6 Fakta Kesehatan Mental Para Vegan dan Vegetarian
loading...
A
A
A
JAKARTA - Para peneliti mencoba mengaitkan antara pola hidup menjadi vegetarian dan vegan dengan kondisi kesehatan mentalnya .
Berikut rangkuman beberapa fakta tersebut.
1. DAMPAK BERBEDA-BEDA PADA SUASANA HATI
Foto: Unsplash
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Critical Reviews in Food Science and Nutrition, seorang vegan cenderung punya kesehatan psikologis yang buruk (depresi, kecemasan, dan melukai diri sendiri).
Sementara penelitian yang dilakukan Urska Dobersek, asisten profesor University of Southern Indiana, yang melakukan ujicoba kontrol secara acak menyimpulkan vegetarian punya mood yang lebih baik daripada yang bukan vegetarian.
2. DAMPAK BERBEDA-BEDA PADA KESEHATAN MENTAL
Foto: Unsplash
Orang dengan pola makan vegetarian yang ketat bisa punya kemungkinan kekurangan nutrisi dan meningkatkan risiko penyakit mental, tapi orang yang punya penyakit mental bisa memanfaatkan metode vegan untuk perawatan, demikian menurut penelitian Urska Dobersek dari University of Southern Indiana.
3. PENYEBAB PENYAKIT, TAPI BISA JADI METODE PENYEMBUHAN
Foto: Unsplash
Menurut ahli gizi untuk atlet dan penderita orthoreksia, Renee McGregor, kliennya yang menderita orthoreksia atau anoreksia juga adalah seorang vegan. ( )
Vegan dianggap penyebab gangguan kesehatan tersebut. Friederike Barthels mengungkapkan bahwa meski begitu, vegan atau vegetarian juga bisa menjadi strategi untuk mengatasi masalah konsumsi makanan yang parah.
4. HARGA DIRI RENDAH, TAPI PENDUKUNG KESETARAAN SOSIAL
Foto: Unsplash
Penelitian yang dilakukan Nezlek JB dan tim dalam jurnal Ecology of Food and Nutrition, seorang vegetarian punya harga diri, penyesuaian psikologis, dan makna hidup yang lebih rendah daripada yang bukan vegetarian.
Namun, Mathew B. Ruby dalam Science Direct menemukan bahwa seorang vegetarian mendukung perlindungan dan kesetaraan sosial yang lebih tinggi dibanding yang bukan. Mereka juga lebih banyak menunjukkan ketidaksetujuan dengan aspek kekerasan dan hukuman mati.
5. STRES LEBIH TINGGI, TAPI EMPATI LEBIH BESAR
Foto: Unsplash
Penelitian Josseph R. Hibbeln, dan tim dalam Journal of Affective Disorders, pria vegetarian punya tingkat depresi lebih tinggi daripada yang tidak. ( )
Namun, studi yang dilakukan oleh Brooke Dixon & Hiroko Akirawa dalam jurnal Anthrozoos mengatakan bahwa vegetarian pria punya empati yang lebih tinggi terhadap penderitaan manusia daripada yang bukan.
6. TERLALU BANYAK BERPIKIR
Foto: Unsplash
Penelitian yang mengaitkan kesehatan mental yang buruk terhadap vegetarian dan vegan, dijawab Nezlek JB dan Forestell CA dalam “Vegetarianism as a Social Identity. Current Opinian in Food Science, in press”. Dia menulis bahwa hal tersebut bukan karena pola makannya, tapi karena perlakuan sosial yang buruk (kaum minoritas, diskriminasi) yang dialami mereka.
Selain itu, karena kesadaran lingkungan yang tinggi, mereka jadi mudah cemas dengan semakin parahnya perubahan iklim yang akan terjadi pada masa depan.
GenSINDO
Vica Nurul Aini
Politeknik Negeri Jakarta
Berikut rangkuman beberapa fakta tersebut.
1. DAMPAK BERBEDA-BEDA PADA SUASANA HATI
Foto: Unsplash
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Critical Reviews in Food Science and Nutrition, seorang vegan cenderung punya kesehatan psikologis yang buruk (depresi, kecemasan, dan melukai diri sendiri).
Sementara penelitian yang dilakukan Urska Dobersek, asisten profesor University of Southern Indiana, yang melakukan ujicoba kontrol secara acak menyimpulkan vegetarian punya mood yang lebih baik daripada yang bukan vegetarian.
2. DAMPAK BERBEDA-BEDA PADA KESEHATAN MENTAL
Foto: Unsplash
Orang dengan pola makan vegetarian yang ketat bisa punya kemungkinan kekurangan nutrisi dan meningkatkan risiko penyakit mental, tapi orang yang punya penyakit mental bisa memanfaatkan metode vegan untuk perawatan, demikian menurut penelitian Urska Dobersek dari University of Southern Indiana.
3. PENYEBAB PENYAKIT, TAPI BISA JADI METODE PENYEMBUHAN
Foto: Unsplash
Menurut ahli gizi untuk atlet dan penderita orthoreksia, Renee McGregor, kliennya yang menderita orthoreksia atau anoreksia juga adalah seorang vegan. ( )
Vegan dianggap penyebab gangguan kesehatan tersebut. Friederike Barthels mengungkapkan bahwa meski begitu, vegan atau vegetarian juga bisa menjadi strategi untuk mengatasi masalah konsumsi makanan yang parah.
4. HARGA DIRI RENDAH, TAPI PENDUKUNG KESETARAAN SOSIAL
Foto: Unsplash
Penelitian yang dilakukan Nezlek JB dan tim dalam jurnal Ecology of Food and Nutrition, seorang vegetarian punya harga diri, penyesuaian psikologis, dan makna hidup yang lebih rendah daripada yang bukan vegetarian.
Namun, Mathew B. Ruby dalam Science Direct menemukan bahwa seorang vegetarian mendukung perlindungan dan kesetaraan sosial yang lebih tinggi dibanding yang bukan. Mereka juga lebih banyak menunjukkan ketidaksetujuan dengan aspek kekerasan dan hukuman mati.
5. STRES LEBIH TINGGI, TAPI EMPATI LEBIH BESAR
Foto: Unsplash
Penelitian Josseph R. Hibbeln, dan tim dalam Journal of Affective Disorders, pria vegetarian punya tingkat depresi lebih tinggi daripada yang tidak. ( )
Namun, studi yang dilakukan oleh Brooke Dixon & Hiroko Akirawa dalam jurnal Anthrozoos mengatakan bahwa vegetarian pria punya empati yang lebih tinggi terhadap penderitaan manusia daripada yang bukan.
6. TERLALU BANYAK BERPIKIR
Foto: Unsplash
Penelitian yang mengaitkan kesehatan mental yang buruk terhadap vegetarian dan vegan, dijawab Nezlek JB dan Forestell CA dalam “Vegetarianism as a Social Identity. Current Opinian in Food Science, in press”. Dia menulis bahwa hal tersebut bukan karena pola makannya, tapi karena perlakuan sosial yang buruk (kaum minoritas, diskriminasi) yang dialami mereka.
Selain itu, karena kesadaran lingkungan yang tinggi, mereka jadi mudah cemas dengan semakin parahnya perubahan iklim yang akan terjadi pada masa depan.
GenSINDO
Vica Nurul Aini
Politeknik Negeri Jakarta
(it)