Perbedaan Psikopat dan Sosiopat, Arti dan Pola Pikirnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Istilah psikopat dan sosiopat saat ini sedang populer dan sering kali digunakan sebagai kata ganti umpatan untuk menggambarkan seseorang yang gila dan berbahaya.
Meskipun hampir terdengar sama, tetapi keduanya memiliki arti dan makna yang berbeda. Kedua istilah tersebut dalam bidang psikologi merupakan salah satu contoh bentuk dari gangguan mental.
Gangguan mental biasanya mengacu pada kondisi kesehatan mental seseorang yang mengganggu pola pikir, perasaan, dan perilakunya. Individu yang memiliki gangguan mental memiliki risiko yang cenderung lebih tinggi untuk terlibat dalam perilaku kriminal dibanding individu pada umumnya.
Meskipun keduanya merupakan salah satu bentuk gangguan mental, tetapi psikopat dan sosiopat memiliki perbedaan secara karakteristik dan implikasi yang unik.
Arti Sosiopat dan Ciri-cirinya
Karakter sosiopat Arthur Fleck dalam film Joker (2019). Foto: Warner Bros. Pictures
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Andrea L. Glenn, Alexandria K. Johnson, Adrian Raine pada 2013 dan dimuat di jurnal ilmiah Current Psychiatry Reports serta SpringerLink,istilah sosiopat merupakan salah satu jenis gangguan kepribadiaan antisosial (Antisocial Personality Disorder/ASPD).
Perilaku sosiopat pada umumnya dimulai pada masa kanak-kanak atau remaja awal dan berlanjut hingga dewasa. Individu yang mengidap jiwa sosiopat, akan menunjukan perilaku yang eksploitatif dan manipulatif, biasanya akan terjadi pola pengabaian terhadap hukum dan melanggar hak-hak orang lain.
Namun, seorang sosiopat masih bisa hidup berdampingan dengan orang lain, meskipun akan jauh lebih sulit membangun hubungan yang sehat dengannya. Karena mereka yang mengidap gangguan sosiopat cenderung lebih nyaman menjalin hubungan dengan orang yang memiliki pemikiran yang sama dengannya.
Melansirdari American Psychiatric Association, DSM-5 Task Force (2013), hasil penelitian dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), bahwa ada kriteria khusus untuk mendiagnosis sosiopat atau ASPD. Untuk mendiagnosis seorang sosiopat harus menunjukkan adanya gangguan fungsi kepribadian sedang atau berat pada beberapa indikator berikut, seperti identitas, pengarahan diri, empati, dan intimasi.
Mengutip Psychology Today, biasanya individu yang mengidap sosiopat memiliki gangguan pada empat indikator di atas. Mereka akan menunjukan setidaknya enam dari beberapa gejala berikut ini dalam jangka waktu yang lama dan terjadi berulang kali, seperti:
• Tidak memiliki rasa tanggung jawab pada diri sendiri
• Tidak memikirkan keselamatan diri sendiri dan orang lain
• Tidak menaati peraturan dan norma hukum
• Manipulatif
• Kurang memiliki rasa empati/tidak peka
• Berperilaku secara impulsif
• Sering berbohong dan menipu
• Tindakan kebencian/kemarahan
• Berperilaku agresif tanpa memikirkan konsekuensi
Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mengidap sosiopat, yaitu faktor genetik, gangguan/kelainan fungsi otak sejak lahir, dan faktor lingkungan.
Arti Psikopat dan Ciri-cirinya
Karakterpsikopat Anton Chigurh dalam film No Country for Old Men (2007). Foto: Paramount Pictures
Sama seperti sosiopat, psikopat juga merupakan salah satu jenis gangguan kepribadiaan antisosial (Antisocial Personality Disorder/ASPD). DSM-5 mengakui bahwa psikopat merupakan jenis ASPD yang paling unik dan paling suit untuk dikenali.
Seorang psikopat dapat terlihat normal karena mereka sangat ahli berbohong dan sangat manipulatif.
Berdasarkan penelitian berjudul Psychopathy yang dilakukan olehStephane A. De Brito (2021), menyebutkan bahwa psikopat dapat dicirikan oleh beberapa sifat berikut ini, yaitu afektif, interpersonal, gaya hidup, dan antisosial.
Beberapa sifat tersebut mungkin hampir mirip dengan sosiopat, tetapi perlu ditambahkan bahwa seorang psikopat cenderung memiliki pribadi yang narsistik. Mereka akan menunjukan sikap arogansi dan percaya diri karena memiliki tingkat pencarian perhatian yang tinggi.
Perilaku antisosial yang dimiliki sosiopat dan psikopat juga berbeda. Seorang sosiopat bertindak tanpa memikirkan konsekuensi, sebaliknya dengan psikopat yang melakukan sesuatu secara terencana dan disengaja.
Seorang psikopat akan bertindak atau berperilaku dengan tenang dan memiliki gaya interpersonal yang berani agar dapat menutupi sifat maladaptif dan ketahanan emosional mereka.
