10 Karakter Anime Cerdas Ini Malasnya Minta Ampun!
loading...
A
A
A
Houtarou Oreki adalah anak SMA yang sangat percaya pada penghematan energi. Dia hanya melakukan hal-hal ketika memang benar-benar diperlukan, makanya dia terlihat malas dan mungkin tidak kompeten. Padahal, Houtarou cerdas dalam deduksi ketika menyelesaikan misteri di Hyouka.
Houtarou yang terlihat malas dan biasa-biasa ini sangatlah cerdas. Dia memberikan lebih dari yang dia tawarkan setelah bergabung dengan klub klasik. Rahasia dan misteri mulai terkuak bagi Houtarou dan anggota klub itu ketika mereka menemukan misteri 45 tahun ruangan klub tersebut.
Foto: Anime Corner
Kiyotaka Ayanokouji dari Classroom of the Elite terlihat seperti cowok rata-rata yang tidak menonjol. Itulah yang dia inginkan. Dia selalu terlihat bosan dan pemalas karenanya. Tapi, sebenarnya, dia punya sejumlah rahasia.
Kiyotaka sebenarnya sangat cerdas dan kemampuannya mengejutkan, kalau melihat kesan awal. Di SMA Koudo Ikusei, para siswa diperingkatkan dan didiskriminasi berdasarkan nilai mereka. Ketika para siswa ranking bawah menyadari intensitas diskriminasi itu, pandangan utopia atas sekolah itu pun menghilang.
Foto: Black Shirts
Jenderal lain dengan kecerdasan tinggi dan sangat strategis di anime adalah Lucifer, Jenderal-nya Setan. Setelah datang ke dunia manusia untuk berusaha membunuh Setan—alias Sadao Maou, dia dikalahkan Sadao. Kini, dia hidup bersama Sadao dan jendera lain, Alciel alias Shirou Ashiya, di apartemen mereka.
Di The Devil is a Part-Timer!, Lucifer yang sekarang memakai nama Hanzo Urushihara, sangatlah pemalas. Kegiatannya sehari-hari, hanyalah tidur, bermain video game, dan browsing internet. Ini membuat Shirou sangat kesal. Tapi, Hanzo tetap berguna. Ketrampilannya berkali-kali membantu tim itu. Dia mahir dengan teknologi hingga ke titik di mana dia memamerkan keterampilan peretasan yang dia kembangkan sendiri.
Foto: SportsKeeda
Shikmaru Nara bukan orang biasa. Dia adalah ahli strategis yang jenius hingga dia menciptakan cara terbaik untuk menghabiskan sedikit energi sampai ke titik bagaimana dia menghabiskan sesedikit energi saat bertarung. Yang menarik, Shikamaru bekerja sekeras orang lain. Tapi, dia tidak pernah mendorong lebih dari yang seharusnya. Ini membuktikan betapa cerdasnya dia.
Di sepanjang Naruto, Shikamaru mencoba yang terbaik untuk tidak melakukan terlalu banyak usaha pada apa pun. Dia selalu punya niat untuk hidup tanpa usaha atau kerumitan kewajiban dan tugas. Tapi, meski dia pemalas, Shikamaru punya keunggulan pokok atas lawan-lawannya karena keterampilannya.
Foto: AminoApps
Karma Akabane dari Assassination Classroom tidak pernah melakukan usaha pada apa pun. Tapi, itu sama sekali tidak mempengaruhi penampilannya. Dia melampaui ekspektasi baik dalam akademis dan pembunuhan. Karma ditempatkan di kelas 3-E, kelas dengan ranking terendah di SMP Kunugigaoka. Ini bukan karena nilainya, tapi karena kecenderungannya menjadi berandalan.
Dia secara naluriah memperlihatkan keterampilan membunuhnya. Di ujian akhir, Karma akhirnya memperlihatkan kecerdasan akademisnya. Karma mendekati tengah semester dengan arogan dan malas-malasan. Makanya, peringkatnya terjun bebas dari 4 ke 13. Tapi, ketika ujian akhir tiba, Karma menebus dirinya dengan mencuri tempat pertama dari siswa top yang membuktikan kalau dia cerdas. Setidaknya, ketika dia memilih untuk memamerkannya.
