10 Fakta J. Robert Oppenheimer, Pengembang Bom Atom yang Menyesali Penemuannya

Rabu, 19 Juli 2023 - 12:25 WIB
Julukan Bapak Bom Atom disematkan kepada Oppenheimer bukan tanpa alasan. Hal ini tentu berkaitan dengan kontribusi besar Oppenheimer pada perancangan bom atom untuk Proyek Manhattan. Pada Agustus 1945, bom atom rancangannya dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki.

Menurut catatan laman History, bom atom tersebut menewaskan sekitar 100.000-200.000 orang di kedua kota yang berada di Jepang itu. Pada akhirnya, serangan pembunuh tersebut memang membuat Jepang menyerah dan mengakhiri perang yang berlangsung.

5. Menyesali Pengembangan Bom Atom



Foto: NPR

Penyesalan selalu datang di akhir mungkin menjadi kalimat yang cocok untuk menggambarkan J. Robert Oppenheimer. Kontribusinya terhadap pembuatan bom atom pertama memang membuat negaranya menang perang. Namun, di sisi lain, dia juga merasa bersalah dengan tindakannya yang membuat ratusan ribu nyawa melayang.

Nasi sudah menjadi bubur. Setelah peristiwa bersejarah itu, Oppenheimer menentang pengembangan lebih lanjut tentang bom atom. Tak hanya itu, dia juga menyatakan mundur dari jabatannya di Laboratorium Los Alamos.

Kekecewaan Oppenheimer bersama para staf lain adalah menganggap pengeboman Hiroshima dan Nagasaki sejatinya tidak diperlukan dari sudut pandang militer. Meski demikian, keputusan tetap pada penjatuhan bom dan membunuh ratusan ribu nyawa. Saat bertemu Presiden Harry S Truman, dia mengatakan, “blood on my hands” (ada darah di tangan saya).

6. Mendapat Nominasi Nobel Fisika



Foto: Los Alamos National Laboratory

Punya prestasi luar biasa dalam kontribusi perancangan bom atom, nama Oppenheimer telah dikenal luas sebagai sosok fisikawan yang jenius. Beberapa kali, namanya bahkan dinominasikan pada Penghargaan Nobel Fisika. Dia pernah masuk nominasi pada 1945, 1951, serta 1967. Sayang, Oppenheimer tidak pernah pernah sekalipun memenangkannya.

7. Pernah Belajar Bahasa Sansekerta



Foto: NPR

Oppenheimer punya minat pribadi untuk belajar bahasa Sansekerta. Sambil bekerja, dia terus belajar termasuk ketika membaca Bhagavad Gita dalam bahasa kitab suci umat Hindu tersebut. Dia bahkan punya kutipan terkenal menggunakan bahasa Sansekerta yang ditampilkan pada sejumlah film dokumenter. Kutipan itu terkait kali pertama dia melihat uji coba bom atom perdana pada 16 Juli 1945. Ketika diterjemahkan, bunyi kutipannya adalah “Kami tahu dunia tidak akan sama. Beberapa orang tertawa, beberapa orang menangis, kebanyakan orang diam”.

8. Diasingkan karena Menentang Pengembangan Senjata Nuklir



Foto: Live Science

Pada 1946, Amerika Serikat membentuk Komisi Energi Atom untuk mengawasi jalannya pengembangan senjata nuklir negaranya. Saat itu, Oppenheimer menggunakan posisinya yang masih berpengaruh untuk menentang pengembangan bom hidrogen yang sedang diuji. Adapun alasannya karena kekuatan bom itu diyakini 1.000 kali lebih kuat dari bom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki.

Menyikapi penentangan, pengusaha Lewis Strauss yang saat itu menjadi ketua Komisi Energi Atom mengadakan sidang keamanan untuk menyelidiki potensi pembangkangan kesetiaan Oppenheimer. Pada akhirnya, ilmuwan itu dituduh punya hubungan dengan komunis yang bisa mengancam negara. Pada 1954, pemerintah AS mencabut izin keamanannya dan menjadikannya salah satu dari banyak orang yang masuk daftar hitam.

9. Meninggal karena Kanker



Foto: dtnext

Menjelang akhir hayatnya, Oppenheimer mendapat diagnosis kanker tenggorokan. Kondisinya ini disebabkan karena statusnya yang diketahui sebagai perokok berat. Setelahnya, dia sempat menjalani operasi hingga kemoterapi, namun sia-sia. Oppenheimer meninggal dunia pada 1967. Pada saat kremasi dilakukan, lebih dari 600 orang ternama turut hadir untuk memberi penghormatan terakhir.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More