Tindakan seorang psikopat akan jauh lebih ekstrem karena tidak memiliki rasa empati, moralitas, dan hati nurani. Dengan temperamen yang sulit diprediksi, mereka akan bertindak secara buas dengan memburu, menangkap, menyiksa hingga membunuh target sasarannya.
Foto: Shutterstock
Psikopat dan sosiopat merupakan jenis ASPD, yang dapat dibedakan melalui kecenderungan pola perilaku yang berbeda. Menurut penelitian dari jurnal Aggression and Violent Behaviorberjudul Psychopathy versus sociopathy: Why the distinction has become crucial yang dilakukan Jack Pemment (2013), bahwa perbedaan antara sosiopat dan psikopat terletak pada dua indikator ini:
1. Pola Perilaku
Dengan kemampuan manipulatifnya, seorang psikopat akan lebih mudah berbaur dengan lingkungan sekitar, karena merekabisamenempatkan diri dengan sangat baik. Psikopat mampu mengatur emosi dengan baik, mereka akan bersikap tenang, bertindak secara terencana dan cenderung cerdas.
Tak jarang, seorang psikopat justru akan nampak lebih karismatik dan disukai oleh banyak orang. Sikap yang ia tunjukkan di depan banyak orang merupakan kamuflase untuk menutupi sikap manipulatifnya.
Sedangkan, seorang sosiopat cenderung lebih impulsif dan tidak dapat mengatur emosinya dengan baik. Sikap dan emosinya yang mudah meledak membuat ia akan lebih sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.
Jika seorang psikopat lebih mudah disukai oleh banyak orang dengan sikap manipulatifnya, seorang sosiopat justru lebih sulit membangun dan mempertahankan hubungan dengan orang lain, karena perilakunya yang tidak teratur dan lebih sering mengasingkan diri.
2. Empati dan hati Nurani
Seorang psikopat umumnya tidak memiliki rasa empati, moralitas, dan hari nurani. Namun mereka ahli dalam meniru empati yang tidak mereka rasakan hanya untuk memanipulasi orang lain.
Sedangkan, sosiopat mungkin masih memiliki rasa empati yang terbatas, tetapi sering kali terhalang oleh emosi labil. Namun sebenarnyab mereka hanya butuh pemahaman mendasar tentang benar dan salah.
Berdasarkan kedua indikator tersebut, mungkin sosiopat akan terdengar lebih baik dibandingkan psikopat, tetapi nyatanya keduanya sama-sama berbahaya untuk keselamatan lingkungan sekitar.
MG/Cinta Rasullillah
Meskipun hampir terdengar sama, tetapi keduanya memiliki arti dan makna yang berbeda. Kedua istilah tersebut dalam bidang psikologi merupakan salah satu contoh bentuk dari gangguan mental.
Gangguan mental biasanya mengacu pada kondisi kesehatan mental seseorang yang mengganggu pola pikir, perasaan, dan perilakunya. Individu yang memiliki gangguan mental memiliki risiko yang cenderung lebih tinggi untuk terlibat dalam perilaku kriminal dibanding individu pada umumnya.
Meskipun keduanya merupakan salah satu bentuk gangguan mental, tetapi psikopat dan sosiopat memiliki perbedaan secara karakteristik dan implikasi yang unik.
Arti Sosiopat dan Ciri-cirinya
Karakter sosiopat Arthur Fleck dalam film Joker (2019). Foto: Warner Bros. Pictures
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Andrea L. Glenn, Alexandria K. Johnson, Adrian Raine pada 2013 dan dimuat di jurnal ilmiah Current Psychiatry Reports serta SpringerLink,istilah sosiopat merupakan salah satu jenis gangguan kepribadiaan antisosial (Antisocial Personality Disorder/ASPD).
Perilaku sosiopat pada umumnya dimulai pada masa kanak-kanak atau remaja awal dan berlanjut hingga dewasa. Individu yang mengidap jiwa sosiopat, akan menunjukan perilaku yang eksploitatif dan manipulatif, biasanya akan terjadi pola pengabaian terhadap hukum dan melanggar hak-hak orang lain.
Namun, seorang sosiopat masih bisa hidup berdampingan dengan orang lain, meskipun akan jauh lebih sulit membangun hubungan yang sehat dengannya. Karena mereka yang mengidap gangguan sosiopat cenderung lebih nyaman menjalin hubungan dengan orang yang memiliki pemikiran yang sama dengannya.
Melansirdari American Psychiatric Association, DSM-5 Task Force (2013), hasil penelitian dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), bahwa ada kriteria khusus untuk mendiagnosis sosiopat atau ASPD. Untuk mendiagnosis seorang sosiopat harus menunjukkan adanya gangguan fungsi kepribadian sedang atau berat pada beberapa indikator berikut, seperti identitas, pengarahan diri, empati, dan intimasi.
