Suka Ghosting, Apakah Kamu Termasuk Kaum Lithromantic?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dalam dunia percintaan , perilaku ghosting atau menghilang tanpa kabar merupakan cara paling mudah untuk menghindari seseorang. Namun, rupanya perilaku ini dapat menjadi ciri lithromantic.
Apa itu lithromantic?
Lithromantic merupakan orientasi romantisme saat seseorang tidak ingin perasaan cintanya terbalas. Seseorang yang mengalami lithromantic lebih senang membangun perasaannya sendiri dan terdorong untuk mengejar cinta dari orang yang tidak mengenalnya. Mereka merasa tidak nyaman ketika perasaan itu diketahui atau bahkan terbalas.
Lithromantic termasuk ke dalam spektrum aromantic, yaitu saat seseorang tidak tertarik dengan hubungan romatis. Seorang lithromantic cenderung tertarik kepada hal-hal romantis dan tidak jarang membayangkan sikap-sikap romantis yang akan mereka lakukan terhadap lawan jenis.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Anime Komedi yang Dijamin Bikin Ngakak
Namun, hal-hal tersebut hanya ada di dalam pikirannya. Mereka akan merasa risih dan enggan untuk merealisasikan hal itu ke dalam kehidupan nyata.
Foto:Jasmine Carter/Pexels
Orang yang mengidap lithromantic akan merasa tertantang untuk mendekati orang yang tidak menyukainya. Perasaan itu semakin lama akan semakin memudar jika orang tersebut merespons. Mereka tidak suka hubungannya berlanjut lebih jauh dan menyukai hubungan yang tidak pasti. Hingga saat ini, referensi dari orientasi romantisme ini belum banyak ditemukan.
Lantas, apa hubungannya lithromantic dengan ghosting ?
Mengutip jawaban dr. Fajar Dwi Cahyo dari Alodokter, lithromantic membuat seseorang sulit untuk membangun komitmen dalam sebuah hubungan. Kondisi ini dapat menjadi pemicu dari perilaku ghosting yang populer di kalangan anak muda.
Begitu perasaannya terbalas, mereka akan merasa tidak yakin dan sulit menerima cinta. Saat itulah mereka akan mencari cara untuk menghindar. Salah satunya adalah dengan ghosting.
Baca Juga: Pasangan Artis Korea yang Hubungannya Langgeng, Kisahnya Mengharukan!
Dengan cara itu, mereka tidak perlu memberikan alasan mereka menjauh dan tidak perlu berurusan dengan perasaan korban.
Akan tetapi, perilaku tersebut tentu dapat menyebabkan trauma dan rasa sakit bagi para korban. Ketidakpastian yang diciptakan pelaku membuat korban merasa bingung dan tidak berdaya.
Mirsya Anandari Utami
Kontributor GenSINDO
Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta
Instagram: @anandamirsya
Apa itu lithromantic?
Lithromantic merupakan orientasi romantisme saat seseorang tidak ingin perasaan cintanya terbalas. Seseorang yang mengalami lithromantic lebih senang membangun perasaannya sendiri dan terdorong untuk mengejar cinta dari orang yang tidak mengenalnya. Mereka merasa tidak nyaman ketika perasaan itu diketahui atau bahkan terbalas.
Lithromantic termasuk ke dalam spektrum aromantic, yaitu saat seseorang tidak tertarik dengan hubungan romatis. Seorang lithromantic cenderung tertarik kepada hal-hal romantis dan tidak jarang membayangkan sikap-sikap romantis yang akan mereka lakukan terhadap lawan jenis.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Anime Komedi yang Dijamin Bikin Ngakak
Namun, hal-hal tersebut hanya ada di dalam pikirannya. Mereka akan merasa risih dan enggan untuk merealisasikan hal itu ke dalam kehidupan nyata.
Foto:Jasmine Carter/Pexels
Orang yang mengidap lithromantic akan merasa tertantang untuk mendekati orang yang tidak menyukainya. Perasaan itu semakin lama akan semakin memudar jika orang tersebut merespons. Mereka tidak suka hubungannya berlanjut lebih jauh dan menyukai hubungan yang tidak pasti. Hingga saat ini, referensi dari orientasi romantisme ini belum banyak ditemukan.
Lantas, apa hubungannya lithromantic dengan ghosting ?
Mengutip jawaban dr. Fajar Dwi Cahyo dari Alodokter, lithromantic membuat seseorang sulit untuk membangun komitmen dalam sebuah hubungan. Kondisi ini dapat menjadi pemicu dari perilaku ghosting yang populer di kalangan anak muda.
Begitu perasaannya terbalas, mereka akan merasa tidak yakin dan sulit menerima cinta. Saat itulah mereka akan mencari cara untuk menghindar. Salah satunya adalah dengan ghosting.
Baca Juga: Pasangan Artis Korea yang Hubungannya Langgeng, Kisahnya Mengharukan!
Dengan cara itu, mereka tidak perlu memberikan alasan mereka menjauh dan tidak perlu berurusan dengan perasaan korban.
Akan tetapi, perilaku tersebut tentu dapat menyebabkan trauma dan rasa sakit bagi para korban. Ketidakpastian yang diciptakan pelaku membuat korban merasa bingung dan tidak berdaya.
Mirsya Anandari Utami
Kontributor GenSINDO
Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta
Instagram: @anandamirsya
(ita)