dengan love language,sebuah ungkapan permintaan maaf ke pasangan lebih memengaruhi sebuah hubungan?
APA ITU ‘APOLOGY LANGUAGE’?
Dalam buku "The Five Languages of Apology" karya Dr. Gary Champan, apology language adalah salah satu bentuk bahasa cinta yang mampu memperbaiki keretakan atau konflik dalam suatu hubungan.
Lebih dari sekadar mengungkapkan rasa cinta dengan ujaran “I love you”, dengan sebuah ungkapan permintaan maaf dipercaya mampu membawa dampak positif dalam suatu hubungan .
Gary Chapman mengungkapkan bahwa bentuk dari apology language ada lima, yaitu mengungkapkan sebuah penyesalan, menerima tanggung jawab, membuat restitusi (memulihkan kepercayaan), mengekspresikan keinginan untuk berubah (memperbaiki kesalahan), dan meminta ampunan.
Foto: Getty Images
Mengutip dari Women’s Health Magazine , ungkapan permintaan maaf adalah gaya serta sentimen unik yang bisa mengekspresikan sebuah tindakan kasih sayang dengan nilai emosional tertentu. Sebuah permintaan maaf mampu menunjukkan dalamnya perasaan cinta dan juga penyesalan dengan tulus.
Bahasa permintaan maaf mengacu pada cara seseorang mengungkapan penyesalan dan ingin menebus segala kesalahannya. Kata ‘maaf’ bisa mengisyaratkan sebuah rasa bersalah, keinginan untuk memperbaiki diri, memperlihatkan hati yang berjiwa besar, serta tanggung jawab.
Dengan keinginan untuk meminta maaf tersebut, seseorang mulai menyadari kesalahannya, serta mau menurunkan egonya untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatannya.
Mengutip dari Healthline , memintaa maaf berarti meletakkan kembali kekuatan yang dimiliki ke orang lain untuk mendapatkan ampunan. Seseorang yang mengungkapkan rasa bersalahnya, memberikan lawan bicaranya pilihan untuk memaafkan, berniat untuk meminta kerendahan hati, empati, dan kepercayaan kembali.
MANFAAT ‘APOLOGY LANGUAGE'
Saat mengalami konflik dengan pasangan, sebuah ungkapan permintaan maaf dipercaya sebagai bentuk ketulusan. Lebih dari sekadar mengungkapkan rasa kasih sayang, kata ‘maaf’ bisa membuat sepasang kekasih saling menyadari eksistensi hubungannya, menyadari kesalahannya masing-masing, serta mengingat kembali seberapa pentingnya nilai hubungan mereka.
Foto: Getty Images
Melansir kembali dari Women’s Health Magazine, apology language bermanfaat untuk membantu sebuah pasangan mengenali kembali pasangannya masing-masing, mendidik pasangannya, mencari solusi terbina kembali hubungan di antara keduanya, dan media untuk mengubah perilaku demi hubungannya tersebut. Dalam hal ini apology language berperan sebagai media memperbaiki hubungan sejati.
Dengan berhasilnya sebuah perimintaan maaf, pasangan tersebut bisa saling memaafkan satu sama lain, maka hubungan di antara keduanya akan kembali menguat. Dengan apology language dan rasa tanggung jawab membuat pasangan tersebut akan kembali membina hubungan dengan dipulihkannya rasa percaya dan kasih sayang yang lebih tulus.
Sehingga, apology language berguna untuk mengembalikan semua kesalahan serta mengembalikan lagi nilai kepercayaan. Adanya keinginan untuk berubah dan mengikat kembali hubungan, merupakan manfaat dari apology language dengan efek yang cukup besar.
Baca Juga: Hal yang Penting untuk Dipelajari Saat Berumur 20 Tahun
CARA MENGUNGKAPKAN PERMINTAAN MAAF YANG BAIK
Melansir kembali dari Healthline, Gabriela Smith dalam tulisannya mengungkapkan cara untuk mengungkapkan permintaa maaf secara baik dan benar.
Kunci terpentingnya sebuah apology language adalah nilai ketulusan. Perasaan maaf tersebut tak hanya sekadar ingin didengar, melainkan membuatnya nyata dengan mendapatkan sebuah ampunan, saling memaafkan, dan diberikannya sebuah empati.
Foto: Getty Images
Permintaan maaf tersebut bukan karena ingin menyenangkan hati seseorang atau diri sendiri, melainkan bagaimana meyakinkan lawan pasangan bahwa permintaan maaf itu sungguh-sungguh, nyata, dan serius. Permintaan maaf tersebut benar-benar menggambarkan sebuah penyesalan dan perasaan ingin berubah, serta tak ingin mengulang kembali kesalahan.
Dalam permintaan maaf tersebut juga perlu sebuah keyakinan. Bagaimana orang tersebut meyakinkan pasangannya dengan keseriusannya meminta maaf. Sehingga tak ada lagi kata maaf yang terulang kembali, karena terulangnya kesalahan.
Pada intinya apology language membantu seseorang untuk menyadari diri, memahami ego, memahami orang lain, belajar bertanggung jawab, dan berubah lebih baik.
Baca Juga: 5 Drama Korea Favorit Penonton Internasional, tapi Ratingnya Rendah di Korea
Dengan hal tersebutlah sebuah hubungan akan terbina kembali dengan rasa percaya yang telah terpulihkan dan kasih sayang yang tulus.
