Paid Promote dari Mahasiswa untuk Pebisnis Pemula, Murah dan Menguntungkan!
Selasa, 28 Juli 2020 - 15:04 WIB
JAKARTA - Aktivitas paid promote di Instagram emang udah lama dipraktikkan, tapi belakangan mulai muncul paid promote yang dilakukan dalam grup oleh para mahasiswa.
Paid promote sebenarnya adalah aktivitas beriklan di media sosial, utamanya di Instagram. Cara kerjanya adalah, sebuah perusahaan atau penjual produk menyewa jasa seseorang - biasanya influencer - yang punya followerpuluhan sampai jutaan akun.
Sang influencer lalu diminta untuk mempromosikan produk dari perusahaan tersebut dengan syarat yang disepakati bersama. ( )
Belakangan, cara paid promote ini ditiru oleh para mahasiswa dalam mencari dana untuk acara kampus mereka. Nah, karena kebanyakan panitia acara bukanlah seorang influencer profesional, mereka pun punya cara jitu menjual paid promote ini, yaitu dengan menawarkan akun borongan.
Foto: Instagram@virajasmine
Artinya, satu promosi paid promote, bisa dipromosikan atau di-posting di banyak akun aktif para mahasiswa, dengan harga yang bisa dibilang murah banget.
Yang menyewa jasa para mahasiswa biasanya adalah para pedagang di online shop, atau pedagang pemula yang masih butuh mengenalkan produknya (awareness) ke masyarakat luas.
Vira (20), salah seorang penanggung jawab dari salah satu program kerja BEM FISIP UPN Veteran Jakarta, menerangkan bahwa pihaknya bisa menawarkan postingan paid promote dari 46 akun Instagram dengan total 38 ribu follower.
Harganya? Beragam dan murah banget! Mulai dari Rp15.000-Rp60.000. Peminat tinggal memilih paket yang sesuai kantongnya.
“Paid promote gak pernah sepi. Seenggaknya, sehari ada satu yang bayar jasa kami,” ujar Vira. ( )
Foto: Instagram@virajasmine
Kata Vira, cara ini dipakai karena program kerja (proker) yang dibuat tim kampusnya mesti tetap jalan, sementara pandemi masih terus berlangsung.
“Proker harus tetep jalan, dan butuh dana. Belum lagi kita lagi kuliah online, jadi gak bisa jualan offline,” ucap Vira.
"Dengan cara ini, ternyata lebih cepat buat ngumpulin dana dan tanpa modal apa pun,” tambah rekannya, Rizka. ( )
Untuk menerima tawaran paid promote, Vira dan timnya menetapkan beberapa aturan. Misalnya gak mempromosikan produk atau mempromosikan dengan kata-kata yang mengandung unsur SARA, penipuan, dan pornografi. Pengguna jasa juga harus bersedia untuk uangnya gak dikembalikan (refund).
Foto: Instagram @paidpromotemahasiswa
Paid promote sebenarnya adalah aktivitas beriklan di media sosial, utamanya di Instagram. Cara kerjanya adalah, sebuah perusahaan atau penjual produk menyewa jasa seseorang - biasanya influencer - yang punya followerpuluhan sampai jutaan akun.
Sang influencer lalu diminta untuk mempromosikan produk dari perusahaan tersebut dengan syarat yang disepakati bersama. ( )
Belakangan, cara paid promote ini ditiru oleh para mahasiswa dalam mencari dana untuk acara kampus mereka. Nah, karena kebanyakan panitia acara bukanlah seorang influencer profesional, mereka pun punya cara jitu menjual paid promote ini, yaitu dengan menawarkan akun borongan.
Foto: Instagram@virajasmine
Artinya, satu promosi paid promote, bisa dipromosikan atau di-posting di banyak akun aktif para mahasiswa, dengan harga yang bisa dibilang murah banget.
Yang menyewa jasa para mahasiswa biasanya adalah para pedagang di online shop, atau pedagang pemula yang masih butuh mengenalkan produknya (awareness) ke masyarakat luas.
Vira (20), salah seorang penanggung jawab dari salah satu program kerja BEM FISIP UPN Veteran Jakarta, menerangkan bahwa pihaknya bisa menawarkan postingan paid promote dari 46 akun Instagram dengan total 38 ribu follower.
Harganya? Beragam dan murah banget! Mulai dari Rp15.000-Rp60.000. Peminat tinggal memilih paket yang sesuai kantongnya.
“Paid promote gak pernah sepi. Seenggaknya, sehari ada satu yang bayar jasa kami,” ujar Vira. ( )
Foto: Instagram@virajasmine
Kata Vira, cara ini dipakai karena program kerja (proker) yang dibuat tim kampusnya mesti tetap jalan, sementara pandemi masih terus berlangsung.
“Proker harus tetep jalan, dan butuh dana. Belum lagi kita lagi kuliah online, jadi gak bisa jualan offline,” ucap Vira.
"Dengan cara ini, ternyata lebih cepat buat ngumpulin dana dan tanpa modal apa pun,” tambah rekannya, Rizka. ( )
Untuk menerima tawaran paid promote, Vira dan timnya menetapkan beberapa aturan. Misalnya gak mempromosikan produk atau mempromosikan dengan kata-kata yang mengandung unsur SARA, penipuan, dan pornografi. Pengguna jasa juga harus bersedia untuk uangnya gak dikembalikan (refund).
Foto: Instagram @paidpromotemahasiswa
Lihat Juga :
tulis komentar anda