Melakukan Tes Kepribadian Saja Tidak Cukup

Sabtu, 03 Oktober 2020 - 19:50 WIB
loading...
Melakukan Tes Kepribadian Saja Tidak Cukup
Kepribadian seseorang dapat dipengaruhi oleh banyak hal, di antaranya unsur sosial dan unsur genetik. Foto Ilustrasi/Rcc.com.py
A A A
JAKARTA - Menurut Asosiasi Psikologi Amerika (APA), kepribadian adalah perbedaan individu dalam pola karakteristik berpikir, merasakan, dan berperilaku. Dalam teori psikologi, tidak ada seseorang dengan kepribadian identik meskipun saudara kandung dengan pola asuh yang sama.

Bagaimana Kepribadian Terbentuk?

Rina Rahmatika, M.Psi, salah seorang psikolog di Rumah Sakit Dr. Radjak Salemba mengungkapkan, kepribadian seseorang dapat dipengaruhi oleh banyak hal, di antaranya unsur sosial dan unsur genetik. Unsur sosial meliputi kondisi geografis, bagaimana lingkungan memperlakukan seseorang,bagaimana individu tersebut merespons hal di sekitarnya, dan unsur belajar karena setiap manusia beradaptasi.

“Terkadang ada stereotip kalau membahas masyarakat di daerah tertentu. Misal, di suatu daerah yang jarak rumah satu dan lainnya berjauhan, masyarakatnya cenderung berbicara dengan suara keras karena terbiasa komunikasi jarak jauh. Ini menandakan kondisi geografis mempengaruhi karakteristik kepribadian masyarakat secara umum” jelas Rina. ( )

Bagaimana Cara yang Tepat Menilai Kepribadian?

Pemeriksaan kepribadian tidak bisa dilakukan dengan satu metode. Ada aspek lain yang biasa digunakan para psikolog dalam pengamatan kepribadian seseorang, di antaranya aspek cara berpikir (kognitif), kondisi emosi (afektif), dan perilaku.

Pengamatan harus dilakukan dengan tepat untuk menghindari labeling/cap.Setelah dilakukan pengamatan, psikolog dapat melakukan tes kepribadian untuk memastikan kembali hasil pengamatan dan wawancara.

“Terkadang seseorang melihat kepribadiannya hanya dari satu tes kepribadian. Padahal tes kepribadian banyak macamnya, dan setiap tes mengungkap hal yang berbeda. Kita tidak bisa mengungkap kepribadian seseorang dari satu macam tes (single test),” jelas Rina.

Tes kepribadian untuk seleksi sekolah atau perguruan tinggi akan berbeda dengan seleksi penerimaan karyawan. Contohnya, untuk mengetahui cara belajar yang efektif bagi seseorang, jenis tes DISC akan lebih efektif dibandingkan MBTI. Untuk mengetahui pola kerja seseorang, jenis tes papi kostick lebih cocok dibandingkan jenis tes Big Five.

Untuk hasil pengamatan yang menyeluruh, penting untuk mengetahui tujuan dilakukannya tes kepribadian. Sebab, dasar teori pada tes kepribadian untuk seleksi sekolah atau perguruan tinggi akan berbeda dengan seleksi penerimaan karyawan.

Contohnya, untuk mengetahui cara belajar yang efektif bagi seseorang, jenis tes DISC akan lebih efektif dibandingkan Big Five. Untuk mengetahui pola kerja seseorang biasanya digunakan jenis tes papi kostick. Tes kepribadian dilakukan untuk mencari kepribadian yang sesuai dengan budaya perusahaan maupun suatu institusi

Apakah Jenis Tes Kepribadian Big Five Paling Diakui di Indonesia?

Menurut keterangan Rina, tes kepribadian Big Five sudah teruji secara psikometrik. Tetapi, tidak bisa mewakili kepribadian secara menyeluruh. Sebab, Big Five hanya mengukur 5 faktor kepribadian saja, ada aspek kepribadian yg kemungkinan tidak terwakili.

Big Five adalah salah satu jenis tes kepribadian yang mencakup lima karakteristik yang biasa disingkat OCEAN. Karakteristik yang diungkap: Openness (Keterbukaan), Conscientiousness (Kesadaran), Extraversion (Ekstroversi), Agreeableness (Keramahan), dan Neuroticism (Neurotisme). biasa disingkat OCEAN.

Openness mengukur keterbukaan seseorang. Semakin tinggi keterbukaan seseorang terhadap suatu hal, maka dia semakin tinggi kreativitas dan rasa ingin tahunya. Sebaliknya, seseorang dengan keterbukaan rendah cenderung bersifat konvensional dan menyukai hal yang berulang-ulang.

Conscientiousness mengukur kesadaran seseorang dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Semakin tinggi kesadarannya maka dia sosok yang teratur, ambisius, dan disiplin. Semakin rendah kesadarannya, ia cenderung sering menunda pekerjaan penting.

Extroversion (ekstroversi) mengukur cara seseorang melampiaskan emosinya. Semakin tinggi tingkat ekstroversi seseorang, dia cenderung menyukai keramaian. Semakin rendah karakteristik ekstroversinya, ia lebih pendiam dan menyukai ketenangan.

