9 Anime Berbiaya Besar yang Gagal Meraup Keuntungan
loading...
A
A
A
Anime sering dibuat dengan biaya besar untuk memberikan tontonan yang enak di mata penonton. Animasi ciamik dengan cerita serta karakter yang menarik tentu akan membuat orang berbondong-bondong menontonnya. Mau itu dalam bentuk film atau serial anime di televisi.
Proses pembuatan animasinya yang panjang dan cermat membuat anime ini membutuhkan biaya yang tidak murah. Studio animasi tak jarang menggelontorkan dana hingga ratusan juta untuk membuat anime ini. Mereka pun sangat berharap kalau karya mereka akan dinikmati khalayak.
Sayang, tidak semua anime memenuhi harapan itu. Biaya produksi besar tidak selalu menjamin keberhasilan anime itu secara finansial. Sejumlah anime berbiaya besar dengan franchise yang tak kalah kondang justru jeblok di pasaran. Studio pembuatnya pun jadi rugi. Ada banyak faktor yang menyebabkan kegagalan itu. Apa saja anime berbiaya besar yang jeblok di pasaran? Mengutip CBR, berikut ulasannya!
Foto: Game Rant
Gundam adalah salah satu raksasa merchandising dan landmark budaya terkait anime. Tapi, di layar, Mobile Suit Gundam adalah serial jeblok ketika dimulai pada 1979. Serial anime asli Gundam sepanjang 52 episode terpaksa dipangkas menjadi 43 episode karena rating dan penerimaan yang rendah. Serial ini bahkan nyaris dibatalkan. Animasi jelek anime itu pun tidak membantu.
Agar pulih dari kerugian besar, Bandai mengamankan hak untuk membuat dan menjual model kit Gundam. Waktu itu, mereka tidak menyadari kalau itu pada akhirnya menyelamatkan franchise tersebut. Popularitas mainan itu luar biasa dan membantu Gundam menjadi abadi lewat penayangan ulang. Singkatnya, Gundam berutang budi pada mainannya.
Foto: My Shiny Toy Robots
Nichijou adalah anime komedi yang cukup populer. Serial ini menghadirkan animasi menarik serta jalan cerita yang sesekali bisa membuat bingung penontonnya. Namun, tetap saja dengan kehadiran para karakter uniknya akan membuatnya enak ditonton.
Tapi, di balik poplaritasnya itu, Nichijou sempat mengalami kegagalan besar pada 2011. Hanya diedarkan di Jepang, video-video Nichijou tidak laku dan nyaris membuat franchise ini mati. Meski diterima dengan baik oleh penggemar, Nichijou hanya menjual sekitar 900 DVD di pekan debutnya sehingga tidak bisa balik modal. Hingga saat ini, Nichijou adalah salah satu anime paling rugi bagi Kyoto Animation.
Foto: IMDb
Steamboy adalah salah satu anime dengan animasi yang paling enak ditonton. Film ini juga memecahkan rekor dalam hal biaya produksi, waktu produksi hingga jumlah gambar. Tapi, dengan anggaran sekitar USD26 juta, Steamboy tidak mampu balik modal. Film itu hanya meraup USD18 juta.
Hype dan pujian kritikus, hingga animasi yang cantik dan disutradarai Katushiro Otomo, Steamboy tidak mampu menarik penonton. Film itu dilupakan hampir oleh semua orang, kecuali maniak anime. Film itu saat ini diingat atas demo animasinya yang keren ketimbang filmnya.
Foto: IMDb
Pada tahun 1990-an, studio film Nikkatsu mengeluarkan lebih dari USD5 juta untuk mewujudkan rencana ambisiusnya terhadap Gundress. Mereka ingin mengubah anime cyberpunk itu menjadi sebuah franchise multimedia besar. Untuk mewujudkannya, mereka mempercayakannya kepada tim animasi ORCA serta kreator Ghost in the Sell, yaitu Masamune Shirow.
Sayangnya, semua tak berjalan sesuai harapan. Gundress harus hancur akibat banyaknya kesalahan dalam produksinya, termasuk di antaranya adalah kurangnya pengalaman dalam tim produksi. Gundress tampil begitu buruk sampai para kreatornya meninggalkan dunia anime sejak itu. Tim animasi ORCA pun tidak pernah terdengar lagi kabarnya. Sementara Nikkatsu memilih kembali ke sektor live-action.
Foto: The Washington Post
The Tale of the Princess Kaguya adalah salah satu film anime paling underrated dari Studio Ghibli. Proyek ini merupakan karya terakhir yang disutradarai oleh Isao Takahata sebelum kematiannya pada 2018. Dari seni dan animasinya, film ini terlihat berbeda dengan kebanyakan film Ghibli yang dibesut Hayao Miyazaki.
Film ini mendapatkan banyak pujian dari kritikus. Tapi, itu tidak sebanding dengan pendapat audiens. Film itu memakan biaya produksi yang sangat besar dengan durasi sekitar 2 jam. Tapi, The Tale of the Princess Kaguya gagal menarik minat penonton. Film itu hanya menghasilkan sekitar USD27 juta setelah dirilis.