Vanessa Ashriana
Kontributor GenSINDO
Universitas Indonesia
Instagram: @vanessaashriana
APA ITU ‘APOLOGY LANGUAGE’?
Dalam buku "The Five Languages of Apology" karya Dr. Gary Champan, apology language adalah salah satu bentuk bahasa cinta yang mampu memperbaiki keretakan atau konflik dalam suatu hubungan.
Lebih dari sekadar mengungkapkan rasa cinta dengan ujaran “I love you”, dengan sebuah ungkapan permintaan maaf dipercaya mampu membawa dampak positif dalam suatu hubungan .
Gary Chapman mengungkapkan bahwa bentuk dari apology language ada lima, yaitu mengungkapkan sebuah penyesalan, menerima tanggung jawab, membuat restitusi (memulihkan kepercayaan), mengekspresikan keinginan untuk berubah (memperbaiki kesalahan), dan meminta ampunan.
Foto: Getty Images
Mengutip dari Women’s Health Magazine , ungkapan permintaan maaf adalah gaya serta sentimen unik yang bisa mengekspresikan sebuah tindakan kasih sayang dengan nilai emosional tertentu. Sebuah permintaan maaf mampu menunjukkan dalamnya perasaan cinta dan juga penyesalan dengan tulus.
Bahasa permintaan maaf mengacu pada cara seseorang mengungkapan penyesalan dan ingin menebus segala kesalahannya. Kata ‘maaf’ bisa mengisyaratkan sebuah rasa bersalah, keinginan untuk memperbaiki diri, memperlihatkan hati yang berjiwa besar, serta tanggung jawab.
Dengan keinginan untuk meminta maaf tersebut, seseorang mulai menyadari kesalahannya, serta mau menurunkan egonya untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatannya.
Mengutip dari Healthline , memintaa maaf berarti meletakkan kembali kekuatan yang dimiliki ke orang lain untuk mendapatkan ampunan. Seseorang yang mengungkapkan rasa bersalahnya, memberikan lawan bicaranya pilihan untuk memaafkan, berniat untuk meminta kerendahan hati, empati, dan kepercayaan kembali.
MANFAAT ‘APOLOGY LANGUAGE'
Saat mengalami konflik dengan pasangan, sebuah ungkapan permintaan maaf dipercaya sebagai bentuk ketulusan. Lebih dari sekadar mengungkapkan rasa kasih sayang, kata ‘maaf’ bisa membuat sepasang kekasih saling menyadari eksistensi hubungannya, menyadari kesalahannya masing-masing, serta mengingat kembali seberapa pentingnya nilai hubungan mereka.
Foto: Getty Images
Melansir kembali dari Women’s Health Magazine, apology language bermanfaat untuk membantu sebuah pasangan mengenali kembali pasangannya masing-masing, mendidik pasangannya, mencari solusi terbina kembali hubungan di antara keduanya, dan media untuk mengubah perilaku demi hubungannya tersebut. Dalam hal ini apology language berperan sebagai media memperbaiki hubungan sejati.
Dengan berhasilnya sebuah perimintaan maaf, pasangan tersebut bisa saling memaafkan satu sama lain, maka hubungan di antara keduanya akan kembali menguat. Dengan apology language dan rasa tanggung jawab membuat pasangan tersebut akan kembali membina hubungan dengan dipulihkannya rasa percaya dan kasih sayang yang lebih tulus.
Sehingga, apology language berguna untuk mengembalikan semua kesalahan serta mengembalikan lagi nilai kepercayaan. Adanya keinginan untuk berubah dan mengikat kembali hubungan, merupakan manfaat dari apology language dengan efek yang cukup besar.
Baca Juga: Hal yang Penting untuk Dipelajari Saat Berumur 20 Tahun
CARA MENGUNGKAPKAN PERMINTAAN MAAF YANG BAIK
Melansir kembali dari Healthline, Gabriela Smith dalam tulisannya mengungkapkan cara untuk mengungkapkan permintaa maaf secara baik dan benar.
Kunci terpentingnya sebuah apology language adalah nilai ketulusan. Perasaan maaf tersebut tak hanya sekadar ingin didengar, melainkan membuatnya nyata dengan mendapatkan sebuah ampunan, saling memaafkan, dan diberikannya sebuah empati.
Foto: Getty Images
Permintaan maaf tersebut bukan karena ingin menyenangkan hati seseorang atau diri sendiri, melainkan bagaimana meyakinkan lawan pasangan bahwa permintaan maaf itu sungguh-sungguh, nyata, dan serius. Permintaan maaf tersebut benar-benar menggambarkan sebuah penyesalan dan perasaan ingin berubah, serta tak ingin mengulang kembali kesalahan.
Dalam permintaan maaf tersebut juga perlu sebuah keyakinan. Bagaimana orang tersebut meyakinkan pasangannya dengan keseriusannya meminta maaf. Sehingga tak ada lagi kata maaf yang terulang kembali, karena terulangnya kesalahan.
Pada intinya apology language membantu seseorang untuk menyadari diri, memahami ego, memahami orang lain, belajar bertanggung jawab, dan berubah lebih baik.
Baca Juga: 5 Drama Korea Favorit Penonton Internasional, tapi Ratingnya Rendah di Korea
Dengan hal tersebutlah sebuah hubungan akan terbina kembali dengan rasa percaya yang telah terpulihkan dan kasih sayang yang tulus.
Vanessa Ashriana
Kontributor GenSINDO
Universitas Indonesia
Instagram: @vanessaashriana
(ita)