Mengulik Makna Bucin alias Budak Cinta dari Perspektif Sains

Kamis, 14 Mei 2020 - 20:00 WIB
loading...
A A A
Dalam situasi seperti ini, hal yang diperlukan adalah mencari sumber kebahagian lain, seperti menemukan hobi, kegiatan, atau komunitas yang disukai di luar hubungan yang "bucin” tersebut.

Selain itu, hal yang harus diingat adalah, untuk mengakhiri perilakubucindancodependent relationshipgak melulu dengan cara putus hubungan. Kamu tetap bisa menjalani hubungan dan mencintainya dalam batas wajar supaya gak ada pihak yang tersakiti.

Bucin dalam Kacamata Kedokteran

Melansir dari halodoc.com, saat seseorang jatuh cinta, tubuhnya bakal banjir dengan beberapa hormon yang menghasilkan perasaan senang, obsesi, dan juga kedekatan.

Saat jatuh cinta, otak memproduksi berbagai macam kimia, seperti adrenalin, norepinephrine, dan dopamin. Banjir ketiga zat itu aja udah cukup membuat pikiran melayang dan tubuh gemetar seolah memakai obat psikotropika.

Gak cuma itu, tubuh juga mengalami penurunan serotonin (zat pemberi rasa nyaman), khususnya pada laki-laki, dan bikin konsentrasi jadi buyar.

Itu sebabnya mengapa pekerjaan jadi berantakan, susah buat fokus sewaktu belajar, dan sulit tidur nyenyak. Gabungan dari proses biokimia tersebut yang bikin kamu gak fokus mengerjakan hal lain.

Mengulik Makna Bucin alias Budak Cinta dari Perspektif Sains

Foto: Shutterstock

Dalam kasus tertentu, kalau rasa cinta muncul secara berlebihan alias bikin jadi bucin, hal ini bakal menimbulkan sejumlah masalah kesehatan lainnya, antara lain terganggunya fungsi kognitif, meningkatnya produksi hormon dopamin, dan pengaruh korteks frontal.

Korteks frontal di sini maksudnya adalah secara naluriah, saat seseorang lagi jatuh cinta, otak manusia akan terstimulasi untuk mengaktifkansistem reproduksi.

Hal ini bisa memicu korteks frontal, yaitu salah satu bagian otak manusia yang bertugas untuk membuat keputusan, akan berhenti bekerja sementara.

Dengan berkurangnyafungsi kerja korteks frontal, bikin seseorang akan sedikit "tumpul" dan sulit membuat keputusan logis berkenaan dengan apa pun, apalagi tentang sang pujaan hati.

Meski kelihatan banyak efek negatifnya, sebenarnya jatuh cinta, kalau bisa dikelola dan gak berlebihan, punya banyak manfaat.

Menurut para peneliti dari University of Western Virginia, California, jatuh cinta adalah hasil dari aktivitas 12 area otak yang bekerja bersama.

Mereka menyebutkan, bahwa perubahan aktivitas otak ini dimulai hanya dalam seperlima detik setelah seseorang kepincut atau jatuh hati.

Mengulik Makna Bucin alias Budak Cinta dari Perspektif Sains

Foto: Crown Culture/Vogue

Saat itu, ada lonjakan bahan kimia seperti dopamin dan oksitoksin. Dopamin adalah hormon yang mengatur respons emosional. Sedangkan oksitoksin dikenal juga sebagai "cuddle hormone" yang menginduksi rasa percaya dan mengurangi kecemasan.

Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Annals of Behavioral Medicine ini mungkin menjadi penjelasan mengapa orang yang jatuh cinta cenderung punya tekanan darah lebih rendah.

Pada penelitian selanjutnya juga ditemukan, bahwa jatuh cinta bisa memengaruhi kemampuan tubuh seseorang dalam melawan infeksi. Hal ini didapatkan peneliti setelah melakukan pengamatan terhadap 50 perempuan.

Temuan yang diterbitkan dalam jurnal Psychoneuroendocrinology itu menyebut, dalam studi selama dua tahun, perempuan yang jatuh cinta mengalami perubahan genetik.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3612 seconds (0.1#10.140)