3 Tanda Kamu Kena Toxic Positivity, Dorongan Positif yang Ternyata Buruk

Selasa, 16 Maret 2021 - 21:15 WIB
Toxic positivity membuat kita jadi menyembunyikan emosi negatif yang seharusnya dikeluarkan. Foto/Dreamstime
JAKARTA - Kata-kata penyemangat yang semula kita anggap sebagai solusi dan memotivasi saat kita mengalami masalah, nyatanya bisa menjadi negatif untuk kita. Mengapa, ya?

Kata penyemangat bisa menjadi pisau bermata dua bagi psikologis manusia. Hal inilah yang digambarkan dalam sebuah terminologi toxic positivity. Dikutip dari The Psychology Group , psikolog Samara Quintero dan Jamie Long menyebut bahwa toxic positivity merupakan bentuk dorongan positif dengan generalisasi berlebihan yang mengupayakan penyangkalan terhadap energi atau emosi negatif dalam hidup.

Kepositifan yang beracun ini kerap digunakan untuk menutupi perasaan buruk manusia dengan berpura-pura memiliki perasaan positif setiap saat. Padahal, terkadang yang kamu butuhkan ialah menerima emosimu tanpa upaya untuk menekan dan mengubahnya dengan cara apa pun.

Nah, berikut tanda-tanda toxic positivity yang perlu kamu tahu.

1. TERUS BERUPAYA MENYEMBUNYIKAN PERASAAN YANG SEBENARNYA





Foto: YouTube Megiston

Kondisi ini menjadi pertanda bahwa kamu sedang mengalami toxic positivity. Biasanya, hal ini ditandai juga dengan mengabaikan perasaan asli dan merasa bersalah saat kamu menjadi sedih dan tertekan saat menerima emosi negatifmu.

Baca Juga: 12 Lagu K-Pop dengan Lirik tentang Kesehatan Mental

2. MENGANGGAP FRUSTASI DAN KESEDIHAN ORANG LAIN SEBAGAI KESALAHAN



Foto: Pixar/Disney

Tak hanya menyalahkan diri sendiri, ciri kamu menjadi seorang toxic positivity juga bisa dilihat dari cara kamu menyarankan orang lain dalam suatu permasalahan. Biasanya, kamu akan memberikan mereka perspektif positif berlebihan dan menyalahkan emosi negatif mereka daripada berupaya untuk memvalidasi pengalaman emosional mereka.

3. SUGAR COATING



Foto: Dreamstime

Nah, untuk kasus ini biasanya kamu kerap kali berupaya untuk menyampaikan segala yang buruk dengan cara halus dan baik (sugar coating), tapi ternyata hal ini juga menjadi salah satu bentuk manipulasi. Pasalnya, ketika kamu selalu mengatakan hal baik dalam situasi yang buruk, kamu justru bukan menolong orang lain. Perlu diingat juga bahwa hal buruk terkadang bisa menjadi penolong kita.

Kalau kamu sudah telanjur mengalami hal tersebut, ada baiknya kamu melakukan introspeksi diri dan mengubahnya. Kamu juga perlu tahu risiko yang bisa terjadi apabila terus berada dalam lingkaran toxic positivity. Kamu menjadi tidak jujur kepada diri sendiri dan orang lain, menjadi gagal terus menerus karena tidak bisa menerimanya dengan baik, hingga yang terburuk kamu bisa mengalami depresi yang merusak mental.

Baca Juga: Sinopsis dan Komentar Para Pemain Drama Korea Terbaru 'Navillera'
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. SINDOnews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More