Houtarou yang terlihat malas dan biasa-biasa ini sangatlah cerdas. Dia memberikan lebih dari yang dia tawarkan setelah bergabung dengan klub klasik. Rahasia dan misteri mulai terkuak bagi Houtarou dan anggota klub itu ketika mereka menemukan misteri 45 tahun ruangan klub tersebut.
4. Kiyotaka Ayanokouji — Classroom of the Elite
Foto: Anime Corner
Kiyotaka Ayanokouji dari Classroom of the Elite terlihat seperti cowok rata-rata yang tidak menonjol. Itulah yang dia inginkan. Dia selalu terlihat bosan dan pemalas karenanya. Tapi, sebenarnya, dia punya sejumlah rahasia.
Kiyotaka sebenarnya sangat cerdas dan kemampuannya mengejutkan, kalau melihat kesan awal. Di SMA Koudo Ikusei, para siswa diperingkatkan dan didiskriminasi berdasarkan nilai mereka. Ketika para siswa ranking bawah menyadari intensitas diskriminasi itu, pandangan utopia atas sekolah itu pun menghilang.
3. Hanzo Urushihara — The Devil is a Part-Timer!
Foto: Black Shirts
Jenderal lain dengan kecerdasan tinggi dan sangat strategis di anime adalah Lucifer, Jenderal-nya Setan. Setelah datang ke dunia manusia untuk berusaha membunuh Setan—alias Sadao Maou, dia dikalahkan Sadao. Kini, dia hidup bersama Sadao dan jendera lain, Alciel alias Shirou Ashiya, di apartemen mereka.
Di The Devil is a Part-Timer!, Lucifer yang sekarang memakai nama Hanzo Urushihara, sangatlah pemalas. Kegiatannya sehari-hari, hanyalah tidur, bermain video game, dan browsing internet. Ini membuat Shirou sangat kesal. Tapi, Hanzo tetap berguna. Ketrampilannya berkali-kali membantu tim itu. Dia mahir dengan teknologi hingga ke titik di mana dia memamerkan keterampilan peretasan yang dia kembangkan sendiri.
2. Shikamaru Nara — Naruto
Foto: SportsKeeda
Shikmaru Nara bukan orang biasa. Dia adalah ahli strategis yang jenius hingga dia menciptakan cara terbaik untuk menghabiskan sedikit energi sampai ke titik bagaimana dia menghabiskan sesedikit energi saat bertarung. Yang menarik, Shikamaru bekerja sekeras orang lain. Tapi, dia tidak pernah mendorong lebih dari yang seharusnya. Ini membuktikan betapa cerdasnya dia.
Di sepanjang Naruto, Shikamaru mencoba yang terbaik untuk tidak melakukan terlalu banyak usaha pada apa pun. Dia selalu punya niat untuk hidup tanpa usaha atau kerumitan kewajiban dan tugas. Tapi, meski dia pemalas, Shikamaru punya keunggulan pokok atas lawan-lawannya karena keterampilannya.
1. Karma Akabane — Assassination Classroom
Foto: AminoApps
Karma Akabane dari Assassination Classroom tidak pernah melakukan usaha pada apa pun. Tapi, itu sama sekali tidak mempengaruhi penampilannya. Dia melampaui ekspektasi baik dalam akademis dan pembunuhan. Karma ditempatkan di kelas 3-E, kelas dengan ranking terendah di SMP Kunugigaoka. Ini bukan karena nilainya, tapi karena kecenderungannya menjadi berandalan.
Dia secara naluriah memperlihatkan keterampilan membunuhnya. Di ujian akhir, Karma akhirnya memperlihatkan kecerdasan akademisnya. Karma mendekati tengah semester dengan arogan dan malas-malasan. Makanya, peringkatnya terjun bebas dari 4 ke 13. Tapi, ketika ujian akhir tiba, Karma menebus dirinya dengan mencuri tempat pertama dari siswa top yang membuktikan kalau dia cerdas. Setidaknya, ketika dia memilih untuk memamerkannya.
(alv)