Perbedaan Psikopat dan Sosiopat, Arti dan Pola Pikirnya
Kamis, 23 Mei 2024 - 16:30 WIB
JAKARTA - Istilah psikopat dan sosiopat saat ini sedang populer dan sering kali digunakan sebagai kata ganti umpatan untuk menggambarkan seseorang yang gila dan berbahaya.
Meskipun hampir terdengar sama, tetapi keduanya memiliki arti dan makna yang berbeda. Kedua istilah tersebut dalam bidang psikologi merupakan salah satu contoh bentuk dari gangguan mental.
Gangguan mental biasanya mengacu pada kondisi kesehatan mental seseorang yang mengganggu pola pikir, perasaan, dan perilakunya. Individu yang memiliki gangguan mental memiliki risiko yang cenderung lebih tinggi untuk terlibat dalam perilaku kriminal dibanding individu pada umumnya.
Meskipun keduanya merupakan salah satu bentuk gangguan mental, tetapi psikopat dan sosiopat memiliki perbedaan secara karakteristik dan implikasi yang unik.
Arti Sosiopat dan Ciri-cirinya
Karakter sosiopat Arthur Fleck dalam film Joker (2019). Foto: Warner Bros. Pictures
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Andrea L. Glenn, Alexandria K. Johnson, Adrian Raine pada 2013 dan dimuat di jurnal ilmiah Current Psychiatry Reports serta SpringerLink,istilah sosiopat merupakan salah satu jenis gangguan kepribadiaan antisosial (Antisocial Personality Disorder/ASPD).
Perilaku sosiopat pada umumnya dimulai pada masa kanak-kanak atau remaja awal dan berlanjut hingga dewasa. Individu yang mengidap jiwa sosiopat, akan menunjukan perilaku yang eksploitatif dan manipulatif, biasanya akan terjadi pola pengabaian terhadap hukum dan melanggar hak-hak orang lain.
Namun, seorang sosiopat masih bisa hidup berdampingan dengan orang lain, meskipun akan jauh lebih sulit membangun hubungan yang sehat dengannya. Karena mereka yang mengidap gangguan sosiopat cenderung lebih nyaman menjalin hubungan dengan orang yang memiliki pemikiran yang sama dengannya.
Melansirdari American Psychiatric Association, DSM-5 Task Force (2013), hasil penelitian dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), bahwa ada kriteria khusus untuk mendiagnosis sosiopat atau ASPD. Untuk mendiagnosis seorang sosiopat harus menunjukkan adanya gangguan fungsi kepribadian sedang atau berat pada beberapa indikator berikut, seperti identitas, pengarahan diri, empati, dan intimasi.
Mengutip Psychology Today, biasanya individu yang mengidap sosiopat memiliki gangguan pada empat indikator di atas. Mereka akan menunjukan setidaknya enam dari beberapa gejala berikut ini dalam jangka waktu yang lama dan terjadi berulang kali, seperti:
• Tidak memiliki rasa tanggung jawab pada diri sendiri
• Tidak memikirkan keselamatan diri sendiri dan orang lain
• Tidak menaati peraturan dan norma hukum
• Manipulatif
• Kurang memiliki rasa empati/tidak peka
• Berperilaku secara impulsif
Meskipun hampir terdengar sama, tetapi keduanya memiliki arti dan makna yang berbeda. Kedua istilah tersebut dalam bidang psikologi merupakan salah satu contoh bentuk dari gangguan mental.
Gangguan mental biasanya mengacu pada kondisi kesehatan mental seseorang yang mengganggu pola pikir, perasaan, dan perilakunya. Individu yang memiliki gangguan mental memiliki risiko yang cenderung lebih tinggi untuk terlibat dalam perilaku kriminal dibanding individu pada umumnya.
Meskipun keduanya merupakan salah satu bentuk gangguan mental, tetapi psikopat dan sosiopat memiliki perbedaan secara karakteristik dan implikasi yang unik.
Arti Sosiopat dan Ciri-cirinya
Karakter sosiopat Arthur Fleck dalam film Joker (2019). Foto: Warner Bros. Pictures
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Andrea L. Glenn, Alexandria K. Johnson, Adrian Raine pada 2013 dan dimuat di jurnal ilmiah Current Psychiatry Reports serta SpringerLink,istilah sosiopat merupakan salah satu jenis gangguan kepribadiaan antisosial (Antisocial Personality Disorder/ASPD).
Perilaku sosiopat pada umumnya dimulai pada masa kanak-kanak atau remaja awal dan berlanjut hingga dewasa. Individu yang mengidap jiwa sosiopat, akan menunjukan perilaku yang eksploitatif dan manipulatif, biasanya akan terjadi pola pengabaian terhadap hukum dan melanggar hak-hak orang lain.
Namun, seorang sosiopat masih bisa hidup berdampingan dengan orang lain, meskipun akan jauh lebih sulit membangun hubungan yang sehat dengannya. Karena mereka yang mengidap gangguan sosiopat cenderung lebih nyaman menjalin hubungan dengan orang yang memiliki pemikiran yang sama dengannya.
Melansirdari American Psychiatric Association, DSM-5 Task Force (2013), hasil penelitian dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), bahwa ada kriteria khusus untuk mendiagnosis sosiopat atau ASPD. Untuk mendiagnosis seorang sosiopat harus menunjukkan adanya gangguan fungsi kepribadian sedang atau berat pada beberapa indikator berikut, seperti identitas, pengarahan diri, empati, dan intimasi.
Mengutip Psychology Today, biasanya individu yang mengidap sosiopat memiliki gangguan pada empat indikator di atas. Mereka akan menunjukan setidaknya enam dari beberapa gejala berikut ini dalam jangka waktu yang lama dan terjadi berulang kali, seperti:
• Tidak memiliki rasa tanggung jawab pada diri sendiri
• Tidak memikirkan keselamatan diri sendiri dan orang lain
• Tidak menaati peraturan dan norma hukum
• Manipulatif
• Kurang memiliki rasa empati/tidak peka
• Berperilaku secara impulsif
tulis komentar anda