Suka Mimpi? Ini Alasan-alasan di Balik Kebiasaan Tersebut
loading...
A
A
A
Dengan kata lain, mimpi kita seperti screen saver yang diaktifkan oleh otak sehingga otak kita gak sepenuhnya non-aktif saat kita tidur.
5. KITA BERMIMPI UNTUK LATIHAN
Foto: Freepik
Mimpi tentang situasi berbahaya atau mengancam sangatlah wajar. Menurut Teori Latihan Insting Primitif, muatan dari sebuah mimpi penting dilihat dari tujuannya. Misalnya mimpi dikejar beruang keliling hutan atau berduel dengan ninja di gang yang gelap.
Mimpi-mimpi seperti ini melatih insting primitif (lawan atau lari aja?) kita dan bikin otak kita tetap terasah kalau sekiranya nanti diperlukan. Kita juga bisa bermimpi sesuatu yang membahagiakan untuk ‘latihan’.
6. KITA BERMIMPI UNTUK PULIH
Foto: Freepik
Aktivitas Neurotransmitter Stres berkurang selama tahap tidur REM, bahkan saat bermimpi pengalaman yang traumatis. Periset berteori bahwa salah satu tujuan mimpi adalah mengurangi beban pengalaman menyakitkan, supaya kita bisa menyembuhkan luka psikologis.
Melihat pengalaman traumatis dengan tingkat stres lebih rendah bikin kita bisa memahami dan meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih baik dan lebih sehat. Penderita Mood Disorder dan PTSD seringkali susah tidur, dan ilmuwan yakin bahwa kurangnya bermimpi bisa menjadi faktor penyebab gangguan tersebut.
7. KITA BERMIMPI UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH
Foto: Freepik
Dalam mimpi, kita bisa membuat beragam skenario dan mencari solusi yang gak kita tahu kalau kita sadar. John Steinbeik menyebutkan hal ini sebagai “committee of sleep" atau komite tidur. Itulah terkadang masalah bisa diselesaikan dengan tidur.
Teori-teori di atas cuma sebagian kecil dari teori mimpi. Perkembangan teknologi memungkinkan kita memahami otak.
Jadi bukan gak mungkin suatu hari nanti kita benar-benar bisa tahu alasan kita bermimpi.
Poppy Fadhilah
Kontributor GenSINDO
Politeknik Negeri Jakarta
Instagram: @poppyfad
Lihat Juga: Mengenal Post-concert Depression, Perasaan Hampa yang Muncul usai Nonton Konser dan Cara Mengatasinya
5. KITA BERMIMPI UNTUK LATIHAN
Foto: Freepik
Mimpi tentang situasi berbahaya atau mengancam sangatlah wajar. Menurut Teori Latihan Insting Primitif, muatan dari sebuah mimpi penting dilihat dari tujuannya. Misalnya mimpi dikejar beruang keliling hutan atau berduel dengan ninja di gang yang gelap.
Mimpi-mimpi seperti ini melatih insting primitif (lawan atau lari aja?) kita dan bikin otak kita tetap terasah kalau sekiranya nanti diperlukan. Kita juga bisa bermimpi sesuatu yang membahagiakan untuk ‘latihan’.
6. KITA BERMIMPI UNTUK PULIH
Foto: Freepik
Aktivitas Neurotransmitter Stres berkurang selama tahap tidur REM, bahkan saat bermimpi pengalaman yang traumatis. Periset berteori bahwa salah satu tujuan mimpi adalah mengurangi beban pengalaman menyakitkan, supaya kita bisa menyembuhkan luka psikologis.
Melihat pengalaman traumatis dengan tingkat stres lebih rendah bikin kita bisa memahami dan meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih baik dan lebih sehat. Penderita Mood Disorder dan PTSD seringkali susah tidur, dan ilmuwan yakin bahwa kurangnya bermimpi bisa menjadi faktor penyebab gangguan tersebut.
7. KITA BERMIMPI UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH
Foto: Freepik
Dalam mimpi, kita bisa membuat beragam skenario dan mencari solusi yang gak kita tahu kalau kita sadar. John Steinbeik menyebutkan hal ini sebagai “committee of sleep" atau komite tidur. Itulah terkadang masalah bisa diselesaikan dengan tidur.
Teori-teori di atas cuma sebagian kecil dari teori mimpi. Perkembangan teknologi memungkinkan kita memahami otak.
Jadi bukan gak mungkin suatu hari nanti kita benar-benar bisa tahu alasan kita bermimpi.
Poppy Fadhilah
Kontributor GenSINDO
Politeknik Negeri Jakarta
Instagram: @poppyfad
Lihat Juga: Mengenal Post-concert Depression, Perasaan Hampa yang Muncul usai Nonton Konser dan Cara Mengatasinya
(it)