Mengutip Psychology Today, biasanya individu yang mengidap sosiopat memiliki gangguan pada empat indikator di atas. Mereka akan menunjukan setidaknya enam dari beberapa gejala berikut ini dalam jangka waktu yang lama dan terjadi berulang kali, seperti:
• Tidak memiliki rasa tanggung jawab pada diri sendiri
• Tidak memikirkan keselamatan diri sendiri dan orang lain
• Tidak menaati peraturan dan norma hukum
• Manipulatif
• Kurang memiliki rasa empati/tidak peka
• Berperilaku secara impulsif
• Sering berbohong dan menipu
• Tindakan kebencian/kemarahan
• Berperilaku agresif tanpa memikirkan konsekuensi
Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mengidap sosiopat, yaitu faktor genetik, gangguan/kelainan fungsi otak sejak lahir, dan faktor lingkungan.
Arti Psikopat dan Ciri-cirinya
Karakterpsikopat Anton Chigurh dalam film No Country for Old Men (2007). Foto: Paramount Pictures
Sama seperti sosiopat, psikopat juga merupakan salah satu jenis gangguan kepribadiaan antisosial (Antisocial Personality Disorder/ASPD). DSM-5 mengakui bahwa psikopat merupakan jenis ASPD yang paling unik dan paling suit untuk dikenali.
Seorang psikopat dapat terlihat normal karena mereka sangat ahli berbohong dan sangat manipulatif.
Berdasarkan penelitian berjudul Psychopathy yang dilakukan olehStephane A. De Brito (2021), menyebutkan bahwa psikopat dapat dicirikan oleh beberapa sifat berikut ini, yaitu afektif, interpersonal, gaya hidup, dan antisosial.
Beberapa sifat tersebut mungkin hampir mirip dengan sosiopat, tetapi perlu ditambahkan bahwa seorang psikopat cenderung memiliki pribadi yang narsistik. Mereka akan menunjukan sikap arogansi dan percaya diri karena memiliki tingkat pencarian perhatian yang tinggi.
Perilaku antisosial yang dimiliki sosiopat dan psikopat juga berbeda. Seorang sosiopat bertindak tanpa memikirkan konsekuensi, sebaliknya dengan psikopat yang melakukan sesuatu secara terencana dan disengaja.
Seorang psikopat akan bertindak atau berperilaku dengan tenang dan memiliki gaya interpersonal yang berani agar dapat menutupi sifat maladaptif dan ketahanan emosional mereka.
Tindakan seorang psikopat akan jauh lebih ekstrem karena tidak memiliki rasa empati, moralitas, dan hati nurani. Dengan temperamen yang sulit diprediksi, mereka akan bertindak secara buas dengan memburu, menangkap, menyiksa hingga membunuh target sasarannya.
Perbedaan Psikopat dan Sosiopat
Foto: Shutterstock
Psikopat dan sosiopat merupakan jenis ASPD, yang dapat dibedakan melalui kecenderungan pola perilaku yang berbeda. Menurut penelitian dari jurnal Aggression and Violent Behaviorberjudul Psychopathy versus sociopathy: Why the distinction has become crucial yang dilakukan Jack Pemment (2013), bahwa perbedaan antara sosiopat dan psikopat terletak pada dua indikator ini:
1. Pola Perilaku
Dengan kemampuan manipulatifnya, seorang psikopat akan lebih mudah berbaur dengan lingkungan sekitar, karena merekabisamenempatkan diri dengan sangat baik. Psikopat mampu mengatur emosi dengan baik, mereka akan bersikap tenang, bertindak secara terencana dan cenderung cerdas.
Tak jarang, seorang psikopat justru akan nampak lebih karismatik dan disukai oleh banyak orang. Sikap yang ia tunjukkan di depan banyak orang merupakan kamuflase untuk menutupi sikap manipulatifnya.
Sedangkan, seorang sosiopat cenderung lebih impulsif dan tidak dapat mengatur emosinya dengan baik. Sikap dan emosinya yang mudah meledak membuat ia akan lebih sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.
Jika seorang psikopat lebih mudah disukai oleh banyak orang dengan sikap manipulatifnya, seorang sosiopat justru lebih sulit membangun dan mempertahankan hubungan dengan orang lain, karena perilakunya yang tidak teratur dan lebih sering mengasingkan diri.
2. Empati dan hati Nurani
Seorang psikopat umumnya tidak memiliki rasa empati, moralitas, dan hari nurani. Namun mereka ahli dalam meniru empati yang tidak mereka rasakan hanya untuk memanipulasi orang lain.
Sedangkan, sosiopat mungkin masih memiliki rasa empati yang terbatas, tetapi sering kali terhalang oleh emosi labil. Namun sebenarnyab mereka hanya butuh pemahaman mendasar tentang benar dan salah.
Berdasarkan kedua indikator tersebut, mungkin sosiopat akan terdengar lebih baik dibandingkan psikopat, tetapi nyatanya keduanya sama-sama berbahaya untuk keselamatan lingkungan sekitar.
MG/Cinta Rasullillah
(ita)