Foto: Variety
Proses pembuatan animasinya yang panjang dan cermat membuat anime ini membutuhkan biaya yang tidak murah. Studio animasi tak jarang menggelontorkan dana hingga ratusan juta untuk membuat anime ini. Mereka pun sangat berharap kalau karya mereka akan dinikmati khalayak.
Sayang, tidak semua anime memenuhi harapan itu. Biaya produksi besar tidak selalu menjamin keberhasilan anime itu secara finansial. Sejumlah anime berbiaya besar dengan franchise yang tak kalah kondang justru jeblok di pasaran. Studio pembuatnya pun jadi rugi. Ada banyak faktor yang menyebabkan kegagalan itu. Apa saja anime berbiaya besar yang jeblok di pasaran? Mengutip CBR, berikut ulasannya!
9. Mobile Suit Gundam
Foto: Game Rant
Gundam adalah salah satu raksasa merchandising dan landmark budaya terkait anime. Tapi, di layar, Mobile Suit Gundam adalah serial jeblok ketika dimulai pada 1979. Serial anime asli Gundam sepanjang 52 episode terpaksa dipangkas menjadi 43 episode karena rating dan penerimaan yang rendah. Serial ini bahkan nyaris dibatalkan. Animasi jelek anime itu pun tidak membantu.
Agar pulih dari kerugian besar, Bandai mengamankan hak untuk membuat dan menjual model kit Gundam. Waktu itu, mereka tidak menyadari kalau itu pada akhirnya menyelamatkan franchise tersebut. Popularitas mainan itu luar biasa dan membantu Gundam menjadi abadi lewat penayangan ulang. Singkatnya, Gundam berutang budi pada mainannya.
8. Nichijou
Foto: My Shiny Toy Robots
Nichijou adalah anime komedi yang cukup populer. Serial ini menghadirkan animasi menarik serta jalan cerita yang sesekali bisa membuat bingung penontonnya. Namun, tetap saja dengan kehadiran para karakter uniknya akan membuatnya enak ditonton.
Tapi, di balik poplaritasnya itu, Nichijou sempat mengalami kegagalan besar pada 2011. Hanya diedarkan di Jepang, video-video Nichijou tidak laku dan nyaris membuat franchise ini mati. Meski diterima dengan baik oleh penggemar, Nichijou hanya menjual sekitar 900 DVD di pekan debutnya sehingga tidak bisa balik modal. Hingga saat ini, Nichijou adalah salah satu anime paling rugi bagi Kyoto Animation.
7. Steamboy
Foto: IMDb
Steamboy adalah salah satu anime dengan animasi yang paling enak ditonton. Film ini juga memecahkan rekor dalam hal biaya produksi, waktu produksi hingga jumlah gambar. Tapi, dengan anggaran sekitar USD26 juta, Steamboy tidak mampu balik modal. Film itu hanya meraup USD18 juta.
Hype dan pujian kritikus, hingga animasi yang cantik dan disutradarai Katushiro Otomo, Steamboy tidak mampu menarik penonton. Film itu dilupakan hampir oleh semua orang, kecuali maniak anime. Film itu saat ini diingat atas demo animasinya yang keren ketimbang filmnya.
6. Gundress
Foto: IMDb
Pada tahun 1990-an, studio film Nikkatsu mengeluarkan lebih dari USD5 juta untuk mewujudkan rencana ambisiusnya terhadap Gundress. Mereka ingin mengubah anime cyberpunk itu menjadi sebuah franchise multimedia besar. Untuk mewujudkannya, mereka mempercayakannya kepada tim animasi ORCA serta kreator Ghost in the Sell, yaitu Masamune Shirow.
Sayangnya, semua tak berjalan sesuai harapan. Gundress harus hancur akibat banyaknya kesalahan dalam produksinya, termasuk di antaranya adalah kurangnya pengalaman dalam tim produksi. Gundress tampil begitu buruk sampai para kreatornya meninggalkan dunia anime sejak itu. Tim animasi ORCA pun tidak pernah terdengar lagi kabarnya. Sementara Nikkatsu memilih kembali ke sektor live-action.
5. The Tale of the Princess Kaguya
Foto: The Washington Post
The Tale of the Princess Kaguya adalah salah satu film anime paling underrated dari Studio Ghibli. Proyek ini merupakan karya terakhir yang disutradarai oleh Isao Takahata sebelum kematiannya pada 2018. Dari seni dan animasinya, film ini terlihat berbeda dengan kebanyakan film Ghibli yang dibesut Hayao Miyazaki.
Film ini mendapatkan banyak pujian dari kritikus. Tapi, itu tidak sebanding dengan pendapat audiens. Film itu memakan biaya produksi yang sangat besar dengan durasi sekitar 2 jam. Tapi, The Tale of the Princess Kaguya gagal menarik minat penonton. Film itu hanya menghasilkan sekitar USD27 juta setelah dirilis.
4. Space Pirate Captain Harlock
Foto: Variety