10 Fakta J. Robert Oppenheimer, Pengembang Bom Atom yang Menyesali Penemuannya
loading...
A
A
A
Kekecewaan Oppenheimer bersama para staf lain adalah menganggap pengeboman Hiroshima dan Nagasaki sejatinya tidak diperlukan dari sudut pandang militer. Meski demikian, keputusan tetap pada penjatuhan bom dan membunuh ratusan ribu nyawa. Saat bertemu Presiden Harry S Truman, dia mengatakan, “blood on my hands” (ada darah di tangan saya).
Foto: Los Alamos National Laboratory
Punya prestasi luar biasa dalam kontribusi perancangan bom atom, nama Oppenheimer telah dikenal luas sebagai sosok fisikawan yang jenius. Beberapa kali, namanya bahkan dinominasikan pada Penghargaan Nobel Fisika. Dia pernah masuk nominasi pada 1945, 1951, serta 1967. Sayang, Oppenheimer tidak pernah pernah sekalipun memenangkannya.
Foto: NPR
Oppenheimer punya minat pribadi untuk belajar bahasa Sansekerta. Sambil bekerja, dia terus belajar termasuk ketika membaca Bhagavad Gita dalam bahasa kitab suci umat Hindu tersebut. Dia bahkan punya kutipan terkenal menggunakan bahasa Sansekerta yang ditampilkan pada sejumlah film dokumenter. Kutipan itu terkait kali pertama dia melihat uji coba bom atom perdana pada 16 Juli 1945. Ketika diterjemahkan, bunyi kutipannya adalah “Kami tahu dunia tidak akan sama. Beberapa orang tertawa, beberapa orang menangis, kebanyakan orang diam”.
Foto: Live Science
Pada 1946, Amerika Serikat membentuk Komisi Energi Atom untuk mengawasi jalannya pengembangan senjata nuklir negaranya. Saat itu, Oppenheimer menggunakan posisinya yang masih berpengaruh untuk menentang pengembangan bom hidrogen yang sedang diuji. Adapun alasannya karena kekuatan bom itu diyakini 1.000 kali lebih kuat dari bom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki.
Menyikapi penentangan, pengusaha Lewis Strauss yang saat itu menjadi ketua Komisi Energi Atom mengadakan sidang keamanan untuk menyelidiki potensi pembangkangan kesetiaan Oppenheimer. Pada akhirnya, ilmuwan itu dituduh punya hubungan dengan komunis yang bisa mengancam negara. Pada 1954, pemerintah AS mencabut izin keamanannya dan menjadikannya salah satu dari banyak orang yang masuk daftar hitam.
Foto: dtnext
Menjelang akhir hayatnya, Oppenheimer mendapat diagnosis kanker tenggorokan. Kondisinya ini disebabkan karena statusnya yang diketahui sebagai perokok berat. Setelahnya, dia sempat menjalani operasi hingga kemoterapi, namun sia-sia. Oppenheimer meninggal dunia pada 1967. Pada saat kremasi dilakukan, lebih dari 600 orang ternama turut hadir untuk memberi penghormatan terakhir.
Foto: IndieWire
Kisah Oppenheimer yang dijuluki Bapak Bom Atom telah banyak difilmkan. Terbaru, muncul sebuah film garapan Christopher Nolan dengan judul Oppenheimer. Mengusung tema sejarah, film ini dibintangi Cillian Murphy.
Bagi yang tampak asing, Cillian Murphy ini adalah pemeran Thomas Shelby di serial Peaky Blinders. Di film itu, Cillian memerankan karakter J. Robert Oppenheimer, ahli fisika teoritis Amerika yang menajdi tokoh kunci dalam pengembangan bom atom Manhattan Project.
Tak hanya Cillian, film ini juga menampilkan sederet aktor kondang kenamaan. Sebut saja seperti Emily Blunt, Matt Damon, Robert Downey Jr, Florence Pugh, dan lain sebagainya.
6. Mendapat Nominasi Nobel Fisika
Foto: Los Alamos National Laboratory
Punya prestasi luar biasa dalam kontribusi perancangan bom atom, nama Oppenheimer telah dikenal luas sebagai sosok fisikawan yang jenius. Beberapa kali, namanya bahkan dinominasikan pada Penghargaan Nobel Fisika. Dia pernah masuk nominasi pada 1945, 1951, serta 1967. Sayang, Oppenheimer tidak pernah pernah sekalipun memenangkannya.
7. Pernah Belajar Bahasa Sansekerta
Foto: NPR
Oppenheimer punya minat pribadi untuk belajar bahasa Sansekerta. Sambil bekerja, dia terus belajar termasuk ketika membaca Bhagavad Gita dalam bahasa kitab suci umat Hindu tersebut. Dia bahkan punya kutipan terkenal menggunakan bahasa Sansekerta yang ditampilkan pada sejumlah film dokumenter. Kutipan itu terkait kali pertama dia melihat uji coba bom atom perdana pada 16 Juli 1945. Ketika diterjemahkan, bunyi kutipannya adalah “Kami tahu dunia tidak akan sama. Beberapa orang tertawa, beberapa orang menangis, kebanyakan orang diam”.
8. Diasingkan karena Menentang Pengembangan Senjata Nuklir
Foto: Live Science
Pada 1946, Amerika Serikat membentuk Komisi Energi Atom untuk mengawasi jalannya pengembangan senjata nuklir negaranya. Saat itu, Oppenheimer menggunakan posisinya yang masih berpengaruh untuk menentang pengembangan bom hidrogen yang sedang diuji. Adapun alasannya karena kekuatan bom itu diyakini 1.000 kali lebih kuat dari bom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki.
Menyikapi penentangan, pengusaha Lewis Strauss yang saat itu menjadi ketua Komisi Energi Atom mengadakan sidang keamanan untuk menyelidiki potensi pembangkangan kesetiaan Oppenheimer. Pada akhirnya, ilmuwan itu dituduh punya hubungan dengan komunis yang bisa mengancam negara. Pada 1954, pemerintah AS mencabut izin keamanannya dan menjadikannya salah satu dari banyak orang yang masuk daftar hitam.
9. Meninggal karena Kanker
Foto: dtnext
Menjelang akhir hayatnya, Oppenheimer mendapat diagnosis kanker tenggorokan. Kondisinya ini disebabkan karena statusnya yang diketahui sebagai perokok berat. Setelahnya, dia sempat menjalani operasi hingga kemoterapi, namun sia-sia. Oppenheimer meninggal dunia pada 1967. Pada saat kremasi dilakukan, lebih dari 600 orang ternama turut hadir untuk memberi penghormatan terakhir.
10. Kisahnya Banyak Dijadikan Film Sejarah
Foto: IndieWire
Kisah Oppenheimer yang dijuluki Bapak Bom Atom telah banyak difilmkan. Terbaru, muncul sebuah film garapan Christopher Nolan dengan judul Oppenheimer. Mengusung tema sejarah, film ini dibintangi Cillian Murphy.
Bagi yang tampak asing, Cillian Murphy ini adalah pemeran Thomas Shelby di serial Peaky Blinders. Di film itu, Cillian memerankan karakter J. Robert Oppenheimer, ahli fisika teoritis Amerika yang menajdi tokoh kunci dalam pengembangan bom atom Manhattan Project.
Tak hanya Cillian, film ini juga menampilkan sederet aktor kondang kenamaan. Sebut saja seperti Emily Blunt, Matt Damon, Robert Downey Jr, Florence Pugh, dan lain sebagainya.
(alv)