Agreeableness mengukur keramahan dalam diri seseorang. Semakin tinggi keramahan yang dimiliki, semakin tinggi toleransinya terhadap lingkungan sosial. Semakin rendah keramahannya, semakin kecil toleransi yang dimiliki.

Neuroticism mengukur kestabilan tempramen seseorang. Semakin tinggi tingkat tempramennya, makai dia semakin emosional. Semakin kecil tingkat tempramennya, maka dia cenderung tenang dan tidak mudah marah.

Apakah Kepribadiaan Seseorang Dapat Berubah?

Dasar karakter kepribadian seseorang tidak dapat berubah, tapi bisa berkembang untuk beradaptasi. Setiap manusia punya dasar kepribadian tertentu, tetapi kepribadian itu berkembang agar individu dapat bertahan di lingkungannya.

“Biasanya, kita menekan karakter yg tidak dapat membuat kita beradaptasi, sebaliknya karakter yang mampu membuat kita beradaptasi secara alami akan kita kembangkan, sehingga ada kesan sifat negatif dan sifat positif, padahal dalam dunia psikologi tidak ada kepribadian baik dan buruk, kepribadian itu unik,” jelas Rina.

Survei Masyarakat Tipe Tes Kepribadian Paling Dipercaya

GenSINDO melakukan minisurvei secara daring untuk mengetahui tes kepribadian mana yang paling mewakili kepribadian banyak responden. Responden adalah laki-laki dan perempuan berusia di atas 17 tahun. Survei dilakukan pada 30 September 2020 dengan jumlah responden 107 orang. Berikut hasilnya.

1. Myers-Briggs Type Indicator (MBTI)

Melakukan Tes Kepribadian Saja Tidak Cukup


Sebanyak 49,5% responden terwakilkan dengan tipe tes kepribadian ini. Sebagian besar responden yang memilih mengatakan MBTI memiliki penjelasan spesifik dan mendalam. Ada 16 tipe kepribadian yang diungkap dalam tes ini.

2. Golongan Darah

Melakukan Tes Kepribadian Saja Tidak Cukup


Sebanyak 39,3% memilih ramalan kepribadian ini. Sebagian besar responden mengatakan ramalan kepribadian pada tes ini sangat menggambarkan kehidupan sehari-hari. Tetapi, ramalan kepribadian ini belum banyak diakui validitasnya secara ilmiah bahkan disebut sebagai pseudosains.

3. Zodiak

Melakukan Tes Kepribadian Saja Tidak Cukup


Sebanyak 33,6% responden menyukai ramalan kepribadian yang didasari ilmu astrologi ini. Responden mengatakan tes kepribadian ini populer di masyarakat. Meskipun begitu, ramalan kepribadian zodiak tidak dapat dibuktikan validitasnya secara ilmiah.

4. Big Five

Melakukan Tes Kepribadian Saja Tidak Cukup


Sebanyak 20,4% responden terwakili dengan Big Five. Sebab, tes ini sudah terbukti secara ilmiah oleh psikolog. Tes ini mengungkap 5 karakteristik kepribadian yang disingkat dengan OCEAN.

5. The Four Temprament

Melakukan Tes Kepribadian Saja Tidak Cukup


Sebanyak 13,9% responden memilih tes ini karena memiliki penjelasan karakteristik kepribadian yang rinci dan mendalam. Tes ini mengungkap 4 karakteristik kepribadian (sanguine, koleris, melankolis, dan plegmatis. ( )

6. DISC (Dominant, Influence, Steadinessdan Compliant)

Melakukan Tes Kepribadian Saja Tidak Cukup


Sebanyak 12% responden terwakili dengan tes ini. DISC biasa digunakan untuk mengetahui karakter belajar seseorang dan sering digunakan untuk konseling siswa.

7. BAUM (Menggambar Pohon)

Melakukan Tes Kepribadian Saja Tidak Cukup


Sebanyak 11,1% responden merasa terwakili dengan tes ini. Alasan sebagian besar responden karena BAUM dapat dibuktikan secara ilmiah. Tes ini meminta peserta ujian untuk menggambar pohon, kemudian psikolog akan menganalisis hasilnya.

8. EPPS(Edward Personal Preference Schedule)

Sebanyak 6,5% responden memercayai tes ini. Tes EPPS dinilai memiliki penjelasan yang sesuai dnegan kehidupan sehari-hari. Tes ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar motivasi, kebutuhan, dan motif seseorang.

9. The Rorschach

Melakukan Tes Kepribadian Saja Tidak Cukup


Sebanyak 5,6% memilih tes ini karena penjelasan dapat dimengerti dan sesuai dengan keadaan sehari-hari. Tes ini dilakukan dengan meminta peserta untuk menulis atau menyebutkan gabar dengan bercak tinta.

10. TAT (Thematic Apperception Test)

Melakukan Tes Kepribadian Saja Tidak Cukup


Sebanyak 3,7% memilih jenis tes ini karena penjelasan sangat spesifik dan sesuai dengan kenyataan sehari-hari. Dalam tes ini banyak dijumpai gambar-gambar pictorial. Tes ini mengungkapkan karakterindividu dalam hubungan interpersonal dan dalam apersepsi.

Anggita Hutami Ratnaningsih
Kontributor GenSINDO
Politeknik Negeri Jakarta
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2586 seconds (0.1#10.140)