Diskriminasi Tetap Ada, Perjuangan Hak Perempuan Masih Panjang!
Sabtu, 06 Maret 2021 - 10:56 WIB
Foto: Pixabay
Kebiasaan yang Menjadi Budaya
Seperti telah disebut di atas, diskriminasi gender yang masih sering ditemui di Indonesia adalah peran perempuan dalam memimpin sebuah organisasi atau kelompok yang kerap diragukan.
Tanpa sadar kebiasaan ini turun temurun diwariskan. Setidaknya, inilah yang dirasakan oleh sebut saja A, mahasiswi di sebuah kampus di Jakarta yang menyaksikan seringnya mahasiswi menjadi korban bias gender.
“Di kampus enggak bisa jadi ketua karena perempuan, lalu ruang geraknya juga terbatas,” ucapnya.
Meskipun dalam organisasi tidak secara gamblang dikatakan bahwa perempuan tidak boleh memimpin, tapi karena keterbatasan yang diberikan membuat anggota perempuan ragu untuk mencoba mengambil peluang menjadi seorang pemimpin organisasi.
“Sudah seperti peraturan yang tidak tertulis, bahwa pemimpin organisasi itu harus laki-laki. Jadi kayak udah di-plotting dari awal masuk,” jelasnya.
Foto: Pixabay
Karena hal tersebut sudah jadi tradisi di kampus, ditambah sikap skeptis dari lingkungan sekitar, menurut A jadi sangat sulit untuk mengubah kebiasaan ini. Perlu ada keberanian dan kerja sama semua pihak dalam mengutarakan pendapat yang bisa mengubah sistem.
“Gue merasa enggak bisa mengubah sistem ini sendirian. Jadi, ya, udah. Soalnya suara gue enggak bakal didengar kalau bicara sendiri doang.” ucapnya.
Baca Juga: Penyebab Maraknya Tuduhan Bullying Seleb Korea, dan Kemungkinan Nasib Karier Mereka
A berharap, bahwa kaum perempuan mau bersama-sama berani mengutarakan pendapatnya.
“Pengen lebih banyak perempuan yang speak up dan lebih berani. Lebih aware juga dengan kondisi ketimpangan gender,” harapnya.
GenSINDO
Eka Sarmila
Universitas Negeri Jakarta
(ita)
tulis komentar anda