9 Anime Berbiaya Besar yang Gagal Meraup Keuntungan
loading...
A
A
A
Kapten Harlock adalah ikon anime nostalgia. Tapi, dia tidak bisa lari dari adaptasi buruk. Pada 2013, sosok itu mendapatkan reboot CG dengan film berjudul Space Pirate Captain Harlock. Animasi 3D-nya bahkan mendapatkan pujian dari sutradara Avatar, James Cameron.
Tapi, pujian itu tidak ada artinya karena film ini jeblok. Dengan biaya produksi sebesar USD30 juta, film itu hanya meraup USD24 juta. Sebagian besar pendapatan itu berasal dari luar Jepang karena film ini tidak laku di negara asalnya itu. Film itu dikritik karena plotnya yang kacau.
Foto: IMDb
Saint Seiya adalah salah satu anime legendaris yang akrab dengan audiens yang kini mungkin sudah menjadi bapak-bapak. Di eranya, serial ini sangatlah populer dan punya banyak penggemar. Tak heran kalau studio berusaha melakukan reboot terhadap serial ini untuk menarik penggemar generasi baru dan mengajak penggemar lama bernostalgia.
Usaha itu dilakukan dengan mengadaptasi busur cerita Sanctuary lewat film Legend of Sanctuary. Sayang, film ini tidak menarik audiens dan jeblok di pasaran. Film ini hanya bertahan dalam waktu tiga pekan di bioskop. Padahal, animasinya lumayan bagus. Dengan biaya produksi USD25 juta, film ini hanya meraup USD17 juta.
Foto: SyFy
Redline kerap disebut sebagai salah satu film anime terbaik yang pernah hadir. Tapi, anime ini punya catatan penjualan yang buruk. Dengan anggaran awal sekitar USD30 juta, Redline hanya meraup keuntungan USD8,2 juta. Hasil ini membuat studio produksinya, Madhouse, nyaris bangkrut.
Kerugian akibat Redline itu membuat Madhouse mengalami krisis. Studio itu sempat dijual dan mendapatkan manajemen baru. Sayangnya, manajemen baru ini terlalu banyak mengambil proyek dan membuat para stafnya kerepotan. Padahal, mereka hanya digaji sedikit. Akibatnya, sejumlah veteran Madhouse memutuskan keluar. Mereka kemudian mendirikan studio baru, yaitu MAPPA, yang kini menjadi salah satu pemain utama di industri anime, dan Nut.
Foto: GamesRadar
Final Fantasy adalah franchise populer baik di anime dan video game. Tapi, salah satu adaptasi filmnya, The Spirits Within, menjadi salah satu anime paling rugi sepanjang sejarah. Sebagai salah satu film anime CGI fotorealistik pertama, banyak yang menjadi beban adaptasi Final Fantasy ini. Sayang, film anime video game termahal ini terbukti menjadi investasi buruk. Dari biaya produksi yang mencapai USD135 juta, film ini hanya meraup USD85 juta.
Bencana ini menyebabkan divisi sinematik Square, Square Pictures, ditutup. Divisi itu baru membuat satu film dn satu anime pendek untuk The Animatrix. Sutradara Hironobu Sakaguchi bahkan ditekan untuk mengundurkan diri untuk menyelamatkan muka, meskipun dia adalah kreator seluruh mega franchise Final Fantasy. Bahkan dengan sejumlah karya baru yang lebih hit, Square belum benar-benar pulih dari The Spirits Within.
Tapi, pujian itu tidak ada artinya karena film ini jeblok. Dengan biaya produksi sebesar USD30 juta, film itu hanya meraup USD24 juta. Sebagian besar pendapatan itu berasal dari luar Jepang karena film ini tidak laku di negara asalnya itu. Film itu dikritik karena plotnya yang kacau.
3. Saint Seiya: Legend of Sanctuary
Foto: IMDb
Saint Seiya adalah salah satu anime legendaris yang akrab dengan audiens yang kini mungkin sudah menjadi bapak-bapak. Di eranya, serial ini sangatlah populer dan punya banyak penggemar. Tak heran kalau studio berusaha melakukan reboot terhadap serial ini untuk menarik penggemar generasi baru dan mengajak penggemar lama bernostalgia.
Usaha itu dilakukan dengan mengadaptasi busur cerita Sanctuary lewat film Legend of Sanctuary. Sayang, film ini tidak menarik audiens dan jeblok di pasaran. Film ini hanya bertahan dalam waktu tiga pekan di bioskop. Padahal, animasinya lumayan bagus. Dengan biaya produksi USD25 juta, film ini hanya meraup USD17 juta.
2. Redline
Foto: SyFy
Redline kerap disebut sebagai salah satu film anime terbaik yang pernah hadir. Tapi, anime ini punya catatan penjualan yang buruk. Dengan anggaran awal sekitar USD30 juta, Redline hanya meraup keuntungan USD8,2 juta. Hasil ini membuat studio produksinya, Madhouse, nyaris bangkrut.
Kerugian akibat Redline itu membuat Madhouse mengalami krisis. Studio itu sempat dijual dan mendapatkan manajemen baru. Sayangnya, manajemen baru ini terlalu banyak mengambil proyek dan membuat para stafnya kerepotan. Padahal, mereka hanya digaji sedikit. Akibatnya, sejumlah veteran Madhouse memutuskan keluar. Mereka kemudian mendirikan studio baru, yaitu MAPPA, yang kini menjadi salah satu pemain utama di industri anime, dan Nut.
1. Final Fantasy: The Spirits Within
Foto: GamesRadar
Final Fantasy adalah franchise populer baik di anime dan video game. Tapi, salah satu adaptasi filmnya, The Spirits Within, menjadi salah satu anime paling rugi sepanjang sejarah. Sebagai salah satu film anime CGI fotorealistik pertama, banyak yang menjadi beban adaptasi Final Fantasy ini. Sayang, film anime video game termahal ini terbukti menjadi investasi buruk. Dari biaya produksi yang mencapai USD135 juta, film ini hanya meraup USD85 juta.
Bencana ini menyebabkan divisi sinematik Square, Square Pictures, ditutup. Divisi itu baru membuat satu film dn satu anime pendek untuk The Animatrix. Sutradara Hironobu Sakaguchi bahkan ditekan untuk mengundurkan diri untuk menyelamatkan muka, meskipun dia adalah kreator seluruh mega franchise Final Fantasy. Bahkan dengan sejumlah karya baru yang lebih hit, Square belum benar-benar pulih dari The Spirits Within.
(alv)