Sering Merasa Terlalu Santuy? Mungkin Kamu Seorang Tidsoptimist
loading...
A
A
A
JAKARTA - Apakah kamu termasuk orang yang hobi terlambat dalam melakukan segala hal? Misalnya telat menyelesaikan tugas atau telat masuk kelas.
Kalo iya, bisa jadi kamu adalah seorang tidsoptimist. Dikutip dari Collins English Dictionary, tidsoptimist adalah orang yang biasanya terlambat karena selalu berpikir bahwa dia punya banyak waktu.
Bisa dibilang, mereka adalah orang yang terlalu optimistis bisa melakukan atau menyelesaikan sesuatu dengan waktu yang sangat singkat, lebih singkat dari waktu yang sebenarnya mereka punya.
Hal ini dibuktikan dengan adanya penelitian bahwa orang-orang yang terlambat punya passage of time (skala ukuran untuk berlalunya waktu) yang berbeda. ( )
Diana DeLonzor, penulis buku “Never Be Late Again” pernah melakukan penelitian yang melibatkan ratusan orang untuk mengetahui cara orang mempersepsikan waktu.
Ia meminta para respondennya untuk membaca 3-4 lembar sebuah buku dan menginstruksikan mereka berhenti membaca setelah 90 detik.
Foto: 123rf
Hasilnya, orang-orang yang selalu tepat waktu, berhenti membaca sesuai dengan waktu yangditentukan, sementara orang-orang yang sering terlambat berhenti membaca setelah 90 detik.
Atas penelitian yang ia lakukan, Diana menemukan bahwa mayoritas orang yang terlambat sebenarnya gak mau terlambat. Pada dasarnya mereka berusaha untuk tepat waktu.
Tapi, Diana mengungkap bahwa ada sesuatu dalam diri para respondennya yang membuat mereka terlambat. Ibaratnya, seperti memberitahu orang yang diet supaya gakmakan terlalu banyak.
Memang bukan hal yang gampang, tapi gak mustahil untuk mengubah kebiasaan tersebut. ( )
Alasan Sering Terlambat
Dalam sebuah laporan yang ditulis Sumathi Reddy untuk The Wall Street Journal, dia mengungkapkan bahwa para ilmuwan menemukan beberapa alasan seseorang sering terlambat.
“Ada berbagai macam disinsentif dan hukuman karena terlambat, dan paradoksnya adalah kita terlambat bahkan ketika hukuman dan konsekuensi itu ada," kata Justin Kruger, psikolog sosial di New York University's School of Business.
Foto:Monkey Business Images/Shutterstock
Salah satu alasan paling jelas dan umum mengapa orang sering terlambat adalah karena mereka gagal menilai secara akurat jangka waktu, yang dibutuhkan saat melakukan sebuah tugas atau yang dikenal sebagai kesalahan perencanaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, rata-rata orang meremehkan jangka waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan sebuah tugas hingga 40 persen.
Pada 2001, Jeff Conte dari San Diego State University, Amerika Serikat, juga menemukan tipe kepribadian yang hobi terlambat.
Jeff membagi kepribadian menjadi dua, yakni Tipe A yang sangat tegang dan berorientasi pada pencapaian yang cenderung tepat waktu, sedangkan Tipe B lebih santai dan hobi ngaret.
Fakta di lapangan mengatakan, keduanya merasakan ‘waktu’ yang sangat berbeda. Satu menit yang dirasakan Tipe A adalah 58 detik, sedangkan Tipe B lebih santai, yakni 77 detik. Lumayan jauh, kan, perbandingannya?
Kalo iya, bisa jadi kamu adalah seorang tidsoptimist. Dikutip dari Collins English Dictionary, tidsoptimist adalah orang yang biasanya terlambat karena selalu berpikir bahwa dia punya banyak waktu.
Bisa dibilang, mereka adalah orang yang terlalu optimistis bisa melakukan atau menyelesaikan sesuatu dengan waktu yang sangat singkat, lebih singkat dari waktu yang sebenarnya mereka punya.
Hal ini dibuktikan dengan adanya penelitian bahwa orang-orang yang terlambat punya passage of time (skala ukuran untuk berlalunya waktu) yang berbeda. ( )
Diana DeLonzor, penulis buku “Never Be Late Again” pernah melakukan penelitian yang melibatkan ratusan orang untuk mengetahui cara orang mempersepsikan waktu.
Ia meminta para respondennya untuk membaca 3-4 lembar sebuah buku dan menginstruksikan mereka berhenti membaca setelah 90 detik.
Foto: 123rf
Hasilnya, orang-orang yang selalu tepat waktu, berhenti membaca sesuai dengan waktu yangditentukan, sementara orang-orang yang sering terlambat berhenti membaca setelah 90 detik.
Atas penelitian yang ia lakukan, Diana menemukan bahwa mayoritas orang yang terlambat sebenarnya gak mau terlambat. Pada dasarnya mereka berusaha untuk tepat waktu.
Tapi, Diana mengungkap bahwa ada sesuatu dalam diri para respondennya yang membuat mereka terlambat. Ibaratnya, seperti memberitahu orang yang diet supaya gakmakan terlalu banyak.
Memang bukan hal yang gampang, tapi gak mustahil untuk mengubah kebiasaan tersebut. ( )
Alasan Sering Terlambat
Dalam sebuah laporan yang ditulis Sumathi Reddy untuk The Wall Street Journal, dia mengungkapkan bahwa para ilmuwan menemukan beberapa alasan seseorang sering terlambat.
“Ada berbagai macam disinsentif dan hukuman karena terlambat, dan paradoksnya adalah kita terlambat bahkan ketika hukuman dan konsekuensi itu ada," kata Justin Kruger, psikolog sosial di New York University's School of Business.
Foto:Monkey Business Images/Shutterstock
Salah satu alasan paling jelas dan umum mengapa orang sering terlambat adalah karena mereka gagal menilai secara akurat jangka waktu, yang dibutuhkan saat melakukan sebuah tugas atau yang dikenal sebagai kesalahan perencanaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, rata-rata orang meremehkan jangka waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan sebuah tugas hingga 40 persen.
Pada 2001, Jeff Conte dari San Diego State University, Amerika Serikat, juga menemukan tipe kepribadian yang hobi terlambat.
Jeff membagi kepribadian menjadi dua, yakni Tipe A yang sangat tegang dan berorientasi pada pencapaian yang cenderung tepat waktu, sedangkan Tipe B lebih santai dan hobi ngaret.
Fakta di lapangan mengatakan, keduanya merasakan ‘waktu’ yang sangat berbeda. Satu menit yang dirasakan Tipe A adalah 58 detik, sedangkan Tipe B lebih santai, yakni 77 detik. Lumayan jauh, kan, perbandingannya?