Masih Bingung? Ini Beda Misoginis dan Seksisme Menurut Ahli

Rabu, 26 Agustus 2020 - 20:00 WIB
loading...
Masih Bingung? Ini Beda...
Secara hak dan kewajiban, apalagi sebagai warga negara, laki-laki dan perempuan punya kedudukan yang setara. Foto/india.com
A A A
JAKARTA - Sebelum membedah istilah misoginis dan seksisme, penting untuk memahami gerakan feminisme terlebih dahulu.

Soalnya, istilah ini punya kaitan erat dengan gerakan sosial yang berasal dari daratan Eropa.

Singkatnya, feminisme adalah gerakan yang membicarakan tentang hak-hak perempuan dalam kehidupan sosial.

Seiring waktu, gerakan feminisme berkembang bukan cuma membicarakan isu perempuan aja, tapi juga isu kesetaraan gender.

Dalam menyuarakan gerakan feminisme, para aktivis gender sering mengeluarkan istilah yang mungkin asing di telinga, seperti misoginis dan seksisme.

Dari kamus resmi Australia, misoginis merupakan istilah untuk menggambarkan kebencian terhadap perempuan. (Baca Juga: Sejarah Hari Perempuan Internasional, Bermula dari Aksi Buruh)

Istilah ini juga punya arti prasangka yang mengakar terhadap perempuan, yang mendiskriminasi perempuan dengan pandangan seksisme-nya.

Merujuk pada Kamus Meriam-Webster, seksisme diartikan sebagai prasangka atau diskriminasi berdasarkan jenis kelamin.

Nah, itu, kan, definisi dari kamus. Sekarang, gimana pandangan para ahli dan aktivis mengenai hal ini?

Seksisme Gak Selalu Misoginis

Menurut Julie Bindel, penulis feminis asal Amerika, misoginis selalu seksisme, tapi seksisme gak selalu misoginis. Saat seorang pria mengatakan "secara alami, perempuan punya sifat keibuan", maka dia punya pandangan seksisme.

Kalau dia juga bilang "perempuan harus dibatasi cuma untuk melayani pria dan menjaga anak", nah, barulah dia seorang misoginis. Pria seperti itu tandanya gak menghormati wanita secara setara.

Peraturan yang misoginis, misalnya undang-undang yang mengatur gimana perempuan mesti berpakaian juga sering menjadi masalah.

Diskriminasi Perempuan Indonesia

Fenomena misoginis gak cuma menjamur di Eropa, tapi kita bisa lihat keberadaannya di tengah masyarakat. Bahkan mungkin kamu pernah mengalami atau mendengarnya.

Misalnya, pernyataan "harta, tahta, dan wanita" yang punya unsur seksisme, atau pernyataan "perempuan itu tempatnya cuma 3: sumur, dapur, kasur". Persoalan diskriminasi menjadi semakin kompleks karena budaya patriarki yang melekat.

Berikut adalah hal terkait misoginis dan seksisme yang sering terjadi di Indonesia. (Baca Juga: Melawan Stereotipe, Perempuan Ini Bikin Meme dalam Bentuk Perhiasan)

1. KASUS PELECEHAN YANG DISALAHKAN KORBAN PEREMPUAN

Masih Bingung? Ini Beda Misoginis dan Seksisme Menurut Ahli

Foto: Twitter @mrshananto

Contoh yang jelas adalah dalam kasus pelecehan seksual, seringkali yang disalahkan adalah korban perempuan dengan alasan "makanya jangan pakai baju ketat".

Itu termasuk pernyataan misoginis karena penampilan seseorang gak bisa dijadikan alasan untuk membenarkan pelecehan seksual.


2. JUDUL BERITA MENYUDUTKAN

Masih Bingung? Ini Beda Misoginis dan Seksisme Menurut Ahli

Foto: Twitter @mardiasih

Dalam kasus berita di atas, seharusnya media gak perlu menambahkan variabel judul yang gak berhubungan dengan kasus. Begitu juga dengan hal-hal yang menggiring opini pembaca, fokus saja pada fakta peristiwa.

3. JANDA DIPERSEPSIKAN NEGATIF

Masih Bingung? Ini Beda Misoginis dan Seksisme Menurut Ahli

Foto: Twitter @ConversationIDN

Bukan rahasia umum, bahwa persepsi negatif terhadap janda itu nyata. Jangan sampai persepsi itu menjadi sebuah label masyarakat, baik buruknya seorang perempuan gak ditentukan dari status terkait pernikahannya. ( )

4. SESAMA PEREMPUAN SALING MENJATUHKAN

Masih Bingung? Ini Beda Misoginis dan Seksisme Menurut Ahli

Foto: YouTube Narasi TV

Sesama perempuan belum tentu punya pilihan hidup yang sama, karena ada juga yang secara tak sadar berpandangan seksisme. Jangan menghakimi seseorang yang punya pilihan hidup berbeda. Bukankah sesama perempuan harusnya saling menyemangati?

5. KDRT MENINGKAT SELAMA PANDEMI

Masih Bingung? Ini Beda Misoginis dan Seksisme Menurut Ahli

Foto: unwomen.org via Twitter @iimfahima

Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan mencatat adanya peningkatan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) selama pandemi. Ini diketahui berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada April hingga Mei 2020.

Meskipun diskriminasi terhadap perempuan ada, tetapi banyak juga orang, terutama kaum pria, yang punya cara berpikir terbuka untuk kasus diskriminasi terhadap perempuan, salah satunya Jerome Polin, seorang youtuber yang sedang menempuh studi di Negeri Sakura, Jepang.

Masih Bingung? Ini Beda Misoginis dan Seksisme Menurut Ahli

Foto: Twitter @jeromepolin

Anggita HUtami Ratnaningsih
Kontributor GenSINDO
Politeknik Negeri Jakarta
Instagram: @gitahut
(it)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2343 seconds (0.1#10.140)