3 Bahaya Kalau Kamu Sering Pura-Pura Bahagia

Sabtu, 13 Mei 2023 - 16:25 WIB
loading...
3 Bahaya Kalau Kamu Sering Pura-Pura Bahagia
Berperilaku pura-pura bahagia justru bisa membahayakan kondisi emosi jangka panjang seseorang. Foto/Shutterstock
A A A
JAKARTA - Kamu mungkin tak menyadari ketika setiap kali merasa lelah, stres , cemas, sedih, lalu berusaha menutupinya dan tak ingin meluapkannya.

Kamu mungkin berusaha untuk selalu tersenyum dan berpikiran positif demi menutupi perasaan sedih yang kamu rasakan.
Meskipun selalu berpikiran positif menjadi cara yang baik untuk mengalihkan perasaan sedih, tapi tanpa disadari hal itu sama saja kamu sedang berusaha selalu berpura-pura bahagia.

Padahal, pura-pura bahagia terus-menerus dapat berdampak serius pada kesehatan mental. Berikut ini tiga bahaya yang dapat terjadi saat kamu terus menerus pura-pura bahagia, mengutip Psychology Today.


1. Memendam Emosi bak Bom Waktu

3 Bahaya Kalau Kamu Sering Pura-Pura Bahagia

Foto: iStockphoto

Menahan dan menutupi emosimu yang sebenarnya dengan senyuman dan sikap pura-pura bahagia seolah seperti bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak. Satu studi yang diterbitkan dalamAcademy of Management Journal menemukan bahwa pekerja yang mencoba memalsukan emosi mereka dan menjalani hari mereka justru mengalami keadaan emosi yang memburuk dari waktu ke waktu.

2. Percaya pada Kebahagiaan yang Tidak Realistis

3 Bahaya Kalau Kamu Sering Pura-Pura Bahagia

Foto: Shutterstock

Banyak yang beranggapan bahwa semakin banyak orang tersenyum, semakin positif perasaan mereka, dan akan semakin bahagia. Namun sebuah artikel yang diterbitkan dalam Journal of Experimental Social Psychology justru menemukan yang sebaliknya.

Dalam kesimpulannya disebutkan bahwa orang yang sering terpaksa tersenyum sebenarnya bisa menjadi bumerang baginya karena bukan sebagai senyuman atas kebahagiaan yang realistis


3. Menghalangi Orang Memberikan Bantuan

3 Bahaya Kalau Kamu Sering Pura-Pura Bahagia

Foto: Pexels

Ketika kamu terus meyakinkan diri tentang kebahagiaanmu padahal kamu tidak merasakannya, maka orang-orang di sekelilingmu juga akan memperlakukanmu dengan cara seolah-olah kamu memang baik-baik saja. Hal ini bisa menghalangimu untuk mendapatkan bantuan dan dukungan kesehatan mental yang sebenarnya kamu butuhkan.
(ita)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2048 seconds (0.1#10.140)