Kunci Utama Ratakan Pemakaian QRIS: Kedekatan dengan Masyarakat

Rabu, 23 November 2022 - 21:10 WIB
loading...
Kunci Utama Ratakan Pemakaian QRIS: Kedekatan dengan Masyarakat
QRIS jadi alat bertransaksi digital yang praktis dan aman untuk digunakan sehari-hari. Foto/QRIS
A A A
BALI - Digitalisasi tumbuh secara pesat. Namun, apakah perkembangan ini hanya dirasakan oleh mereka yang berada di daerah perkotaan saja?

Singaraja, satu kabupaten di Bali yang masih terdampak pada ketertinggalan digitalisasi. Meski terus melakukan penyesuaian dalam berbagai sektor, khususnya pada sektor ekonomi, Singaraja belum dapat memeratakan digitalisasi ekonomi pada beberapa daerah terpencil.

Lantas, bagaimana cara Bank Indonesia dalam memeratakan digitalisasi ekonomi ini, khususnya dengan kebijakan dan inovasi QRIS yang telah berjalan?

Bank Indonesia sebagai salah satu lembaga independen terus bergerak memajukan perekonomian dengan adaptasi secara digital. Peluncuran QRIS yang telah dilakukan pada 17 Agustus 2019 menjadi salah satu inovasi Bank Indonesia dalam melakukan transformasi ekonomi digital di Indonesia.

Hingga Agustus 2022, jumlah pengguna QRIS di Bali telah mencapai sebanyak 436.168 pengguna. Beragam cara dan mekanisme yang dilakukan Bank Indonesia terus meningkatkan laju penggunaan QRIS. Kerja sama dengan pemerintah daerah menjadi salah satu pendekatan yang dilakukan.

Komitmen Bank Indonesia dalam menggencarkan penggunaan QRIS tidak hanya terlihat pada daerah-daerah yang maju, tapi juga pada daerah yang tertinggal. Hal ini sebagai upaya Bank Indonesia dalam melakukan pemerataan ekonomi digital, khususnya terkait QRIS.

Hal ini terlihat pada sosialisasi yang telah dilakukan pada Mei lalu di Universitas Pendidikan Ganesha, Buleleng. Melibatkan generasi muda, dalam hal ini merupakan para mahasiswa, menjadi cara yang efektif dan efisien. Terlebih generasi muda menjadi generasi yang saat ini paling dekat dengan modernisasi dan digital.

Meskipun memiliki berbagai keunggulan, Deputi Direktur Bank Indonesia Provinsi Bali Donny Heatubun dalam Sosialisasi QRIS di Undiksha (12/5) menyebutkan bahwa penerapan sistem dengan QRIS masih belum dijadikan sebagai sebuah rutinitas atau kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.

Secara lebih lanjut, Donny mengatakan bahwa masyarakat masih merasa kurang jika belum menyentuh uang secara langsung. Inilah alasan pengadaan sosialisasi dengan melibatkan generasi muda menjadi hal yang tepat sasaran dengan harapan dapat mengubahperilaku dalam bertransaksi sehari-hari.

Inovasi QRIS ini juga didukung oleh Pemerintah Kabupaten Buleleng. Pemerintah Buleleng resmi mengeluarkan pembayaran retribusi parkir dengan sistem aplikasi QRIS pada 10 Mei 2022 lalu.

Sekretaris Badan Pengelolaan Keuangan Pendapatan Daerah (BPKPD) Kab Buleleng Ni Made Susi Adnyani, dalam kegiatan launching tersebut menilai bahwa cara ini dapat memiliki potensi yang tinggi. Terlebih dengan keseharian masyarakat yang juga hampir sebagian besar menggunakan motor untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Dalam hal ini, Pemerintah Kabupaten Buleleng menjadikan kedekatan pada masyarakat sebagai salah satu cara dalam memperkenalkan inovasi dari Bank Indonesia ini.

Penerapan pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah dalam inovasi QRIS ini menjadi hal yang penting agar dapat dilakukan secara tepat sasaran. Berfokus pada unsur kedekatan dapat menjadi salah satu solusi dalam mengubah kebiasaan masyarakat dari konvensional menjadi digital.

Tentunya sinergi antara pemerintah dan para pemangku kepentingan yang lain dapat mewujudkan penggunaan QRIS secara lebih cepat. Perjuangan dalam memperluas penggunaan QRIS tentu akan terus berjalan. Dengan melibatkan masyarakat secara langsung, keyakinan akan QRIS dalam menjadi bagian dari masyarakat segera dapat terwujud secara merata.

GenBI Bali
Cantika Triadnyani
Universitas Udayana
(ita)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1078 seconds (0.1#10.140)